Siapakah engkau wahai corona
Organisme kecil yang robohkan digdaya
Makhluk tak kasat mata, kalutkan seribu bangsa
Bergerak senyap, cemaskan penjuru dunia
Hancurkan mimpi jutaan manusia
Siapakah engkau wahai corona
Kloni yang dulu dipandang sebelah mata
Kini kacaukan tatanan negara
Merusak angan ribuan keluarga
Ciutkan nyali barisan tentara
Kecutkan hati para punggawa
Hingga rubuhnya pengaruh raja raja
Siapakah engkau wahai corona,
Seonggok tahta tak buat kau sirna
Tak ada arti tumpukan dan gelimang harta
Kilaunya emas tak lagi banyak bicara
Bahkan kuasa tak berarti apa apa
Siapakah engkau wahai corona
Tak berkutik semua adidaya
Bahkan cendekia kehabisan cara
Bahkan tabib dan ahli kehilangan asa
Kecerdasan manusia tak lagi bersuara
kecanggihan teknologi tak ada gunanya
Siapakah engkau wahai corona,
Memangsa buas tanpa pandang siapa
Dari kaum mlarat hingga orang berada
Dari narapidana hingga kaum ulama
Dari golongan bangsawan sampai rakyat jelata
Baik orang kota ataupun orang desa
Dari orang rendah hingga kaum ternama
Dari bocah kecil hingga kalangan tetua
Siapakah engkau wahai corona
Tak mengenal tingginya kasta
Seolah kau lumat tanpa kira
Tak pandang bulu berlaku sama
Semua tunduk dalam penyakit nista
Siapakah engkau wahai corona,
Kini mengancam bagaikan amukan singa
Kian mengganas bagaikan laparnya serigala
Bergerak cepat menyergap berlipat berganda
Mencari sela bagi yang terlena
Siapakah engkau corona
Lenyapkan kesombongan dan serakah manusia
Yang besar kepala bisa terbangkan mesin di cakrawala
Yang sesumbar bisa ciptakan segalanya
Yang katanya bahagia asalkan kaya raya
Yang ciptakan nuklir untuk hancurkan sesama
Bahkan menggertak bisa membeli alam semesta
Siapakah engkau wahai corona
Sadarkan manusia mahluk tak berdaya
Bahkan berlian tak mampu mengganti nyawa
Pongah jumawa semuanya tak berguna
Ingatkan insan kepada Sang Pencipta
Dia-lah Maha Besar dan Maha Berkuasa
Pemilik Alpha dan Omega
Christof Nata – 17/07/2021
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Susah Payah Mati di Malam Hari Susah Payah Hidup di Siang Hari, Tolak Romantisasi Hujan dan Senja
-
Ulasan Buku Menjala Kunang-Kunang, Rayakan Patah Hati Lewat Sebuah Puisi
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
-
Imabsi Gelar Kelas Karya Batrasia ke-6, Bahas Repetisi dalam Puisi
Sastra
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans