Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Dream
Ilustrasi pagi. (Pexels)

Sinar surya menembus  kaca jendela

Bayangan kisi di dinding menjadi pola

Hangat namun gatal pada pemalut

Menarik rapat bibir yang cemberut

Memukul tanda waktu tanpa sabar

Nekat cepat merapatkan gebar

Makin enggan bangkit dari pembaringan

Dimana diri dimanjakan oleh khayalan

Namun sudut hati tertusuk duri-duri keras

Sakit perih oleh urusan yang membuat cemas

Nikmat selimut tak membuat pikiran bebas

Terbelit terikat terjebak tak bisa lepas

Memaksa diri bangkit berdiri

Tertatih kaki melangkah pergi

Menimba tirta dari perigi

Untuk bersiram bersihkan diri

Dingin mengguyur sekujur kulit

Terlampaui sudah satu upaya sulit

Berdamai dengan satu sisi yang sakit

Dan rintihan telah berhenti menjerit

Dengan napas lega terhembus

Apapun yang datang akan kau tembus

Tak lagi takut akan terjerumus

Sebab semua simpul telah kau putus

Bersalin sandang berganti rupa

Mungkin sama orang yang akan kau jumpa

Mungkin kesulitan masih bercokol di sana

Saat ini dirimu telah berubah persona

Metamorfosa menyingkap dirimu yang baru

Membuka pandangan seluas langit biru

Kesempatan datang bukan hanya karena diburu

Tetapi hadir dalam berbagai bentuk menyaru

Ada kala batu kesukaran hadir menumbuk

Beruntun menjadi penghalang yang bertumpuk

Itu bukan untuk membuatmu sibuk

Tetapi karena itu kekuatan diri terbentuk

Tegak kepala walau ada lelah

Tegar langkah walau kadang kalah

Tak mengapa memilih jalan belok arah

Selama tujuan tidak berubah

Borneo, Juli 2021

Dream