Cinta,
Cinta itu seperti air hujan:
Yang turun mengguyur taman-taman kesepian.
Karenanya, bunga-bunga di taman jiwa tumbuh dan mekar,
Dan karenanya, tanaman-tanaman pun terhindar dari layu sukar.
Karena cinta,
Cinta juga yang mengusir debu dari air mata:
Yang kerap kali membuatmu kelilipan dan kesepian.
Engkau mungkin tak mempercayainya hari ini, karena kau masih dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dan mencintaimu:
Namun ketika kau tak lagi bersama cinta dan tawa mereka, engkau mungkin masih bisa merasakan hangatnya cinta dan tawanya;
Tetapi tetap saja, tak ada orang yang bisa lari dari yang namanya sepi sendiri.
Maka dari itu, kau selalu membutuhkan seseorang yang sanggup memberikan cinta sejati dan selalu setia menemani.
Cinta...
Cinta juga ibaratkan mentari:
Yang menyinari kesusahan hati.
Mentari memang kian datang dan pergi,
Namun sinarnya masih selalu dinanti:
Sebagai simbol kemunculan pagi.
Mentari pula yang memancarkan terik siang,
Karena itulah engkau mencari perlindungan kasih sayang.
Mentari juga bisa terbenam di sore hari, dan hilang berganti malam;
Tetapi jangan khawatir, sinar dan cahayanya masih hangat dirasakan; menyelimuti mimpi yang masih kau perjuangkan.
Cinta pun seperti angin yang berhembus dengan tulus:
Membelai mu dengan tulus dan penuh pengharapan.
Wujudnya menang tak bisa kau raba dengan indra penglihatan,
Namun kehadirannya,
Amat bisa kau rasakan.
Cinta memang selalu seperti itu—seperti angin yang tak terlihat.
Kadangkala diwaktu sepi, kau selalu ingin bisa menyentuh lembut kedua tangan kekasihmu:
Meskipun kau tahu, kau takkan pernah bisa menyentuh kedua tangannya;
Atau seperti kau selalu ingin melihat manis bibir kekasihmu yang penuh pesona, dan berharap ia ada di depanmu sekarang juga.
Cinta memang selalu seperti itu—seperti angin yang tak terlihat;
Mungkin karenanya engkau tak lagi peduli dengan semua yang nampak,
Dan kau semakin percaya kepada apa yang orang lain anggap sia-sia.
Begitulah kiranya tentang cinta;
Aku mungkin bisa keliru dan aku pun mungkin bisa benar.
Tetapi mustahil apabila aku berdusta tentang cinta:
Karena cinta terlalu agung bila ku nistakan; apalagi hanya karena suatu kesalahan dan kebenaran yang masih dipertanyakan.
Aku berharap,
Waktu akan menunjukkan kepada kita arti sejatinya kemurnian daripada cinta:
Kalaupun waktu gagal menunjukannya,
Jangan biarkan cinta pada jiwa kita menjadi keruh;
Hanya karena adanya setetes luka masa lalu.
Bogor, 23 Agustus 2021.
Baca Juga
-
Mari Kembangkan Diri Bersama Buku Bertajuk 7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif
-
Ulasan Tuan Besar Gatsby Karya F. Scott Fitzgerald, Salah Satu Novel Terhebat dalam Sastra Dunia!
-
Misi Evakuasi Para Tentara Inggris pada Perang Dunia II dalam Film Dunkirk
-
Ulasan Film The Pursuit of Happyness: Perjuangan Seorang Ayah Meraih Kesuksesan
-
Ulasan Film Fury: Pertempuran Sengit Melawan Satu Batalion Tentara Jerman
Artikel Terkait
-
Rakor Persiapan Haji 2025, Sinergi Hingga Kebijakan Baru Saudi Dibahas di KUH Jeddah
-
KPK Sebut Sekda Bengkulu Kumpulkan Seluruh Ketua OPD dan Kepala Biro, Untuk 'Muluskan' Rohidin di Pilkada
-
Gubernur Bengkulu Jadi Tersangka, KPK Sebut Rohidin Mersyah Palak Kepala Dinas Untuk Dana Pilkada
-
Sekda Bengkulu dan Ajudan Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Korupsi Pemerasan-Gratifikasi
-
OTT Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, KPK Sita Rp7 Miliar
Sastra
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua