Kerinduan bersemi dalam musim hujan yang menemani diriku sepanjang sore hingga esok pagi. Untaian kepergianmu yang telah terhantar padaku. Seakan aku masih tak yakin kau meninggalkanku begitu cepat. Sakit yang kau rasakan pada raganya amat menyiksamu. Hingga Tuhan memanggilmu dalam tenang menuju kelanggengan yang sejati.
Kau adalah sahabat sejati yang sangat aku cintai. Kau seperti saudaraku sendiri. Dimanapun, kau selalu menemaniku kala aku sedang diguncang duka pilu. Kau sebuah pelita yang melawan segala kegelapan langkahku yang amat menyulitkan dalam rona kehidupanku. Rona kehidupan yang begitu berwarna penuh lika-liku yang kurasakan.
Seminggu rasanya aku berpeluk dalam kesendirian. Suasana hujan yang menjadi sahabat dalam waktu sore hari yang menggantikan kehadiranmu bersamaku. Kerinduan yang terpanjat kala kehidupan begitu cepat terlampaui begitu saja. Entah takkan pasti kerinduan akan berhenti menyelimutiku. Jelas kerinduan masih dalam bayang-bayang detak nyawaku.
Seakan kepergianmu telah kurelakan dari sanubari amat dalam. Kepergian yang memberi isyarat sebuah kebersamaan yang akhirnya juga terpisahkan dalam kehidupan yang sangat sementara. Lantunan perpisahan yang memberi isyarat akan kebersamaan kita yang seolah terjarak oleh garis takdir yang ditentukan oleh Tuhan.
Dalam hujan yang sangat deras tersimpan sejuta doa yang terus terlontar dari mulutku kepadamu yang jauh di sana. Menempuh alam keabadian yang penuh damai dan tentram bersama berkat Illahi yang terus menyinariku.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Rekap Perempat Final Indonesia Open 2025: Dua Wakil Indonesia ke Semifinal
-
7 Film Animasi Keluarga yang Seru dan Menghangatkan Hati di Disney+ Hotstar
-
Rahasia Kulit Lembap dan Glowing, 4 Rekomendasi Masker Korea Berbahan Madu
-
10 Rekomendasi Drama China yang Memakai Kata "Legend" pada Judulnya
-
Doyoung Usung Tema Yakin dan Percaya di Highlight Medley Album Soar Part 3