Kamu pernah hadir disampingku, memberi makna rasa nyaman yang sederhana.
Kemudian kamu pergi, mengenalkanku pada sebuah rasa rindu.
Mudahnya, kamu kembali lagi padaku dan melukis sejuta kenangan indah tentang kita.
Membuat hari – hariku jauh lebih berwarna, jauh lebih bermakna.
Sesaat, sebelum akhirnya kamu memilih untuk kembali mengelana.
Meninggalkan aku bersama dengan setumpuk rindu akan kebersamaan kita.
Aku sempat berpikir untuk mengucapkan terimakasih telah menjadikanku sebagai tempatmu bermain,
Sempat ingin mengungkapkan amarahku akan datang dan pergimu yang tak pernah memberikan tanda,
Bahkan aku hendak meneriakkan padamu bahwa ternyata kamu telah membuatku jatuh terlalu dalam, bersama luka.
Namun pada akhirnya semua itu hanyalah angan, terpendam di dalam kalbu dan enggan untuk nampak.
Hingga akhirnya kini kita tiba pada suatu titik sulit.
Disaat engkau kembali mencari aku, namun aku telah lelah menjadi tempat permainanmu.
Disaat aku masih mencintaimu, namun tak sanggup untuk kembali terluka karena permainanmu.
Dan ketika saat ini tiba, kau mengatakan serangkaian puisi untuk menarikku kembali ke dalam lubang itu.
Kembali mencoba membuatku semakin terluka.
Maaf.
Jika pada akhirnya aku telah belajar untuk ikhlas dan berusaha memperbaiki diri.
Aku ingin mengikhlaskan segala cerita tentang kita kepada-Nya dan membuat diriku lebih mampu mengenal cinta yang sebenarnya.
Aku akan merelakan kamu pergi dan datang sesuka hatimu, kemudian membiasakan diriku tenggelam dalam lautan.
Aku mencoba mencari kenyamanan lain dalam hidupku, dengan menjadikan-Nya sebagai tempatku berharap.
Maaf jika aku telah tak sanggup lagi menjadi tempat yang dengan mudah kau temukan dan kau tinggalkan, maaf jika kali ini aku yang memilih pergi.
Karena nyatanya, cintamu tidaklah senyata itu.
Karena buktinya, cerita tentang kita hanyalah milikku seorang.
Tag
Baca Juga
-
Rekap Kejuaraan Kelas Atas BWF, Indonesia Nol Gelar Juara!
-
Indonesia Open 2025: Semifinal, Fajar/Rian Bersiap Lawan Juara All England!
-
Indonesia Open 2025: Match Sengit, Jafar/Felisha Terhenti di Babak Kedua
-
Indonesia Open 2025: Laga Pembuka, Adnan/Indah Amankan Tiket Perempat Final
-
Indonesia Open 2025: Jadi Andalan, Dejan/Fadia Terhenti di Babak Awal
Artikel Terkait
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Geger Puisi 'AMUK' UAS, Kritik Keras Pemerintah: Orang Lapar, Jangan Disuruh Sabar!
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
10 Kumpulan Puisi Pendek 17 Agustus: Ekspresikan Nasionalisme dengan Kata-kata Menyentuh Hati
-
Belajar Merasa Cukup dengan Apa yang Kita Punya Lewat Buku Everything You'll Ever Need
Sastra
Terkini
-
Di Balik Senyum Buruh Gendong Beringharjo: Upah Tak Cukup, Solidaritas Jadi Kekuatan
-
Benturan di Jalan, Harmoni di Lapangan Futsal
-
Kreativitas Strategi dan Seni Bermain di Lapangan Futsal
-
Debut di Pentas Eropa, Calvin Verdonk Hapus Kenangan Pahit yang Digoreskan Klub Marselino Ferdinan
-
Nana Mirdad Soroti Program MBG, Sebut Gagal Total dan Buang Anggaran?