Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rico Andreano Fahreza
Ilustrasi Sang Dermawan. (pixabay.com)

Kehidupan sang dermawan menjadi nikmat bagi alam raya yang bersambut meriah melihat darmabakti yang tak pernah tiada. Selalu memberikan pancaran ilham amat nyata dan jelas. Sang dermawan memberi bentangan kebaikan yang tak pernah terasa penat. Walau peluh keringat menyapa siapapun yang berharap tangan kasihnya.

Sang dermawan bagai malaikat tak bersayap sangat suci perbuatan dan pikirannya. Tak pernah meminta balasan apapun. Ketulusan penuh dekapan cinta yang terus berkobar pada raganya. Tak peduli waktu yang terus bergerak. Yang terpenting adalah berbuat tulus penuh pengabdian.

Tak harap pujian dari siapapun sang dermawan. Malaikat tak bersayap yang menjadi permata nirwana dunia. Begitu mengabdi tanpa sudi kiranya dilihat oleh tatapan mata siapapun. Mutiara raga berhias penuh naungan Illahi. Alam raya menjadi takjub menyaksikan kehidupan sang dermawan.

Derap langkah yang sunyi berbagi kasih kepada para jelata. Menjadi sirna seketika air mata para jelata yang membanjiri raga mereka. Nuansa haru selalu menghiasi tangan suci sang dermawan. Cakrawala bersemi kian bertengger sejati menghangatkan batin. Putih polos amat berpancar terang benderang.

Selama hidup dilampaui semua dengan pengabdian pada mereka yang menanti uluran cinta. Berbagi dengan cinta mengurai tangis para jelata menjadi tawa riang para jelata. Memuliakan derajat kaum papa menjadi setara dengan manusia lain di dunia. 

Tak ada sekat-sekat dalam kemanusiaan. Kesempurnaan amal bakti menjadi kerinduan bagi nirwana sejati menunggu sang dermawan menetap selama-lamanya.

Rico Andreano Fahreza