Berpasrah dalam berurai ketaatan hidup merasakan permata dunia sangat asri. Kian teduh bertebaran nuansa bias cakarawala jiwa menunggu uluran-Nya. Seuntai kasih mengunci sejuta jalan yang menghantarkan sebuah kemegahan bauran pelangi keanekaragaman kehidupan. Berseri seruan yang melantunkan tanda alam setengah menghanyutkan jiwa.
Jiwa yang amat menghayati kebesaran Illahi dalam bias misteri kemuliaan sejahtera. Sentosa dalam rahayu raga berharap petunjuk yang dilalui dalam perintah-Nya yang amat keras. Memberikan tanda rahmat yang mengajak kehidupan tak terbekuk dalam pengaruh amarah nafsu.
Berpasrah melampaui kehidupan yang terus berjalan amat cepat. Kiasan bauran hamparan mutiara melayang sangat jauh dari ujung ufuk ke ujung ufuk lainnya. Tak terbatas kemudahan tuk digapai dalam hadiah yang dihantarkan berlapis-lapis keemasan saujana alam raya.
Cakrawala jiwa menusuk pelukan gelora membuat alam raya kian terbangun. Terbangun mengurai segala nelangsa seolah tak bisa berujung. Panggilan dari kuasa-Nya menghampar seantero alam raya jelita rupanya. Diri ini yang amat lunglai terbius suatu ketidakberdayaan melintasi segala upaya sergapan amarah nafsu dunia.
Tak tahan lagi dibuat dalam cekikan muslihat duniawi yang amat mustahil. Terasa sejuk namun memanaskan jiwa yang tertancap amarah kuasa iblis.
Tak bisalah raga menyimak amukan kenikmatan sesaat duniawi. Sesaat hidup dunia dalam sesat selamanya. Bergema pekikan sanubari yang mencoba bersabar dalam angkara kuasa dunia yang sangat mematikan bagi setiap raga.
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
BRI Super League: Ramon Tanque Cedera, Persib Bandung Kehilangan Tumpuan?
-
Ketika Kesepian Menjadi Wajah Baru Krisis Sosial
-
Tampil Catchy saat Traveling dengan 5 Ide Outfit Simpel ala Raisa Andriana
-
Kalah 3 Kali, Timnas Voli Putri Duduki Posisi Juru Kunci SEA V League 2025
-
Diadaptasi dari Novel, Film The Woman in Cabin 10 Tayang Oktober 2025