Buku ini mengenai ide kreatif yang dilahirkan oleh para juara. Pendeknya, dengan membaca buku ini kita menjadi paham dan mengerti ide kreatif bagaimana yang diterapkan oleh penulis sehingga menjadi juara dan membawa pulang berjibun hadiah.
Buku dengan warna dasar orange ini ditulis bersama oleh para penulis kawakan, berpengalaman dan seringkali meraup juara dalam berbagai sayembara kepenulisan. Di antara mereka adalah Dian Yasmina Fajri, Benny Rhamdani, Sinta Yudisia, Agustrijanto, M. Irfan Hidayatullah, Eliza V. Handayani, Galang Lufityanto, Sofie Dewayani, Palris Jaya dan Ari Nur.
Di dalam buku yang diterbitkan dari Mizan pada tahun 2003 ini, ide kreatif diawali oleh Dian Yasmina Fajri. Dengan judul Saya Pinjam Tangan-Nya untuk Menulis, Dian Yasmina Fajri menceritakan kegemaran menulisnya berangkat dari kesenangannya dalam membaca. Ia menyampaikan bahwa dalam hal bacaan ia tidak membeda-bedakan genre atau aliran. Dari bungkus cabe hingga buku-buku agama dan filsafat, koleksi buku punya bapaknya, juga ia lahap. Ia bisa seharian membaca di lorong kamarnya (pemisah ruang tempat tidur dan ruang tengah). Jika bukan karena lantunan azan dan sebab lapar, ia tidak akan beranjak dari lorong tersebut. hal itu, kadang membuat ibunya marah, sebab pekerjaan rumah sering terbengkalai.
Berbeda dengan Benny Rhamdani, ia menjadi pengarang sejak duduk di bangku kelas 6 SD. Betapa senangnya ia ketika menyelesaikan satu cerita meski hanya ditulis tangan, kemudian diterbitkan menjadi sebuah dongeng berjudul Tupai Putih. Pada tahun 1991, ia menggunting formulir lomba penulisan cerpen remaja. Ia baca setiap hurufnya sebelum tidur, terutama hadiahnya. Ia juga membongkar majalah yang memuat pemenang lomba tahun sebelumnya, dia pelajari, dan mencari tahu selera juri. Akhirnya, cerpen berjudul Tentang Sebuah Nama, yang terlahir dari idenya menjadi juara 3.
Penulis yang tak kalah hebatnya adalah Palris Jaya. Ia menulis masih berdasarkan mood. Ia mengaku bahwa hal ini menjadi kendala kurangnya ia menjadi penulis produktif. “Kalau saya ingin menulis, saya tidak langsung menulis. Saya biasa mendiamkan ide hingga berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan hingga beberapa bulan,” katanya. Dari kendala yang ada itu, Palris Jaya suka menantang dirinya untuk menaklukkan dirinya sendiri. Lalu ketika ada yang bertanya bagaimana perasaannya ketika beberapa tulisannya dapat penghargaan dalam lomba mengarang? Ia sering bingung menjawabnya, sebab sebenarnya ia telah gembira sebelum pengumuman pemenang itu, yaitu ketika ia berhasil menyelesaikan naskah lomba, lalu mengirimkannya. Di balik itu semua, sebenarnya ia bekerja keras untuk menaklukkan kendala yang ada pada dirinya.
Masih banyak lagi cerita para juara dalam buku setebal 238 ini. Ide kreatif mereka dalam menulis mudah saja ditemukan dan bisa langsung kita praktikkan. Memang benar kata orang bijak, jika ingin menjadi juara penulisan, belajarlah menulis dari para juara.
Baca Juga
-
Xiaomi 16 Diprediksi Meluncur pada September 2025, Berikut Bocoran Spesifikasinya
-
Realme GT 7 dan Realme GT 7T Bakal Rilis 27 Mei 2025, Mana yang Terbaik?
-
Setelah Absen 5 Tahun, Kini Poco Hadirkan Kembali Ponsel Pro Lewat F7 Pro
-
Asus ROG Phone 9 Pro, Hadirkan Fitur Gaming Bertenaga AI yang Bikin Nagih
-
Tablet Oppo Pad SE Resmi Dirilis, Layar 11 Inci dengan Kapasitas Baterai 9340 mAh
Artikel Terkait
-
Mengurai Pesan-Pesan Positif dalam Buku Dongeng Pohon Pisang
-
Ulasan Buku Saatnya Kemilau Bukan Galau: Bikin Hidup Makin Hidup
-
Ulasan Buku Dua Pertama Islam: Teladan Kepemimpinan Umat Muslim
-
Ulasan Buku Iktiraf Sekuntum Melati: Belajar Optimis dari Tokoh Yasmin
-
Belajar Menyayangi Binatang dalam Buku "Tibu, Kucing Kesayangan Syifa"
Ulasan
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
-
Review Film Heart Eyes: Siapa Sangka Hari Valentine Jadi Ajang Pembunuhan
-
Pulau Karampuang, Salah Satu Wisata Wajib Dikunjungi saat Liburan di Mamuju
-
Ariana Grande Refleksikan Perempuan Penuh Komitmen Lewat Lagu Right There
-
Mengeksplorasi Musik Estetik Lewat Lagu ONEUS Bertajuk Same Scent
Terkini
-
Alfredo Vera Masuk Nominasi Pelatih Terbaik Usai Selamatkan Madura United
-
Kim Soo-hyun Terancam Digugat Rp70 Miliar Imbas Pembatalan Fan Meeting
-
Di Balik Tren Quiet Quitting: Tanda Karyawan Lelah atau Perusahaan Gagal?
-
Pemanggilan Rafael Struick: Statistiknya Buat Fans Meragukan Kemampuannya
-
Laga Indonesia vs. Cina: Ketika Mimpi dan Aroma Balas Dendam Menjadi Satu