Setelah kemarin saya menuliskan tentang Mars Met Venus part cewe yang memandang sebuah hubungan percintaan dari sudut pandang wanita, kali ini saya akan membahas mengenai film Mars Met Venus part cowo yang tentu saja akan memandang sebuah hubungan cinta dari sudut pandang laki-laki.
Film yang rilis pada tahun 3 Agustus 2017 ini dibintangi oleh Ge Pamungkas yang berperan sebagai Kelvin, Reza (diperankan oleh Reza Nangin), Bobby (Ibob Tarigan), Martin (Martin Anugrah) Steve (Steve Pattinama) dan tentu saja Mila yang diperankan oleh Pamela Bowie seperti pada part cewe lalu.
Dalam film jawaban dari part cewe ini, kita akan beralih sudut pandang ke pihak laki-laki dalam memandang sebuah hubungan. Sejatinya, laki-laki memandang sebuah kisah asmara dengan simple dan lebih mengedepankan pemikiran logis dalam menghadapi suatu permasalahan. Seperti misalnya, ketika Mila dan Kelvin janjian untuk nge-date berdua, Kelvin tampil dengan apa adanya, hanya perlu berdandan sepantasnya sudah cukup.
Namun hal tersebut tentu akan mendapatkan persepsi yang berbeda dari sudut pandang Mila yang akan memaknai hal tersebut sebagai sebuah bentuk peremehan terhadap acara nge-date mereka. Padahal nge-date nya juga biasa-biasa saja.
Pun demikian ketika Mila merajuk, dan memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Si Kelvin yang segera menyadari kesalahannya tentu saja mengejar Mila dengan menggunakan motornya untuk mengantarkan sang kekasih sekaligus menjamin keselamatan Mila hingga sampai ke tempatnya.
Namun, tentu saja persepsi dan penerimaan yang dimiliki oleh Mila berbeda. Bahkan yang lebih mengerikan lagi adalah, pembatasan yang dibuat oleh Mila kepada Kelvin agar tak melulu bermain dengan sahabat-sahabatnya. Padahal ketika itu, Kelvin juga tengah dicuekin dan marahan dengan Mila, sehingga membutuhkan teman untuk berbagi dan saling support. Nah, rumit, kan?
Secara garis besar, film balasan part cewe yang berdurasi 94 menit ini memang benar-benar mewakili kaum Adam dalam sebuah hubungan percintaan. Tak hanya dalam hal persepsi dalam melihat sesuatu, namun juga dalam hal mempertahankan sebuah hubungan. Di film ini, Kelvin yang selalu merasa tersudutkan oleh pandangan-pandangan Mila, selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, meskipun pada akhirnya selalu salah di mata Mila.
Bahkan bagi cowo-cowo sensitive yang menonton film ini, mungkin akan menguatkan stigma di pikiran mereka kalau cewek memang selalu benar. Selamat menonton!
Baca Juga
-
Harus Diakui, Timnas Indonesia Kerap Kehilangan Identitas Permainan di Era Patrick Kluivert
-
Meski Tampil Underperform, Yakob Sayuri Tak Layak untuk Dapatkan Hujatan Warganet!
-
Meski Dikalahkan Arab Saudi, Timnas Indonesia Masih Bisa Jadi Juara Grup dan Lolos Otomatis!
-
Banyak Pemain Sayap, tapi Mengapa Miliano Jonathans Berbeda dan Layak Jadi Andalan Kluivert?
-
Entah Apa yang Dipikirkan, Kluivert Paksa 2 Gelandang Uzur untuk Bertarung Kontra Arab Saudi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Membaca Drama 'Genie, Make a Wish' Lewat Lensa Pengasuhan Kolektif
-
Review Film Ballad of a Small Player: Visual Ciamik tapi Kesan Akhir Kosong
-
The Principles Of Power: Rahasia Memanipulasi Orang Lain di Segala Situasi
-
Review Film Dongji Rescue: Kisah Heroisme Lautan yang Menggetarkan
-
Les Temptes de la Vie: Ketika Musik, Paris, dan Badai Hidup Menyatu
Terkini
-
Sosok Benjamin Paulus Octavianus, Dokter Spesialis Paru yang Jadi Wamenkes
-
Auto Ganteng Maksimal! 3 Ide Outfit Keren ala Mas Bree yang Bisa Kamu Tiru
-
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2025: Kesehatan Mental Hak Semua Orang
-
Harus Diakui, Timnas Indonesia Kerap Kehilangan Identitas Permainan di Era Patrick Kluivert
-
Curhatan Anya Geraldine, Sering Dikirimi Video Siksa Kubur oleh Sang Ibu