Sedekah merupakan jenis ibadah yang memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa besar, baik bagi si pemberi sedekah, lebih-lebih mereka yang menerima sedekah tersebut. Misalnya, dengan bersedekah, harta si pemberi sedekah menjadi lebih berkah dan si penerima sedekah merasa terbantu karena diringankan beban hidupnya.
Masykur al-Amin dalam bukunya yang berjudul Tajir Dhuha dan Sedekah menguraikan bahwa orang yang bersedekah digambarkan sebagai orang yang melakukan perniagaan dengan Allah Swt. Dan, dengan sedekah, kita nggak mungkin mengalami kerugian. Saat bersedekah, kita, seperti berniaga dengan pemilik segala modal di alam semesta ini. Bagaimana mungkin kita akan rugi jika rumusnya sudah seperti ini?
Asalkan kamu punya niat yang baik, ikhlas, dan benar-benar dimaksudkan untuk menjalankan perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, maka sedekah yang kamu berikan kepada orang yang benar-benar butuh itu akan senantiasa berkembang dan terus berkembang. Maka, lakukan sekarang, keluarkan sedekahmu! (Tajir Dhuha dan Sedekah, halaman 177).
Bersedekah bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Terlebih ketika kita melihat ada orang atau saudara yang sedang membutuhkan bantuan. Hal yang penting dipahami bersama, bersedekah mestinya jangan menunggu kita kaya atau memiliki harta banyak terlebih dahulu. Intinya, sedekah itu perlu pembiasaan. Agar terbiasa, tentu harus dipaksakan terlebih dahulu, agar lama-lama menjadi terbiasa. Dari yang semula kurang ikhlas dan terpaksa, tapi karena terbiasa, saya yakin insya Allah lama-lama menjadi hal biasa dan berubah menjadi keikhlasan.
Bicara tentang kapan waktu terbaik untuk mengeluarkan sedekah, ada sebuah hadis riwayat Bukhari yang bisa kita jadikan sebagai renungan. Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw., ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling afdhal?’ Beliau menjawab, ‘Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi tamak, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan untuksi fulan sekian, dan untuk si fulan sekian. Padahal, harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris)” (Tajir Dhuha dan Sedekah, halaman 201).
Selain membahas tentang keutamaan sedekah, dalam buku genre remaja berjudul Tajir Dhuha dan Sedekah yang dikemas dengan bahasa gaul ini juga dipaparkan tentang hakikah shalat Dhuha dan manfaatnya.
***
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Kekayaan Brigjen Elphis Rudy, Jenderal TNI yang Tuntut Keadilan Polisi Tembak Polisi
-
Kekayaan Hasto Kristiyanto yang Samakan Jokowi dengan Pedagang Kaki Lima
-
Perayaan Natal Harus Damai, Menteri Agama Ajak Masyarakat Rayakan Tahun Baru di Rumah Ibadah
-
Harta Tembus Rp198 M tapi Harga Rumah di Amerika Tak Masuk Akal, LHKPN Andika Perkasa Dianggap Janggal
-
Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Terpilih Jadi Ketua KPK
Ulasan
-
Review Film 'Satu Hari dengan Ibu' yang Sarat Makna, Kini Tersedia di Vidio
-
Review Night of the Hunted, Film Horor Netflix Penembakan di Minimarket
-
Novel Bungkam Suara: Memberikan Ruang bagi Individu untuk Berpendapat
-
Lezatnya Olahan Menu di Skuydieat, Cabe Ijonya Menggugah Selera
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
Terkini
-
Review Film 50 First Date: Cinta yang Tak Pernah Membosankan untuk DiIngat
-
Termasuk 'When the Phone Rings', 4 Drama Korea Heo Nam Jun Ini Wajib Kamu Tonton!
-
Kupas Film Bagheera: Perjuangan Sang Penegak Keadilan Melawan Korupsi
-
Spoiler Brewing Love Eps 8, Mantan Lee Jong Won Bikin Cemburu Kim Se Jeong?
-
Dari Kafe hingga Mall! 4 Outfit Hangout ala Bua Nalinthip yang Mudah Ditiru