Betapa bahagianya bila orang tua memiliki putra-putri yang berbakti kepadanya. Betapa bahagia ketika usia orang tua kian bertambah senja, anak-anaknya dengan tulus ikhlas mau merawatnya. Namun sayang, tak semua harapan orang tua terwujud. Karena terkadang setelah anak tumbuh dewasa, bekerja, dan menikah, mereka malah melupakan jasa orang tuanya. Boro-boro menyisihkan sebagian harta untuk dipersembahkan kepada orang tuanya, bahkan merawat orang tua yang sering sakit-sakitan pun mereka tak mau.
Perihal keutamaan bakti anak pada orang tua, ada kisah menarik yang bisa dijadikan bahan renungan bersama, agar para pembaca dapat termotivasi untuk terus berbakti kepada ayah dan ibunya. Kisah diambil dari buku berjudul Ibu, Engkaulah Harta Terindahku karya Al-Jauzi (2013). Begini kisahnya:
Alkisah, Nabi Musa pernah berdoa kepada Allah, “Wahai Allah, tolong tunjukkan siapa temanku di surga nanti.” Allah lalu memerintahkan Nabi Musa mendatangi pasar di suatu desa. Di pasar itu Nabi Musa disuruh mencari tukang jagal. Itulah teman Nabi Musa di surga nanti. Kemudian Nabi Musa mendatangi pasar dan bertemu dengan jagal yang dimaksud. Nabi Musa menemuinya hingga sore hari.
Ketika itu, si tukang jagal mengambil sepotong daging dan memasukkannya ke dalam tas keranjang. Melihat itu, Nabi Musa lantas bertanya, “Apakah ada tamu di rumahmu?” Tukang jagal pun mengiyakan. Nabi Musa pun ikut pulang bersamanya. Setibanya di rumah, tukang jagal memasak sayur sop yang sangat lezat. Tidak beberapa lama kemudian, tukang jagal menuntun seorang wanita tua renta dari kamarnya. Ia lalu memberinya makan hingga kenyang. Bahkan, ia juga mencuci pakaiannya, menjemurnya, dan memakaikannya pada wanita tersebut.
Ketika itu, Nabi Musa mendengar si wanita berdoa, “Wahai Allah, jadikanlah anakku teman Nabi Musa saat di surga nanti.” Mendengar doa si wanita, Nabi Musa bertanya kepada tukang jagal, “Apa yang telah kau lakukan kepadanya?” Tukang jagal menjawab, “Ia ibuku, kondisinya sudah lemah. Duduk saja tidak bisa.” Nabi Musa lantas berkata, “Bergembiralah. Aku Nabi Musa. Kamu adalah temanku di surga nanti.”
Kisah tentang si tukang jagal dan Nabi Musa meninggalkan hikmah yang luar biasa bagi kita, bahwa balasan bagi anak yang berbakti pada orang tuanya adalah surga. Orang tua yang telah renta, sakit-sakitan, mestinya mendapatkan perawatan dan kasih sayang dari anak-anaknya. Bukan malah dibiarkan hidup sendiri atau dititipkan di panti jompo. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Troll 2: Sekuel Monster Norwegia yang Epik!
-
Review The Great Flood: Kisah Kim Da Mi Selamatkan Anak saat Banjir Besar
-
Hada Cable Car Taif: Menyusuri Pegunungan Al-Hada dari Ketinggian
-
Ulasan Novel Janji, PerjalananTiga Santri Menemukan Ketulusan Hati Manusia
-
Review Film Avatar Fire and Ash: Visual Memukau, tetapi Cerita Terasa Mengulang
Terkini
-
Second Child Syndrome: Mengapa Anak Kedua Kerap Dianggap Lebih Pemberontak?
-
PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
-
Kaiju No. 8 Konfirmasi Final Chapter dan Spin-Off Baru Narumi's Week at Work
-
Resmi Menikah, Agensi Bagikan Foto Kim Woo-bin dan Shin Min-ah
-
Inara Rusli Dipanggil Polisi, Kasus Zina dengan Fahmi Masuki Babak Baru?