Membicarakan masa depan kehidupan manusia dan bumi tentu menjadi sebuah hal yang sangat menarik. Selain dikarenakan masih penuh dengan misteri, hingga saat ini bertebaran banyak sekali ramalan yang berhubungan dengan masa depan planet ketiga dalam tata surya kita tersebut. Namun yang jelas, dari semua ramalan yang ada, semuanya merujuk pada satu hal yang sama, yakni kehancuran bumi dan kehidupan manusia di masa yang akan datang.
Film Finch yang dibintangi oleh Tom Hanks dan rilis tahun 2021 lalu tersebut mengangkat tentang fenomena ini. Film berdurasi 1 jam 55 menit ini mengisahkan tentang perjalanan panjang 3 mahluk berbeda spesies dalam menemukan kehidupan yang lebih ramah terhadap keberadaan mereka. Finch (diperankan oleh Tom Hanks) yang seorang manusia, bersama dengan Goodyear, anjing yang dipeliharanya, dan Jeff, robot yang diciptakan oleh Finch, memutuskan untuk melakukan perjalanan ke dunia yang ramah terhadap kehidupan pasca peristiwa ledakan besar yang menghancurkan peradaban dan kehidupan manusia.
Memang, setting masa depan yang digambarkan dalam film ini sangat tidak bersahabat dengan manusia. Selain sinar ultra violet yang mampu membakar kulit manusia dalam hitungan detik, radiasi yang tinggi di permukaan bumi juga membuat tak ada satupun tumbuhan yang mampu bertahan hidup.
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Finch kepada Jeff yang menanyakan mengenai penyebab mengapa bumi menjadi demikian, Finch menjawab bahwa awalnya, ledakan suar matahari lah yang menjadi awal mula petaka itu terjadi. Ledakan suar matahari tersebut mengakibatkan bumi kehilangan lapisan ozon, dan sedikit demi sedikit mengalami penurunan kualitas sehingga mengakibatkan perubahan cuaca dan iklim yang tak bisa diprediksi. Namun uniknya, dalam penjelasan yang diberikan oleh Finch kepada Jeff, sejatinya ledakan suar matahari tersebut bukanlah sebuah hal yang membuat kehidupan di bumi musnah, namun karena ulah manusia sendiri lah yang membuatnya rusak.
Bagaimana tidak, pasca kejadian ledakan suar matahari, perangai asli manusia sebagai mahluk yang buas semakin terlihat. Mereka tak lagi mengedepankan humanisme dan rasa saling membantu selayaknya mahluk sosial. Mereka semakin mengedepankan egonya, dan menjadikan kehancuran yang lebih fatal daripada suar matahari itu sendiri.
Dan sepertinya, apa yang dikatakan oleh Finch dalam film tersebut memang cerminan dari kenyataan yang terjadi belakangan ini. Semenjak pandemi Covid-19 merebak, teman-teman pasti masih ingat dengan serangkaian peristiwa yang terjadi kan? Mulai dari menimbun masker, hand sanitizer, oksigen, hingga kini minyak goreng. Intinya tentu saja demi mendapatkan keuntungan pribadi meskipun harus mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Sama seperti yang dikatakan oleh Finch ya!
Baca Juga
-
John Herdman dan Persimpangan di Timnas Indonesia: Pulang Cepat atau Tinggalkan Legacy?
-
Miliki CV Lebih Apik Ketimbang Kluivert, Saatnya Pendukung Garuda Optimis dengan John Herdman?
-
Skandal Naturalisasi Pemain Malaysia dan Rasa Sungkan AFC yang Berimbas Setumpuk Hukuman
-
Perbandingan Bonus Peraih Medali Emas di SEA Games 2025, Negara Mana yang Paling Royal?
-
Intaian Sanksi AFC dan Titik Balik Kegagalan Timnas Malaysia Melaju ke Piala Asia 2027
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Fahrenheit 451: Saat Buku menjadi Benda Paling Haram
-
Refleksi Keserakahan Manusia dan Kritik Penguasa dalam Antologi Puisi Negeri Daging Karya Gus Mus
-
Ulasan Novel Norwegian Wood: Haruki Murakami Tulis Kenangan Manis dan Pahit Masa Remaja
-
Ulasan Novel Kembara Rindu: Pengingat Lembut Karya Habiburrahman El Shirazy
-
Ulasan Drama Who Rules the World: Memperjuangkan Keadilan dan Kebenaran
Terkini
-
DARK MOON: THE BLOOD ALTAR Rilis Trailer Baru dengan Lagu Tema dari ENHYPEN
-
Seo Ye Ji Comeback Lewat Teater Hymn of Death, Debut Panggung Usai Vakum
-
Taeil Eks NCT Divonis 3,5 Tahun Penjara Atas Kasus Pelecehan Seksual
-
Modis Tanpa Ribet, 4 Daily OOTD Chic ala Lee Joo Bin yang Wajib Dicoba!
-
5 Tanaman Buah yang Bisa Ditanam di Polybag, Solusi Berkebun di Lahan Sempit