Dalam Islam, ziarah kubur dapat menjadi cara bagi kita untuk mendoakan kebaikan pada si mayit, sekaligus menjadi sarana bagi kita untuk mengingat kematian. Ya, setiap kita, tentu kelak akan menghadapi yang namanya kematian. Oleh karena itu, kita harus berupaya memperbanyak bekal menuju kematian. Misalnya memperbanyak ibadah dan amal kebajikan.
Dalam buku Mukjizat Yaasiin, Tahlil, dan Ziarah Kubur diungkap, secara umum, makna ziarah adalah menengok. Jadi, ziarah kubur berarti menengok atau mengunjungi kuburan untuk memintakan ampun bagi si mayat (KH. Muhammad Sholikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa). Ziarah kubur termasuk sunah Rasulullah Saw. dan merupakan cara kita untuk mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita.
Rizem Aizid menjelaskan, ziarah kubur merupakan sebuah amalan yang disyariatkan. Disyariatkannya ziarah kubur dengan tujuan agar mengambil i’tibar (pelajaran) dan ingat kehidupan akhirat, dengan syarat tidak mengucapkan kata-kata yang memurkakan Allah Swt., seperti memohon sesuatu kepada para penghuni kubur dan meminta pertolongan kepada mereka yang sudah mati, menganggap mereka suci, keramat, dan sebagai ahli surga. Dalam hal ini, Buraidah bin Al-Hashib Ra. berkata, “Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Sesungguhnya, dahulu aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka kini ziarahilah kuburan. Sebab, yang demikian dapat mengingatkan kalian terhadap akhirat. Dan, dengan menziarahi kubur maka akan menambah kebaikan. Barang siapa yang berkehendak untuk menziarahinya, maka ziarahilah, dan janganlah kalian mengucapkan kata-kata yang batil” (HR. Muslim, Abu Dawud, Baihaqi, Nasa’i, dan Ahmad).
Jadi sudah jelas bahwa ziarah kubur termasuk hal baik bahkan diperintahkan oleh Rasulullah Saw. Asalkan niat dan tujuannya tidak keliru. Dengan berziarah kubur kita dapat lebih menyadari tentang kematian yang pasti terjadinya.
Mengingat mati dalam Islam merupakan suatu perintah. Terkait ini, Rasulullah Saw. ditanya oleh seseorang tentang manusia yang paling cerdik. Beliau menjawab, “Orang yang banyak mengingat mati dan paling gencar mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, ia adalahorang cerdik yang menuju kemuliaan dunia sekaligus akhirat” (Mukjizat Yaasiin, Tahlil, dan Ziarah Kubur, halaman 198).
Semoga ulasan buku Mukjizat Yaasiin, Tahlil, dan Ziarah Kubur karya Rizem Aizid ini bermanfaat dan membuat pembaca menyadari tentang hakikat kematian.
***
Baca Juga
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Ulasan Novel Aroma Karsa: Ambisi Mencari Kejayaan Lewat Teka-teki Wewangian
-
Resensi Novel The Infinite Quest, Kasus Penculikan dan Teknologi Awet Muda
-
Ulasan Novel The Last Love Note: Mengikhlaskan Cinta dan Menemukan Harapan
Ulasan
-
Aksi Heroik Seorang Mantan Tentara dalam Melawan Teroris dalam Film Cleaner
-
Review Anime Ranma 1/2, Komedi Klasik dengan Sentuhan Modern
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
There's Still Tomorrow: Perjuangan Ibu Lawan KDRT Demi Masa Depan Anak
Terkini
-
Imbas Capaian Snow White, Produksi Live-Action Tangled Resmi Ditunda
-
Mark NCT Kisahkan Perjalanan Hidup dan Ambisi di Lagu Debut Solo '1999'
-
Lawan Yaman U-17 Tanpa Gentar, Ini 3 Pemain Indonesia yang Diramal Bersinar
-
3 Pemain Kunci Timnas Yaman U-17 yang Perlu Diwaspadai oleh Skuad Indonesia
-
Lebaran Lebih Berwarna dengan Arisan Keluarga, Ada yang Setuju?