Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Dwi Handriyani
Suasana tepi laut dari Villa Hantu, Lombok (dok. pribadi)

Akhir Mei hingga awal Juni 2022, saya dan rekan kerja bertugas di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sana, di sela-sela penyelesaian pekerjaan, kami memanfaatkan dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata di Lombok. Ibarat pepatah “Sambil menyelam, minum air”, selesai bertugas, bolehlah kita berkeliling untuk healing.

Dengan penerbangan pertama dari Bandara Soetta, kami tiba jam 08.35 WITA di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (ZAMIA), Lombok, NTB. Di sepanjang bandara ini, kami sudah disuguhkan beberapa pesona Pulau Lombok, khususnya promosi Sirkuit Mandalika terfenomenal di tahun 2022 ini.

Tidak diragukan lagi memang Pulau Lombok adalah tempat yang tepat untuk relaxing dan travelling. Berkeliling pulau ini, kita dapat menemui 5 hal menarik yang akan membuatmu ingin kembali lagi ke sini.

1. Kerennya Sirkuit Mandalika, Lombok

Ikon Sirkuit Mandalika dengan Patung Pak Jokowi Bermotor (dok. pribadi/Dwi Handriyani)

Di Bandara ZAMIA, Lombok, kami dijemput oleh supir taksi daring, Bang Jek, yang sekaligus menjadi tour guide selama bertugas di daerah yang dijuluki “Pulau Seribu Masjid”. Menurut Bang Jek, dari bandara ini cukup dekat dengan Sirkuit Mandalika, hanya 15 menit saja. Dia pun menawari kami, untuk sekedar foto-foto sebagai tanda bukti pernah mengunjungi ikon terhits sepanjang masa tersebut.

Dengan brand ambassador MotoGP Mandalika 2022, Marc Marquez, “Pertamina Mandalika International Street Circuit” atau singkatnya lebih dikenal publik dengan Sirkuit Mandalika, Lombok, memang menjadi magnet wisata di Lombok yang memiliki daya tarik yang luar biasa kuatnya bagi para wisatawan. Di sepanjang perjalanan menuju sirkuit tersebut, Bang Jek bercerita bahwa sebelum dibangunnya sirkuit, masyarakat di wilayah yang gersang itu konon katanya terkenal sebagai “kampung begal” karena minimnya lapangan pekerjaan di sana.

Namun, berkat pembangunan Sirkuit Mandalika itu, telah membuka berbagai macam jenis pekerjaan yang membangkitkan perekonomian Mandalika pada khususnya, dan Lombok pada umumnya. Pada saat event MotoGP 2022 di minggu ke-3 Maret 2022 lalu, Bang Jek terus berkisah pariwisata Pulau Lombok yang selama 2 tahun telah “dimatikan” oleh pandemi COVID-19 seperti dihidupkan kembali. Sewa mobil, restoran, hotel hampir semuanya fullbooked.

2. Nikmatnya berkulineran di Pulau Lombok

Paket komplit nasi ayam balap puyung yang murah-meriah dan nikmat (dok. pribadi/Dwi Handriyani)

Dari Sirkuit Mandalika, kami mlipir sarapan dulu karena roti dari maskapai penerbang tidak cukup mengganjal perut. Rumah Makan Nasi Ayam Balap Puyung yang terletak dekat Bandara ZAMIA, kami memesan paket komplit nasi ayam balap puyung yang terdiri dari nasi, ayam kampung goreng, sate lilit, sayuran tumis dan sambalnya. Hanya dengan Rp 26 ribu saja, kami pun kekenyangan dengan sarapan yang cukup berat.

Pulau Lombok ini juga terkenal wisata kulinernya dengan “Ayam Taliwang dan Plecing Kakung” yang terdapat di berbagai tempat di sana. Kami pun menyicipi dua menu tersebut di Rumah Makan Barito Lombok ketika selesai bertugas dan perjalanan pulang dari mengunjungi Pantai Senggigi.

Begitupun dengan variasi kudapan khas Lombok menjadi pilihan saya dan rekan sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah. Bagi yang suka ngemil, cobalah mampir ke Toko Lestari di daerah Ampenan, Mataram. Di sana berbagai olahan manisan/dodol, kripik, krupuk, dan lain-lain. Di toko oleh-oleh itu, saya membeli dodol rumput laut, keripik tahu, stik kelor, sambal taliwang, hingga terasi Lombok.

3. Syahdunya Masjid Hubbul Wathan, Islamic Centre Mataram

Menawannya Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center Mataram, Lombok (dok. pribadi/Dwi Handriyani)

Di masjid terbesar di provinsi NTB, Masjid Hubbul Wathan, Mataram, kami menunaikan sholat maghrib berjamaah. Begitu menawan megahnya tempat ibadah ini. Disadur dari website Disbudpar Provinsi NTB, Masjid Hubbul Wathan berdiri di atas lahan seluas 7.76 Ha, bangunanan ini terdiri dari 4 lantai dan 5 menara yang salah satunya memiliki tinggi 99 meter. Menara tertinggi ini melambangkan 99 asma Allah atau Asma’ul Husna. Ada hal menarik dari masjid ini yang perlu kalian tahu, ternyata kubah dari bangunan utamanya memiliki corak khas Batik Sasambo (Sasak-Samawa-Mbojo), yang melambangkan bahwa NTB memiliki 3 Suku yang mendiami pulau Lombok dan pulau Sumbawa.

4. Indahnya pemandangan tepi laut sepanjang Jalan Senggigi Raya

Cerahnya Pantai Senggigi di siang hari (dok. pribadi/Dwi Handriyani)

Masih tersisa setengah hari sebelum besok pagi hari kembali ke Jakarta, kami sempatkan mengunjungi Pantai Senggigi yang eksotik. Sebelum sampai ke Pantai Senggigi, saya dan partner diajak Bang Jek ke tempat-tempat yang sangat Instagramable sebagai photo spot.

Mulai dari Villa Hantu yang sebenarnya proyek villa bersengketa yang terbengkalai di pinggir jurang Jalan Senggigi Raya, dengan pemandangan ke pantai dari tempat yang tinggi. Adapula photo spot ikonik “Senggigi View” yang sudah dibangun pemerintah daerah.

Dan, tak lain tak bukan, obyek wisata pantai Senggigi untuk publik yang dikelola pemerintah daerah dengan retribusi yang sangat terjangkau, kurang dari Rp 10 ribu saja. Pantai Senggigi yang bersih dan indah, begitu memanjakan mata dan relaksasi pikiran dari suntuknya pandemi COVID-19 ini.

5. Menawannya tenun dan mutiara khas Lombok

Cantiknya kemeja tenun khas Lombok (dok. pribadi/Dwi Handriyani)

Mengakhiri kunjungan wisata kilat ini, tak luput kami juga mendatangani ke toko-toko yang menjual produk tenun dan mutiara Lombok, souvenir khas yang biasa dibeli oleh para pelancong dari dalam maupun luar negeri.

Toko Gandrung di daerah Batu Layar tak jauh dari pantai Senggigi, kami singgah untuk melihat-lihat berbagai produk kaos/kain tenun Lombok. Di sini, saya tergoda untuk memboyong satu buah baju batik dengan corak khas Lombok untuk saya dan kemeja tenun untuk pak suami ke Jakarta.

Di ujung perjalanan hunting oleh-oleh berlanjut ke Toko Mutiara Rifi, Mataram. Di sini, para wisatawan bisa mendapatkan produk perhiasan dari mutiara air tawar dan air laut. Mutiara air tawar memang berharga lebih murah daripada mutiara air laut. Di toko ini, kami bahkan bisa membeli gelang full mutiara air tawar 3 buah seharga Rp 100 ribu saja loh.

Demikianlah sekelumit kisah dari saya dan rekan yang bisa menyelesaikan pekerjaan sekaligus menikmati pesona Pulau Lombok. Jika ada kesempatan, Lombok boleh dimasukkan ke bucket list liburanmu!

Dwi Handriyani