Namaku Hiroko ditulis berdasarkan kisah nyata yang dihikmati pengarangnya sendiri saat bermukim di Jepang era tahun 1960-an. 90% isinya memaparkan kehidupan Hiroko Numazawa, sahabat spiritual pengarang. 10%-nya mengandung kisah dan kepribadian Hiroko lain, yakni nama kepala pelayan di rumah tangga pengarang.
Demikian pengakuan Nh. Dini di memoar Jepun Negerinya Hiroko. Di dalam memoar lain, Argenteuil; Hidup Memisahkan Diri, Dini menuturkan bahwa di awal penerbitannya, era 1970-an akhir hingga awal dekade 1980-an, Namaku Hiroko pernah dikucilkan sejumlah sekolah menengah negeri. Sebab, kandungan isinya dikhawatirkan dapat mencemari pikiran para siswa.
Secara sinopsis, Namaku Hiroko mengangkat kehidupan gadis, anak petani desa, miskin, bernama lengkap Hiroko Ueno. Kemauan keras untuk keluar dari belit kemelaratan, membuat gadis ini pergi ke kota. Dia mengadu nasib, menjadi pembantu rumah tangga.
Sebagai penghamba uang, lantaran sadar betul betapa sukarnya hidup miskin, membuat Hiroko gigih bekerja. Dia giat, ulet, dan tentu saja melakukan kesemuanya dengan orientasi profit semata.
Demikian totalitasnya Hiroko di bidang pekerja rumah tangga, membuat dia mau saja diajak jadi teman tidur adik laki-laki nyonya rumah. Disusul menjadi budak nafsu sang tuan. Bersama keduanya, Hiroko melakukan percampuhan ragawi lebih dari berkali-kali.
Di titik jenuh, Hiroko memutuskan pindah lapangan kerja. Dia melamar menjadi pelayan toko pakaian. Sebagai penghamba uang, radarnya selalu tajam menangkap peluang. Ketika ditawari untuk mengisi kekosongan kegiatan malam, sepulang dari toko, untuk menjadi penari telanjang, Hiroko mau saja. Tentu karena bayaran yang bakal diterima, amat menggiurkan.
Demikianlah, perlahan-lahan Hiroko memiliki tabungan uang lumayan. Namun perjumpaan dengan suami kawan baiknya, membuat dia gamang.
Sebab, secara jasmani, suami temannya itu amat menarik. Tampak gagah dan kuat. Sesuai laki-laki idamannya.
Hiroko kemudian menjadi perempuan simpanan laki-laki itu. Sebabnya si laki-laki juga meminati kemolekan tubuh Hiroko.
Demikianlah. Hiroko akhirnya memutuskan berhenti jadi penari erotis. Dia jadi ibu rumah tangga, beranak dua, tanpa suami, tanpa status perkawinan. Semata jadi perempuan simpanan.
Hiroko berpendapat, "Perkawinan tak ubahnya sebuah pintu. Orang di luar ingin masuk. Yang di dalam, hendak keluar."
Selain memaparkan liku-liku hidup Hiroko si perempuan bermata hijau, novel ini juga menyajikan secara gamblang kehidupan sosial budaya masyarakat Jepang serta kehidupan domestik rumah tangga Negeri Matahari Terbit tersebut.
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Perbankan Jepang Blokir Transaksi Keuangan Warga Asing, Ini Penyebabnya
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
6 Startup Kecantikan Buatan Perempuan Indonesia yang Sedang Naik Daun
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
5 Drama Jepang yang Dibintangi Miori Takimoto, Terbaru Ada Tokyo Holiday
Ulasan
-
Review Onde Mande, Drama Komedi yang Mengangkat Budaya Minangkabau
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!
-
Ulasan Novel Like Mother, Like Daughter: Pencarian di Balik Hilangnya Ibu
-
Review Anime Sakamoto Days, Mantan Pembunuh Bayaran Jadi Bapak Rumah Tangga
-
Kisah Cinta Terlarang Membuka Pintu bagi Ekowisata Gunung Tangkuban Perahu
Terkini
-
Metamorfosis Film Horor Indonesia: Dari Seksis hingga Religi
-
Merdeka Belajar sebelum Merdeka: Politik Pendidikan ala Tamansiswa
-
Bye-Bye Kerutan! 4 Masker Kolagen Terbaik Bikin Wajah Glowing Awet Muda
-
Piala Asia U-17: 2 Wakil ASEAN Berpotensi Temani Indonesia Melaju ke Piala Dunia
-
4 Drama Korea dengan Trope Love-Hate Relationship yang Bikin Gemas, Sudah Nonton?