Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Untung Wahyudi
Buku Jurnalisme Online (dok.pribadi /wahyudiuntung)

Dulu, untuk membaca berita atau untuk mengetahui berbagai informasi dari pelosok negeri dan belahan dunia, orang-orang perlu membaca koran atau menonton televisi. Dengan begitu, berita yang dibutuhkan atau yang sedang ramai diberitakan, dengan mudah bisa diakses.

Namun, perkembangan dunia teknologi dan informasi membuat perubahan signifikan dalam perkembangan dan perjalanan hidup manusia. Orang-orang saat ini tidak harus menonton televisi untuk mencari informasi di berbagai daerah dan dunia sekalipun. Dari gawai di genggaman, siapa pun bisa membaca berita yang menarik dan informatif.

Engelbertus Wendratama, dalam buku Jurnalisme Online menjelaskan berbagai tip atau rahasia menulis konten online yang menarik dan berkualitas. Konten yang bisa memberikan informasi kepada siapa pun sehingga, banyak orang bisa menerima informasi dengan baik.

Buku ini dengan begitu lengkap menguraikan bagaimana menulis konten untuk media online yang saat ini menjamur. Perkembangan teknologi membuat banyak orang mendirikan kanal berita atau situs untuk menyajikan aneka berita. Penulis menguraikan, membuat konten online sebenarnya tidak mudah. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum kita menulis konten dan disajikan kepada netizen.

Untuk konten yang isinya berupa berita, maka seorang penulis harus bisa memperhatikan berbagai unsur yang mampu menarik perhatian pembaca. Fokus adalah unsur paling penting di dalam berita, baik itu berita jalan atau developing news (berita yang terus diperbarui seiring tersedianya informasi), berita pendek, maupun berita panjang.

Penulis mejelaskan, menemukan atau mengolah fokus sering kali menjadi tugas paling sulit dalam membuat berita karena membutuhkan pemikiran jernih. Fokus harus menjadi acuan berita—mulai dari judul hingga kalimat terakhir harus berhubungan langsung dengan fokus.

Jika kita jeli, sering kali kita melihat sebuah berita online yang judul dan isi berita cukup berseberangan. Konten yang tidak fokus biasanya akan meluber ke mana-mana dan tidak tahu arah beritanya. Sehingga, berita atau informasi yang disajikan sangat membosankan. Jika ini terjadi, biasanya pembaca akan mudah menutup informasi yang dibacanya dan mencari berita lain yang lebih fokus dan tidak bertele-tele.

Unsur berita lainnya adalah fakta (akurat dan diverifikasi), nilai berita, jawaban, sumber, kejelasan, dan etika. Unsur-unsur di atas sudah seharusnya dipenuhi agar konten yang dibuat bisa diterima netizen dengan baik. Jangan hanya karena mengejar sensasi, sehingga berita dibuat dengan seenaknya tanpa memperhatikan unsur-unsur yang seharusnya disajikan dalam sebuah konten.

Buku ini sangat bermanfaat bagi siapa pun yang ingin belajar menulis berita atau konten online di era digital. Semakin banyaknya media online, netizen sudah bisa menilai mana berita yang layak dibaca atau ditinggalkan. Karena itu, penulis konten harus bisa membuat materi yang menarik dan berkualitas agar tidak ditinggal pembacanya.

Untung Wahyudi