Saya yakin setiap orang yang sudah mengarungi kehidupan rumah tangga pasti mendambakan kebahagiaan dan keharmonisan. Rumah tangga yang diwarnai dengan cinta dan kasih sayang. Tak ada persoalan-persoalan rumit di dalamnya.
Sayangnya, tak ada kehidupan berumah tangga yang berjalan mulus tanpa hambatan. Karena setiap rumah tangga memiliki ujian atau cobaannya masing-masing. Yang membedakan antara rumah tangga satu dengan yang lainnya adalah cara masing-masing menyikapi setiap persoalan yang datang menghadang.
Ada sebuah kisah tentang kehidupan rumah tangga yang menurut saya terbilang harmonis. Kisah tersebut terdapat dalam novel “Rumah Lebah” karya Dodi Prananda. Rumah tangga harmonis tentu bukan tanpa persoalan di dalamnya, tetapi bagaimana setiap pasangan mampu memahami satu sama lain, saling menyemangati, saling menularkan rasa kasih sayang, dan menghadapi setiap persoalan yang datang bersama-sama dan dengan hati yang lapang atau legawa.
Novel “Rumah Lebah” menceritakan kehidupan rumah tangga antara Rama dan Shinta. Mereka berdua saling menyayangi satu sama lain meskipun buah hati belum kunjung datang dalam kehidupan rumah tangga mereka berdua. Berikut ini petikan kisahnya:
Mereka berdua hidup bahagia, walaupun tidak memiliki keturunan. Mereka menjalani hari-hari sebagaimana pasangan lain yang akan membuat pesta ulang tahun pernikahan mereka sangat romantis. Menandai ulang tahun perak perkawinan mereka dengan berpakansi keluar kota, atau berdansa dalam pesta. Mereka selalu menyibukkan diri berdua. Tak jarang, mereka jadi kanak-kanak lagi ketika saling mendongeng sebelum tidur, atau seperti kembali ke masa puber: bermesraan menikmati langit malam penuh kerlap-kerlip bintang dari meja sebuah kafe. Mereka mengikat janji untuk menghabiskan hidup bersama. Merajut kasih sepanjang hayat (Rumah Lebah, halaman 5).
Hingga pada suatu hari terbetik sebuah ide di benak Rama. Ia ingin membuat toko boneka unik di rumahnya. Ia pun segera membicarakan idenya itu dengan Shinta, istrinya. Kepada istrinya ia bilang, “Aku ingin membuat toko boneka unik di rumah kita. Aku tak sabar membuatkan untukmu bayi-bayi kita.”
Shinta pun setuju karena ia tahu betapa besarnya hasrat Rama untuk membuat bayi-bayi mereka. Singkat cerita, toko boneka unik tersebut dinamai dengan Rumah Lebah. Singkat cerita, Rumah Lebah tiba-tiba menjadi perbincangan setiap anak usia lima hingga tiga belas tahun yang menggemari boneka.
Kisah kehidupan rumah tangga yang diwarnai kebahagiaan dalam novel “Rumah Lebah” menarik untuk disimak. Ada sebuah kata-kata menarik yang dapat dijadikan motivasi oleh para pembaca dalam novel ini yakni: “Bukankah sejak kita lahir, kita tahu bahwa kita sama-sama memiliki kekurangan, dan ketika kita bersama, kita merasa sempurna.”
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
5 Buku Parenting Seru dengan Ilustrasi Menarik untuk Orang Tua Modern
-
Mamaku Hebat: Keteguhan Seorang Ibu di Tengah Keterbatasan
-
Film Animasi Anak Rasa Dewasa! 'The Twist' Tawarkan Humor dan Kritik Sosial
-
Review Film Rosario: Kutukan yang Menggali Luka Keluarga dan Identitas!
-
Lucu dan Heartwarming! 3 Novel Jepang Terjemahan Terbaru tentang Kucing
Terkini
-
Pandji Pragiwaksono Dituntut Sanksi Hukuman 50 Kerbau usai Stand Up Comedy Singgung Adat Toraja
-
Jessica Iskandar Bangga dengan Hasil Rapor El Barack: You Are My Einstein!
-
4 Serum Korea Glutathione, Bikin Wajah Glowing Merata dan Cegah Flek Hitam!
-
Disebut Sebagai Putra Mahkota Keraton Solo, Intip Profil KGPH Purbaya
-
Onad Terseret Narkoba, Menguak Apa Itu Ganja dan Ekstasi serta Bahayanya