Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Priscilla Olga Salim
Batu Batikam (Dokumentasi Pribadi/Priscillaolga)

Dibalik sebuah batu berlubang ini, ada kisah penuh makna bagi masyarakat Minangkabau. Yap, batu berlubang itu dikenal dengan sebutan Prasasti Batu Batikam. Terletak di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum, Kecamatan Lima Kaum, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Untuk sampai ke prasasti ini membutuhkan waktu sekitar 10 menit perjalanan dari ibu kota kabupaten yaitu Kota Batusangkar atau sekitar 100 km dari kota Padang.

Lokasinya tepat berada di pinggir jalan raya, sehingga tidak begitu susah untuk menemukannya. Batu ini berukuran 55 x 20 x 40 cm dengan bentuk bulat lonjong yang pipih diujungnya menandakan keberadaan Kerajaan Minangkabau pada Zaman Neolitikum.

Sejarah Batu Batikam

Dahulu kala, di Minangkabau ada dua orang saudara yang berlainan bapak tapi memiliki ibu yang sama. Mereka adalah Datuk Perpatih Nan Sebatang dan Datuk Katumanggungan, yang konon dari kedua datuk inilah lahirnya nama Minangkabau (dari peristiwa menang adu kerbau) dan 4 suku utama di Sumatera Barat yaitu Koto, Piliang, Bodi, dan Caniago.

Datuk Perpatih lahir dari bapak seorang Aristokrat (cerdik pandai), sementara Datuk Katumanggungan lahir dari bapak seorang Otokrat (kaum bangsawan). Datuk Perpatih ingin rakyat diperintah dengan tatanan yang demokratis seperti pepatah Minang “duduk sama rendah, tegak sama tinggi” yang artinya tidak memandang perbedaan.

Tapi Datuk Katumanggungan lebih menginginkan hierarki dalam menjalankan kekuasaaan, ia berpegang pada pepatah “Bajanjang Naik, batanggo Turun”. Akibat silang pendapat yang bersifat prinsipil itu kedua pemimpin besar itu nyaris berselisih dengan hebat.

Untuk menghindari perselisihan yang berkepanjangan akhirnya mereka memutuskan untuk menjalankan kedua sistem itu bersamaan tergantung dari tingkat keperluannya.

Tanda kesepakatan mereka berdua ditandai dengan batu yang ditikam hingga berlobang yang tembus hingga ke belakang batu tersebut dengan senjata pusaka masing masing yaitu keris balempo dan pedang jenawi.

Meskipun agak terkesan menyeramkan, namun batu batikam ini sendiri menjadi salah satu primadona wisata yang banyak menarik perhatian wisatawan. Selain keunikan bentuk batunya, juga unsur sejarah yang hebat yang terkandung dibalik ceritanya termasuk tingkat kesaktian dua tokoh yang bisa melubangi batu yang begitu keras.

Bagi wisatawan pencinta wisata sejarah dan budaya boleh nih mampir ke Batu Batikam. Cukup dengan membayar Rp 10.000 kita sudah ikut berpartisipasi menjaga dan mengenal serta melestarikan budaya Indonesia yang hebat.

Priscilla Olga Salim