Kelasnya Manusia adalah buku duet karya Munif Chatib dan Irma Nurul Fatimah, diterbitkan Kaifa Learning.
Di dalam buku ini, pembaca (wabil khusus para pendidik) diyakinkan bahwa seorang guru, ketika memandu kegiatan pembelajaran di kelas, sesungguhnya didampingi 'asisten'. Siapa mereka? Tak lain tak bukan adalah semua dinding kelas yang diam dan membisu.
Kendati selalu diam dan bisu, pendidik dapat membuat 'asisten' tersebut bicara dengan lantang. Caranya? Inilah premis utama buku full colour setebal xx + 152 halaman ini, yakni menyadarkan dan memandu para pendidik untuk memaksimalkan pemanfaatan dinding dan plafon kelas dengan memajang aneka display edukatif.
Display sendiri bukanlah sekadar selembar kertas yang ditempel di dinding. Bukan cuma gurat corat-coret tanpa arti. Bukan pula foto yang dibiarkan menggantung bertahun-tahun, sampai dikerubungi debu dan jadi rumah laba-laba.
Display kelas adalah jejak-jejak keceriaan, canda tawa, kesungguhan, kerja keras, ketekunan, kerja sama, kesabaran, cinta, dan kebahagiaan.
Display yang tampak diam membisu itu sesungguhnya dapat 'bicara lantang' mengenai jejak tersebut, sekaligus menjadi 'asisten' pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan edukatif.
Dalam buku ini, penulis meyakinkan bahwa ruang kelas adalah rumah yang menyenangkan, membikin betah, dan rasa selalu ingin kembali. Ruang kelas bukan penjara yang membatasi atau menghukum siswa untuk tunduk patuh di bawah otoritas pendidik.
Guna menciptakan ruang kelas sebagai rumah belajar yang menyenangkan inilah perlu diadakan display.
Dalam memajang display kelas, ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi yakni: visibilitas atau keleluasaan pandang, aksesbilitas atau mudah dicapai, fleksibilitas atau keluwesan, kenyamanan, dan keindahan (halaman 49-50).
Dalam menentukan zona area display dan jenis peralatan display, penulis mengajukan beberapa saran praktis: pertama, mulai dari pengaturan fisik kelas. Kedua, tambahkan sentuhan personal pendidik. Ketiga, ciptakan area-area berbeda di dalam kelas. Empat, tata meja dan kursi sesuai tujuan belajar. Lima, letakkan peralatan siswa di tempat yang terjangkau dan gampang diakses.
Buku ini juga dilengkapi sejumlah foto menarik untuk contoh display kelas yang patut dicoba. Sungguh buku yang inspiratif dan menggerakkan.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Diundang Lagi di Close The Door Deddy Corbuzier, Sebenarnya Siapa Sosok Guru Gembul?
-
Terus Bertambah, Unsri Kini Miliki Hampir 150 Guru Besar
-
Kronologi Lengkap Nikita Mirzani Dijebloskan ke Penjara, Terungkap Kondisi Terkini!
-
Materi PAI Kelas 10 (Kompetisi Dalam Kebaikan, Kerja Keras)
-
Pengacara Terkenal Ini Keluarkan Peringatan, Minta Nikita Mirzani Bersabar, Bakal Lakukan Pembalasan
Ulasan
-
Review Film Antiviral: Fans Fanatik yang Bawa Penyakit
-
4 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Film Lilo and Stitch 2025
-
Loveliest Misfortune: Realita Pernikahan Jarak Jauh yang Bikin Baper
-
Film Waktu Maghrib 2: Teror Jin Masa Lalu, Yakin Nggak Mau Nonton?
-
Ulasan Novel The Ex Talk: Ketika Mantan Palsu Membawa Cinta yang Nyata
Terkini
-
Beda Nasib Antara Dean James dan Mees Hilgers dalam Kenaikan Market Value
-
Media Lokal Sudah Badai Selama 10 Tahun Terakhir dan Tak Ada yang Peduli
-
4 Ide Padu Padan Urban Look ala Sooin MEOVV, Pas Buat Daily Style Kekinian!
-
Saat Buku Tak Bisa Dibaca: Akses Literasi yang Masih Abai pada Disabilitas
-
Sama-Sama Pekerja Gig, Kok Driver Ojol Lebih Berani daripada Freelancer?