Sepanjang sejarah penerbangan di Indonesia atau yang dulu masih bernama Hindia-Belanda telah dimulai sejak dekade kedua abad ke-20. Apabila pesawat sipil pertama sekaligus pesawat yang pertama kali mengudara di langit Hindia-Belanda adalah Antoinette VII, maka untuk lingkup militer peesawat yang pertama kali mengudara adalah Martin TA Hydroplane.
BACA JUGA: Cermin Milenial dan Gen Z di Serial WeTV Imperfect The Series 2
Pesawat ini sejatinya bukanlah pesawat yang direncakan untuk terbang pertama kali dalam lingkup militer di Hindia-Belanda. Akan tetapi, dalam perjalannya pada akhirnya pesawat ini yang mencatatkan sejarah sebagai pesawat militer pertama yang berhasil mengudara di langit Hindia-Belanda. Seperti apakah rekam jejak pesawat tersebut? kita simak ulasan ringkasnya berikut ini.
1. Dibeli Karena Imbas Perang Dunia I
Kedatangan pesawat Martin TA di Hindia-Belanda bermula ketika divisi percobaan penerbangan militer Hindia-Belanda (Proefvliegafdelling) sedang mencari pesawat yang akan digunakan untuk uji coba penerbangan. Pada awalnya pihak militer telah membeli 1 unit pesawat Deperdussin Monoplane. Akan tetapi, dikarenakan kondisi di tahun 1914 yang dilanda perang dunia membuat pemesanan pesawat tersebut menjadi tertunda.
BACA JUGA: Sempat Jualan Sepatu, Teguh Julianto Berakting Lagi dan Bintangi Film Uti Deng Keke
Kemudian pihak militer pada akhirnya beralih ke opsi lainnya, mereka pada mulanya ditawarkan pesawat Antoinette VII yang dahulu pernah digunakan untuk mendemonstrasikan penerbangan di Surabaya. Namun, dikarenakan pesawat tersebut telah termakan usia karena kurang perawatan membuat pihak militer pada akhirnya membeli pesawat lain.
Pilihan akhirnya jatuh kepada pesawat Martin TA atau yang dikenal dengan nama Martin S/Seaplane dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut dibeli sebanyak 2 unit dan mulai datang ke Hindia-Belanda pada 18 Oktober 1915.
2. Varian Lain Pesawat Martin T
Pesawat Martin TA sejatinya merupakan varian pengembangan dari pesawat Martin T dan Martin TT yang merupakan pesaat biplane bermesin tunggal. Dilansir wikipedia.com, pesawat tersebut kemudian dikembangkan menjadi varian Martin TA atau Martin S yang memiliki kemampuan lepas landas di perairan. Pesawat yang diproduksi oleh pabrikan Glen L. Martin Company ini ditenagai oleh sebuah mesin Hall-Scott A-5 yang mampu membuat pesawat bersayap ganda ini terbang dengan kecepatan 85 km/jam.
Pesawat ini juga dipergunakan oleh pihak militer di Amerika Serikat sebagai pesawat intai dan pesawat serang ringan. Umumnya jika dipergunakan sebagai pesawat intai maka penumpang di kursi bagian belakang bertugas sebagai observer, sedangkan jika digunakan sebagai serang ringan maka akan menjadi seorang penembak dengan membawa satu pucuk senapan mesin di ringan bagian belakang. Pesawat ini tercatat dioperasikan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dan Angkatan Laut Amerika Serikat.
3. Menjadi Cikal Bakal Armada Udara Militer Hindia-Belanda
Pesawat ini di lingkup Hindia-Belanda sukses melakukan uji terbang pada tanggal 6 November 1915. Peristiwa tersebut menanadai penerbangan militer pertama di Hindia-Belanda. Pesawat ini kemudian melakukan uji terbang lagi pada bulan Februari 1916. Akan tetapi, dalam satu uji terbang tersebut terjadi sebuah kecelakaan pada tanggal 14 Februari 1916.
Dilansir dari situs aviahistoria.com, Meskipun sempat mengalami kecelakaan, kesuksesan pesawat tersebut kemudian menjadi cikal bakal pembentukan armada udara militer di Hindia-Belanda. Pihak militer kemudian membeli kembali 2 unit pesawat pabrikan Glen L. Martin Company, yakni varian Martin TT.
Kemudian di tahun 1917 mendatangkan kembali 4 unit Martin TT dan 8 unit Martin R. yang merupakan varian khusus patroli. Peran pesawat ini kemudian mulai tergantikan dengan pesawat yang lebih modern sejak tahun 1919 dan dipensiukan memasuki dekade 1920-an.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Calvin Verdonk Singgung Taktik Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Ini Alasannya
-
Bersaing dengan 2 Seniornya, Apakah Arkhan Kaka Bisa Dilirik oleh STY?
-
Indonesia Perlu Waspadai Myanmar di AFF Cup 2024, Jadi Tim Kuda Hitam?
-
Titus Bonai Sebut Ada Perbedaan Kondisi Dulu dan Saat Ini di Tim Nasional Indonesia
Artikel Terkait
-
Tak Masalah Disuruh Turun 10 Persen, Lion Air Group Mau Atur Ulang Sistem Harga Tiket
-
Kemenhub Beberkan Perhitungan Tiket Pesawat Domestik Bisa Turun 10 persen
-
Usai Gencatan Senjata, Hizbullah Tetap Waspada terhadap Serangan Israel
-
Susul Netanyahu, Pemimpin Junta Myanmar Juga Jadi Sasaran Surat Perintah Penangkapan ICC Atas Kekejaman pada Rohingya
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
Ulasan
-
Review Gunpowder Milkshake: Ketika Aksi Bertemu dengan Seni Visual
-
Ulasan Buku My Home: Myself, Rumah sebagai Kanvas Kehidupan
-
Menggali Makna Kehidupan dalam Buku Seni Tinggal di Bumi Karya Farah Qoonita
-
Bisa Self Foto, Abadikan Momen di Studio Terbesar Kota Jalur
-
Ulasan Buku Bersyukur Tanpa Libur: Belajar Menerima Apa yang Kita Miliki
Terkini
-
PSSI Targetkan Timnas Indonesia Diperingkat ke-50 Dunia pada Tahun 2045 Mandatang
-
Memerankan Ibu Egois di Family by Choice, Kim Hye Eun: Saya Siap Dihujat
-
3 Serum yang Mengandung Tranexamic Acid, Ampuh Pudarkan Bekas Jerawat Membandel
-
3 Varian Cleansing Balm Dear Me Beauty untuk Kulit Kering hingga Berjerawat
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan