Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Dwi Apriyani
Suku Dani di Papua (Doc/suku_dani)

Suku Dani menjadi salah satu suku yang paling populer di Papua. Keberadaan suku ini sudah banyak diketahui oleh orang luar ataupun orang dalam Indonesia. Suku inilah yang mendiami wilayah Lembah Baliem di Pegunungan puncak jaya, Papua. Pemukiman mereka berada di antara Bukit Ersberg dan Grasberg di Kabupaten Jayawijaya.

Suku Dani mendiami rumah-rumah yang disebut honai. Masyarakat suku Dani memiliki banyak kemampuan dalam bidang seni, bahkan mereka sangat senang bernyanyi. Jadi, di balik penampilannya yang keras dan menyeramkan, masyarakat Dani ternyata menyimpan banyak kelembutan. Tidak hanya itu, suku Dani memiliki beragam tradisi yang menarik, salah satunya tradisi iki palek.

Tradisi iki palek merupakan sebuah tradisi pemotongan jari seseorang ketika keluarga terdekatnya meninggal. Tujuan dari tradisi ini adalah, karena jari dianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah dan satu asal sesuai dengan arti kalimat wene opakima dapulik welaikarek mekehasik.

BACA JUGA: Mengenal Riga-class, Frigate Legendaris TNI dari Masa Orde Lama

Tradisi ini biasanya dilakukan oleh kaum wanita karena kaum wanita mempunyai perasaan yang sangat mendalam terhadap seseorang yang mereka sayangi seperti ibu, ayah, adik, kakak, ataupun anak mereka. Jika ada satu orang yang meninggal, maka jari akan dipotong satu. Banyaknya jari mereka yang terpotong menandakan berapa banyak keluarga mereka yang sudah meninggal. Jika orang tua meninggal, mereka akan memotong dua ruas jari.

Sementara, untuk sanak saudara hanya satu ruas jari saja yang akan dipotong. Namun, tak hanya kaum wanita saja, beberapa kaum pria juga melakukannya untuk menunjukkan rasa kesedihan yang mendalam. Para pria biasanya tidak melakukan potong jari, melainkan memotong kulit telinga mereka.

Sebelum jari dipotong, jari akan dililit dengan sebuah benang hingga mati rasa kemudian mereka akan membaca mantra lalu dipotong. Dalam pemotongan jari bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama menggigit jari mereka sendiri hingga putus atau menggunakan alat pemotong seperti kapak atau pisau.

Di satu sisi ada yang mengatakan bahwa tradisi ini sudah mulai dikurangi dan ada juga yang bilang bahwa tradisi ini masih dilestarikan. Walaupun demikian, kita masih bisa menemukan beberapa orang suku Dani yang jarinya sudah dipotong. Dari tradisi ini kita bisa mengambil hal positif terkait sikap saling menghormati, serta rasa kebersamaan yang rela menanggung rasa sakit ketika salah satu anggota keluarga meninggal.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Dwi Apriyani