Puasa identik dengan menahan, baik menahan lapar, dan haus maupun menahan dari perbuatan buruk. Pada intinya penerapan puasa di berbagai agama bertujuan untuk mensucikan diri dan hati. Namun, setiap agama memiliki perbedaan dalam penerapannya baik dari tata cara maupun waktu puasanya. Penasaran apa saja, yuk simak!
BACA JUGA: Ulasan Buku 'Islamku, Islammu, Islam Kita', Mengajak Akur dalam Keberagaman
1. Islam
Agama Islam adalah agama yang paling identik dalam penerapan puasa, biasa disebut dengan bulan suci Ramadhan. Pada agama Islam puasa adalah hal yang diwajibkan bagi setiap umat muslim selama satu bulan penuh, waktunya bisa berbeda setiap negaranya.
Namun, di Indonesia sendiri umat muslim diwajibkan untuk berpuasa selama 12 jam penuh mulai dari fajar (Subuh) sampai matahari terbenam (Maghrib) tanpa makan, minum, dan menahan maupun menjaga dari perbuatan yang dapat menurunkan nilai puasa.
BACA JUGA: Makna Dibalik Tradisi Ngidak Tigan dalam Prosesi Pernikahan Adat Jawa
2. Buddha
Di agama Buddha juga ada tradisi puasa, loh. Puasa di agama Buddha dikenal dengan Uposatha yang yang artinya “masuk untuk berdiam di Vihara”. Puasanya tidak boleh makan tetapi boleh minum serta minum obat di saat sakit, dan makan pada siang hari dengan batas waktu tertentu.
Uposatha biasa dilakukan umat Buddha menjalankan puasa di hari-hari menjelang tanggal 1, 8, 15, dan 23 malam menurut penanggalan lunar. Dimulai dari tengah hari, pukul 12.00 siang sampai keesokan harinya.
3. Hindu
Umat agama Hindu berpuasa di hari Nyepi yang disebut dengan Upawasa dan umat agama Hindu akan berpuasa total yaitu tidak makan dan minum mulai dari fajar sampai fajar keesokan harinya atau selama 24 jam. Berpuasa sendiri bagi umat Hindu bermakna penolakan kebutuhan fisik tubuh demi keuntungan spiritual.
BACA JUGA: Antartika: Negeri Tanpa Tuan dengan Berbagai Potensi
4. Katolik
Puasa pada agama Katolik dilakukan pada pra-Paskah yang berlangsung selama 40 hari. Melansir dari situs resmi USCCB, awal puasa ditandai dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung. Wajib puasa ditujukan untuk mereka yang telah berumur 18 tahun. Umat Katolik hanya boleh makan kenyang sekali dalam sehari selama berpuasa.
Pada hakikatnya puasa adalah sebagai suatu bentuk menjaga diri dari perbuatan yang merusak sehingga dibutuhkan pengendaliannya seperti puasa. Jadi jangan lupa untuk saling menghargai dan toleransi, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Tim PPK Ath-thobib Universitas Jambi Ubah Rumah Terlantar Jadi Wadah Ekspansi Anti-Stunting
-
Resmi! Tim PPK Ormawa Opening Program STARLING Guna Turunkan Risiko Stunting
-
Kompak! Mahasiswa Universitas Jambi dan Warga Legok Beraksi Goro Toga Tangkul
-
Cegah Stunting: Penyuluhan Stunting dan PHBS Disambut Antusias Warga Legok Jambi
-
Begini Kata Mantan Direktur WHO tentang Pandemi di Seminar Internasional FKIK UNJA
Artikel Terkait
-
Mudik Boleh Tidak Puasa? Ust Adi Hidayat Sebut Ada 2 Kriteria Khususnya
-
Devandro Danendra Anak Iis Dahlia Akhirnya Buka Suara soal Isu Pindah Agama
-
Iis Dahlia Wara-Wiri Klarifikasi Isu Anak Pindah Agama, Auto Disinggung soal Karma: Jangan Gampang Julidin Orang
-
Jadwal Sholat dan Buka Puasa Wilayah Malang, Kamis 13 April 2023
-
Jadwal Sholat dan Buka Puasa Wilayah Surabaya, Kamis 13 April 2023
Ulasan
-
Cara Bijak Mengatasi Rasa Iri dan Cemas Lewat Buku The Art of Stoicism
-
Ulasan Buku Kareem and Khaleel Finding Allah: Refleksi Lembut Soal Keimanan
-
Jeon Somi Narasikan Luka Cinta Lewat Lagu EDM Bertajuk What You Waiting For
-
Musim Panas yang Galau, Plave Sedang Merindu di Lagu Jepang Bertajuk Hide and Seek
-
Luka, Pemulihan, dan Persahabatan, dalam Film Sorry, Baby
Terkini
-
Tinggalkan Persib Bandung, Edo Febriansah Pertimbangkan Ini saat Pilih Dewa United
-
Targetkan Semifinal, Ternyata Malaysia adalah Tim Besar Paling Tak Beruntung di Piala AFF U-23
-
BabyMonster Usung Energi yang Pedas dan Berapi-api di Lagu Baru 'Hot Sauce'
-
Book Buying Ban: Ujian Terbesar Bagi Pecinta Buku di Era Banjir Diskon
-
Sontek 4 Daily Outfit Minimalis ala IU, Biar Gaya Makin Modis Setiap Hari