Membaca adalah hobi yang menyenangkan, termasuk membaca kumpulan puisi. Untuk kalian yang suka membaca buku puisi, karya Rabu Pagisyahbana cocok untuk masuk dalam daftar list bacaan kalian. Sedikit mengenal tentang penulis buku ini, Rabu Pagisyahbana (Lukman Asri Ali Syahbana) yang lahir di Sumampir, Purwokerto.
Sudah menerbitkan beberapa buku puisi antara lain Perahu Napas merupakan buku pertamanya yang terbit tahun 2015, selain itu buku berjudul Dongeng Siang Bolong yang terbit tahun 2018. Selanjutnya buku puisi yang berjudul Rindu Luka Kepada Sembuh (2021) dan buku berjudul Cinta yang Putus Tak Pernah Putus yang terbit tahun 2021.
BACA JUGA: Ulasan Buku 'Tentang Bermain Drama': Cara Bermain Drama yang Baik
Berikut ulasan tentang buku tersebut :
Judul Buku : Cinta yang putus tak pernah putus
Penulis : Rabu Pagisyahbana
Penerbit : Warnings books
Jumlah Halaman : 112
Ulasan Buku
Buku Cinta yang Putus Tak Pernah Putus merupakan sehimpunan puisi indah yang dapat membuat siapa saja yang membacanya menjadi terbawa suasana dan sejenak ingin kembali ke masa-masa penuh kenangan bersama orang tersayang. Dari beberapa banyak puisi dalam buku ini, ada salah satu kutipan di buku ini yang dapat membuat para pembaca akan tertegun saat membacanya, isi kalimatnya seperti ini,
“Hal tersakit dari luka adalah ingatan, hal terbaik darinya adalah kenangan”.
BACA JUGA: Kisah Kematian Tuan Menteri dalam Buku 'Cerita-cerita Negeri Asap'
Sama seperti judulnya yang sudah mewakili dan menjelaskan isi buku ini, bahwa isi puisi di buku ini begitu relate dengan kehidupan, tentang sebuah cinta yang putus namun nyatanya tak pernah benar-benar putus, maksudnya semua cerita yang putus itu masih terekam dan mempunyai ruang sendiri di dalam hati,. Mereka diimplementasikan dalam sebuah kenangan yang merupakan hal terbaik dari sebuah luka, seperti pada kutipan dalam bukunya.
Selain itu satu bagian favorit lainnya dalam puisi ini adalah puisi berjudul Kangen, yang mana salah satu bait yang paling membekas d ihati adalah "Perasaan ingin sekali bertemu, berbincang, tertawa, juga bertengkar bersama". Pada bait ini, penulis puisi ingin menyampaikan bahwa rasa rindu atau kangen itu masih sering muncul bahkan perasaan ingin bertemu dengannya lagi.
Berikut sedikit ulasan tentang buku ini, tunggu apa lagi? Segera masukkan buku ini ke dalam daftar bacaan kalian, ayo kita bernostalgia sebentar mengingat mantan pacar sembari membaca buku ini. Selamat membaca dan salam literasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Tentang Bermain Drama': Cara Bermain Drama yang Baik
-
Kisah Kematian Tuan Menteri dalam Buku 'Cerita-cerita Negeri Asap'
-
Ulasan Death on the Nile karya Agatha Christie, Pembunuhan di Kapal Pesiar
-
Ulasan Drama Korea 'Hi, Bye Mama!': Menjalani Kesempatan Kedua sebagai Ibu
-
6 Rekomendasi Buku Bacaan yang Menginspirasi dan Mendidik
Ulasan
-
Gua Batu Hapu, Wisata Anti-Mainstream di Tapin
-
Ulasan Novel Hi Serana Adreena, Perjuangan Anak Pertama yang Penuh Air Mata
-
Teluk Kiluan, Spot Terbaik untuk Menyaksikan Kawanan Lumba-lumba di Lampung
-
Final Destination Bloodlines: Tawarkan Kedalaman Karakter dan Teror Mencekam
-
Ulasan Lagu Paranormal: Teman Minum Kopi di Pagi Hari Saat Sedang Jatuh Hati
Terkini
-
Venezia Terpeleset, Jay Idzes dan Kolega Harus Padukan Kekuatan, Doa dan Keajaiban
-
Ponsel Honor 400 Bakal Rilis Akhir Mei 2025, Usung Kamera 200 MP dan Teknologi AI
-
Jadi Kiper Tertua di Timnas, Emil Audero Masih Bisa Jadi Amunisi Jangka Panjang Indonesia
-
Realme Neo 7 Turbo Siap Meluncur Bulan Ini, Tampilan Lebih Fresh dan Bawa Chipset Dimensity 9400e
-
Realme GT 7T Segera Hadir dengan Sensor Selfie 32 MP dan Baterai Jumbo 7000 mAh