Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Moch Alfa Alfiansyah
Stadion GBT (Dok. Pribadi/alfaalfnsyh)

Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) di Surabaya, Jawa Timur, diumumkan sebagai lokasi resmi untuk upacara pembukaan FIFA U-17 World Cup 2023. GBT akan menjadi tuan rumah pertandingan Grup A yang terdiri dari Indonesia, Ekuador, Panama, dan Maroko. Upacara pembukaan ini akan menandai awal dari turnamen prestisius ini, yang akan diikuti oleh pertandingan perdana antara Indonesia dan Ekuador pada tanggal 10 November 2023.

Keputusan ini menimbulkan banyak perdebatan karena sebelumnya disebutkan bahwa upacara pembukaan dan pertandingan Timnas Indonesia U-17 akan diselenggarakan di Jakarta International Stadium (JIS). Alasannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi pemindahan ini membuat masyarakat ibu kota kecewa karena sudah terlanjut antusias.

Pertanyaan pun muncul, mengapa justru GBT yang dipilih?

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang menyaksikan pertandingan internasional di GBT, yaitu saat FIFA Matchday Indonesia versus Turkmenistan pada tanggal 8 September lalu, berikut adalah kelebihan dan kekurangan GBT.

Kekurangan utama GBT adalah lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota Surabaya, yakni 25 kilometer atau satu jam perjalanan. Akses ke stadion juga sering terhambat oleh jalan yang sempit, melewati pasar, dan sering macet. Selain itu, GBT juga berdekatan dengan TPA Benowo, pengolahan sampah terbesar di Surabaya yang menyumbang bau tak sedap.

Aksesibilitas juga menjadi masalah lainnya. GBT terletak di tengah-tengah tambak yang jauh dari pemukiman atau jalan raya, sehingga tidak ada transportasi umum yang langsung menuju ke sana. Fasilitas-fasilitas seperti warung, minimarket, atau SPBU juga sulit ditemukan di sekitar stadion. 

Selain itu, area sekitar GBT cenderung gelap saat malam hari. Tata letak stadion pun tidak seapik kompleks olahraga modern seperti SUGBK. Hal ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan sekitar stadion yang tidak terlalu terawat.

Meskipun demikian, GBT adalah stadion yang memenuhi standar FIFA dan fasilitas yang ada di dalamnya sudah lengkap dan siap digunakan. Kantong parkir yang dapat menampung ribuan kendaraan tersedia baik untuk roda dua maupun roda empat. Masjid juga tersedia untuk keperluan ibadah dan beristirahat. Area lingkar stadion kini sudah cukup bagus dengan variasi jalan paving dan aspal yang digunakan untuk stan berjualan resmi. Stadion ini juga memiliki toilet dan musala pada setiap gerbangnya.

Walaupun ada beberapa kekurangan, GBT memiliki daya tarik tersendiri. Fasilitas pencahayaan dan rumput di stadion ini sudah memenuhi standar tertinggi. GBT menggunakan rumput Zoysia Matrella yang menampilkan refleksi cahaya yang mengesankan dengan pencahayaan stadion sudah mencapai 2.850 lux, hampir menyamai GBK. Selain itu, sudut pandang dari tribun ke lapangan sangat nyaman, dengan kursi-kursi yang disediakan.

Dalam segi euforia suporter, GBT memiliki suporter fanatik yang mendukung Timnas Indonesia dengan penuh semangat. Ultras Garuda dan La Grande Indonesia selalu meramaikan suasana dengan chants-chants dari seluruh penjuru tanah air. Namun, stadion jarang penuh bukan karena kurangnya minat, melainkan karena harga tiket yang mahal dan jadwal pertandingan yang seringkali tidak pada akhir pekan.

Meskipun demikian, GBT telah sukses menggelar berbagai acara besar, seperti Opening Ceremony Liga 1 tahun 2020 dan peluncuran tim Persebaya pada 2021. 

Stadion ini siap untuk menjadi tuan rumah upacara pembukaan Piala Dunia U-17 dengan sedikit penyempurnaan. Dengan semua kelebihan dan kekurangannya, GBT akan menjadi saksi sejarah dimulainya Piala Dunia pertama di Indonesia dan siap untuk memukau dunia. 

Artikel ini merupakan hasil liputan pribadi - 8 September 2023 Pukul 17.00-22.00 - Kota Surabaya, Jawa Timur

Moch Alfa Alfiansyah