Negara matahari terbit, Jepang, telah lama dilanda fenomena resesi seksual, yang ditandai dengan penurunan angka pernikahan dan kelahiran. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, angka kelahiran di negara itu telah menurun dari 2,15 anak per wanita pada tahun 1970 menjadi 1,36 anak per wanita pada tahun 2022. Ada beberapa faktor yang menyebabkan resesi seksual di Jepang, antara lain:
1. Masyarakat yang semakin individualis. Masyarakat Jepang saat ini lebih fokus pada karier dan pencapaian pribadi dibandingkan dengan membina hubungan dan keluarga.
2. Tekanan ekonomi. Biaya hidup yang tinggi di Jepang membuat banyak orang enggan untuk menikah dan memiliki anak.
3. Perubahan peran gender. Perempuan Jepang saat ini lebih aktif di dunia kerja, sehingga mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk mengurus keluarga.
- Resesi seksual di Jepang menimbulkan berbagai dampak negatif, diantaranya antara lain:
- Krisis populasi. Populasi Jepang diperkirakan akan menurun menjadi 88 juta pada tahun 2050.
- Kekurangan tenaga kerja. Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja yang signifikan di masa depan.
- Penurunan pertumbuhan ekonomi. Penurunan populasi dan tenaga kerja akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Jepang.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Apakah Indonesia juga akan mengalami resesi seksual?
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kelahiran di Indonesia telah menurun dari 5,03 anak per wanita pada tahun 1970 menjadi 2,29 anak per wanita pada tahun 2022. Namun, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran di Jepang.
Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang berisiko menyebabkan resesi seksual di Indonesia, yaitu:
- Masyarakat yang semakin urbanisasi. Urbanisasi membuat orang-orang lebih sulit untuk bertemu dan menjalin hubungan.
- Tingginya biaya “pesta” pernikahan dan pendidikan. Biaya pernikahan dan pendidikan yang tinggi membuat banyak orang enggan untuk menikah dan memiliki anak.
- Perubahan peran gender. Perempuan Indonesia saat ini lebih aktif di dunia kerja, sehingga mereka memiliki lebih sedikit waktu untuk mengurus keluarga.
Untuk mencegah resesi seksual di Indonesia, perlu dilakukan berbagai upaya, antara lain:
- Pemerintah perlu memberikan subsidi atau insentif untuk menikah dan memiliki anak.
- Perlu ada perubahan sosial budaya yang mendorong pernikahan dan memiliki anak.
- Perlu ada peningkatan kualitas pendidikan dan lapangan kerja untuk perempuan.
Resesi seksual merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mencegah resesi seksual di Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
-
Membincang Pertolongan Pertama pada Psikologis
Artikel Terkait
-
Erick Thohir Kenalkan Direktur Teknik PSSI Dalam Waktu Dekat, Siapa?
-
Wajah Muda, Umur Tua: Awas Trik Licik Piala Dunia U-17
-
Viral Pria Berbaju Timnas Indonesia Injak Situs Artefak Batu Kenteng Songo di Puncak Merbabu
-
Eks Petinggi Barcelona Ikut Pantau Ole Romeny Bersama Patrick Kluivert, Mau Apa?
-
Tim Putri Indonesia Kokoh di Puncak Klasemen JSSL Singapore 7's 2025, Laga Penentu Menanti
Ulasan
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
-
Menemukan Bintang di Langit Jiwa: Sebuah Renungan atas Novel Lucida Sidera
-
Desa Wisata Pulesari, Tawarkan Suasana Asri dengan Banyak Kegiatan Menarik
-
Ulasan A Wind in the Door: Perjalanan Mikroskopis Memasuki Sel-Sel Tubuh
Terkini
-
Jadwal F1 GP Arab Saudi 2025: Lando Norris Percaya Diri Raih Hasil Positif
-
3 Pertarungan Epik Anime Moonrise, Orisinal Netflix Penuh Aksi dan Emosi
-
Masalah Logistik, Konser Taeyeon di Tokyo Dibatalkan Mendadak
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
-
Bali United Kalah Tipis di Bandung, Stefano Cugurra Umumkan Perpisahan