Polaris musim dingin ini adalah salah satu novel young adult yang ditulis oleh Alicia Lidwina. Bercerita tentang Higashino Akari yang melakukan perjalanan untuk mencari Sensei-nya yang menghilang tanpa kabar.
Perjalanan yang ditempuh Akari akan mempertemukan ia kembali dengan ketiga sahabatnya, yakni Kyouhei, Ryuji, dan Misaki. Mereka berempat dulunya pernah bekerja di satu tempat yang sama, yakni Shirokuma Bistro, restoran miliki Sensei. Dalam titik terendah yang masing-masing pernah dirasakan oleh keempat sahabat tersebut, mereka ditolong oleh Sensei yang banyak mengajari mereka mengenai persahabatan, perjuangan, dan arti keluarga.
Saat Kyouhei, Ryuji dan Misaki telah menemukan apa yang sebenarnya menjadi cita-cita mereka dalam hidup, Sensei mendorong mereka untuk berjuang mengejar cita-cita tersebut. Alih-alih selamanya bekerja sebagai pelayan di Shirokuma Bistro, Sensei memotivasi mereka untuk mencari sesuatu yang lebih berharga bagi mereka.
Saat teman-temannya telah berada di jalan mereka masing-masing, kini tinggal Akari yang masih berusaha ingin menemukan jawaban atas banyaknya pertanyaan yang hadir di kepalanya. Utamanya mengenai keberadaan Sensei.
Maka saat Akari menerima surat-surat misterius yang katanya berasal dari Sensei, maka mulailah ia melakukan perjalanannya dari Aomori, Tokyo, Osaka, Fukuoka, dan terakhir di Kagoshima.
Karena novel ini bercerita tentang perjalanan Akari, penulis cukup lihai dalam menuliskan deskripsi suasana tiap kota yang di kunjungi Akari.
Meskipun alur novel maju mundur mundur dan berjalan lambat, namun novel ini tidak terasa membosankan. Hadirnya Sensei dalam memberikan penguatan kepada Akari, Kyouhei, Ryuji dan Misaki seolah bisa membuat pembaca ikut merasakan haru dan asupan semangat darinya.
Cerita perjuangan mereka sepertinya relate dengan apa yang dialami oleh banyak orang hari ini. Sulit mendapat pekerjaan, ditinggalkan orang tua, menjadi anak yang dicap gagal, atau seseorang yang terlalu pemalu dan tidak percaya diri dalam mengejar impian.
Ketika Sensei menasehati tokoh-tokoh yang ada di sini, rasanya nasehat itu juga bisa dirasakan oleh pembaca. Hal yang paling berkesan adalah nasihat agar mau terus berjuang hari demi hari walau sepahit apapun ujian yang dialami.
"Hiduplah untuk satu hari lagi. Berjuanglah untuk satu hari lagi. Setiap kali kau takut untuk menghadapi kehidupan ini, ingatlah kalau kau tidak perlu memikirkan apa yang akan terjadi dalam seminggu, sebulan, atau setahun lagi. Hidup akan terus menemukan cara untuk membuatmu terjatuh, dan terkadang rasanya akan sulit sekali untuk mencoba percaya pada dirimu sendiri; percaya kalau kau bisa melalui semua ini. Cobalah untuk hidup satu hari lagi."
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Menguliti Dilema Moral di Balik Series I Love You My Teacher
-
Review Film Wicked - For Good: Manis Kendatipun Kurang Magis
-
Drama Dunia Gaib yang Menguak Kenyataan Pahit dalam Novel Karya Titah AW
-
Ulasan Film Emergency Declaration: Teror di Langit dan Pertaruhan Nurani
-
Review Film Pesugihan Sate Gagak: Serunya Nonton Trio Kocak, Gokil Banget!
Terkini
-
Sempat Kandas, Dara Arafah dan Rehan Mubarak Resmi Bertunangan
-
Banjir Kritik Bela Timnas Indonesia, Rafael Struick: Saya Tak Peduli Omongan Orang
-
Kantongi CCTV Dugaan Perselingkuhan Suami dan Inara Rusli, Mawa: Itu Zina Besar!
-
Umumkan Kehamilan di Usia 4 Bulan, Al Ghazali: Aku Nggak Mau Dahului Allah
-
Ironi Baru Sinema: Bioskop Kian Sepi di Tengah Ramainya Platform Streaming