Bicara tentang kenangan di masa silam, saya yakin setiap orang dewasa tentunya memiliki kenangan masa kecil yang begitub beragam. Baik itu kenangan yang terasa pahit maupun yang manis.
Sebagian kenangan itu akan menjadi kenangan yang mungkin sulit terlupakan, terlebih bila kenangan tersebut adalah kenangan yang indah. Yang jelas, apa pun kenangan kita di masa kecil, baik yang pahit maupun yang manis, dapat menjadi semacam pembelajaran berharga bagi kita saat ini.
Bicara tentang kenangan masa kecil, ada sebuah buku menarik yang bisa kita simak dan ambil hikmahnya, yakni buku berjudul “Jejak-Jejak Kecil” (kisah-kisah inspiratif dari dunia siswa yang kaya rasa dan penuh warna).
Salah satu kisah yang menarik disimak dan cukup mengharukan berjudul “Sepatu Hitam, Putih”. Berkisah tentang gadis kecil yang sudah tak sabar ingin masuk sekolah setelah liburan panjang. Selain kangen dengan teman-temannya, ia juga ingin mengenakan sepatu baru warna putih yang barusan dibelikan oleh bapaknya.
Meski sepatu tersebut bukan sepatu baru yang dibeli di toko, melainkan sepatu yang dibeli dari pasar loak, tapi ia berusaha menerimanya dengan senang hati. Persoalan muncul ketika sekolah membuat peraturan baru, yakni setiap siswa harus mengenakan sepatu hitam. Bagi yang melanggar, maka akan dikenakan sanksi.
Tentu saja peraturan baru tersebut membuat ia merasa bersedih. Ia pun menunduk, sambil menatap nanar sepatu baru berwarna putih yang dengan susah payah dibeli oleh bapaknya. Sepatu yang dibeli dengan tetesan keringat bapak.
Karena tak ingin menyusahkan bapak, ia berusaha menyisihkan uang jajannya untuk ditabung. Ia berencana membeli sepatu hitam dengan uang jajan yang nanti berhasil dikumpulkannya.
Kisah-kisah lain yang menarik disimak dalam buku karya Meti Herawati ini masih banyak. Misalnya, kisah tentang seorang anak yang merasa malu karena nilai ulangan Matematikanya buruk sehingga berusaha menyembunyikannya dari kedua orangtuanya. Ada juga kisah bocah yang merasa sedih dan berat harus berpisah dengan teman-temannya karena harus pindah sekolah.
Kisah-kisah dalam buku terbitan Gramedia (2014) ini semoga dapat menjadi bacaan yang tak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Baca Juga
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
-
Ulasan Buku Sabar tanpa Batas, Memaknai Hidup dengan Bijaksana
Artikel Terkait
-
Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Anak Jalanan dalam Novel Sepuluh
-
Ulasan Buku 101 Langkah Mengatasi Insecure: Belajar Menjadi Percaya Diri
-
Ulasan Buku Ulama, Pewaris Para Nabi: Mengenalkan Tugas-Tugas Ahli Agama
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
Ulasan
-
Ulasan Buku Imung: Siulan Kematian, Misteri Kematian Pengarang Nyentrik
-
Ulasan Buku Pencurian Terbesar Abad Ini, Puisi dengan Perspektif Tak Biasa
-
Review Novel 'Perkumpulan Anak Luar Nikah', Ketika Pemalsuan Data Diri Terungkap
-
Ulasan Buku 7 Kebiasaan Orang yang Nyebelin Banget Karya Henry Manampiring
-
Review Film Betting with Ghost, Ketika Penjudi Berurusan dengan Hantu
Terkini
-
Debut Box Office Red One Resmi Geser Venom 3 Usai Raup Rp539 Miliar
-
BSS SEVENTEEN Dilaporkan Segera Comeback, Siap Rilis Musik Video Terbaru
-
Irene Red Velvet Bawa Kegembiraan Lewat Lagu Ceria di Album Like A Flower
-
Tantangan Ujian Nasional Berbasis Komputer: Ketimpangan Akses, Perspektif Guru, dan Alternatif Penilaian yang Adil
-
Move on dari Jepang, Timnas Indonesia Bidik Kemenangan Lawan Arab Saudi