Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy
Ilustrasi Buku "Mengejar Piala Surga" (Dokumen penulis/ Sam Edy)

Berbakti kepada kedua orang tua adalah sebuah keharusan bagi setiap orang. Jangan sampai sebagai seorang anak memiliki sifat-sifat tercela yang dapat mengantarkannya menjadi anak yang durhaka pada ayah dan ibunya.

Membentak dan membantah nasihat orang tua misalnya, termasuk akhlak tercela yang harus selalu dihindari oleh setiap anak. Pergaulilah kedua orang tua kita dengan sepenuh kasih dan sayang. Kalau ada hal yang tidak kita setujui dari ayah atau ibu, kita bisa menyampaikannya dengan perkataan yang halus, bukan dengan kata-kata ketus yang bisa membuat hati orang tua sakit karenanya.

Perihal pentingnya seorang anak berbakti pada kedua orang tua, ada sebuah cerita yang bisa kita petik dalam bukuMengejar Piala Surga” terbitan Indiva Media Kreasi (2022). Buku ini berisi kumpulan cerita pendek (cerpen) yang tak sekadar menghibur buat anak-anak, tetapi juga menyelipkan pesan-pesan penting yang bermanfaat bagi pendidikan karakter anak-anak. 

“Mengejar Piala Surga” adalah salah satu judul cerpen karya Maisya Nafa Ufaira yang bercerita tentang gadis kecil bernama Fania yang tengah sibuk dengan hafalan Qur’an-nya. Jadi ceritanya ia bercita-cita ingin hafal Al-Qur’an 30 juz, tapi ia memiliki kendala susah dalam menghafal.

Untunglah Fania memiliki guru yang begitu penyayang dan perhatian terhadap murid-muridnya termasuk Fania. Guru yang biasa dipanggil ustazah tersebut memberikan kiat-kiat agar mudah dalam menghafal Al-Quran. 

Di antara kiatnya adalah berdoa sebelum melakukan hafalan, memulai dari surah-surah pendek terlebih dahulu, berusaha perlahan-lahan, fokus, dan khusyuk ketika sedang melakukan hafalan. Jangan lupa iringi dengan akhlak yang mulia.

Suatu hari, guru meminta Fania untuk ikut lomba tahfiz di sebuah universitas di Jakarta. Mulanya Fania ragu karena sering lupa sama ayat. Selain itu ia juga tidak percaya diri. Namun, setelah diberi semangat oleh sang guru, Fania akhirnya mengiyakan. Ia ingin ikut lomba karena ingin memberi hadiah buat orang tuanya di surga. 

Salah satu pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kisah Fania adalah, “kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak?”. Dari kisah ini pembaca juga dapat termotivasi untuk tidak takut pada yang namanya kegagalan. Pepatah bijak mengatakan, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. 

Selain cerpen “Mengejar Piala Surga”, masih ada sembilan cerpen yang layak disimak dan ambil pesan-pesan positifnya. Misalnya, cerpen berjudul “Beauty Plus” karya Cilya Hassya Areta, mengisahkan gadis kecil bernama Haya yang hobi bersolek secara berlebihan. Dari kisah ini, anak dapat memetik pesan berharga bahwa berdandan secara berlebihan itu tidak baik. Menjaga penampilan memang penting, tapi tidak boleh berlebihan karena bisa mengundang fitnah. Alangkah lebih baiknya bila wajah yang rupawan diiringi dengan kecantikan hati dan kecerdasan otak. 

Sam Edy