Buku berjudul “Petuah Sang Guru” bukan dimaksudkan untuk mengganti kitab atau keyakinan agama, melainkan sebuah pendekatan filosofi terhadap implementasi sikap kemanusiaan.
Buku yang disusun oleh Ivan Yulivan ini ditulis dengan gaya khas yang mampu menyuguhkan berbagai ajaran-ajaran tentang kehidupan.
Ide berkaitan dengan masalah Tao yang lazim diterjemahkan dengan “jalan” atau “jalur”. Namun, dapat kita katakan bahwa ajaran Tao berarti “alam atau hukum alam”.
Ivan menjelaskan, ajaran Lao Tzu, lebih dikenal dengan sebutan Taoisme, yakni suatu paham spiritual yang lahir di Tiongkok dan telah mengalami berbagai perkembangan selama ribuan tahun.
Taoisme dikembangkan oleh Lao Tzu dengan kitab utamanya yang disebut Tao Te Ching—kitab tentang ‘Jalan Kebenaran’. Kitab ini merupakan suatu buku spiritual singkat yang sangat rumit dan hanya terdiri dari 5.250 huruf.
Taoisme mengajarkan bahwa manusia jangan melawan tao (alam), melainkan harus tunduk dan bekerja bersamanya. Bagi seorang pribadi manusia, kesederhanaan dan kewajaran merupakan hal yang dianjurkan. Kekerasan harus dijauhi. Manusia tidak boleh merusak dunia, melainkan harus menghormatinya. Tao mengajarkan agar manusia harus menyesuaikan dengan kodrat alam dan berbuat santun dan kebajikan untuk meraih hidup sejati (hlm. 4).
Kita harus berusaha memahami bahwa sifat alam itu sesuai dengan cara kita memperlakukannya. Kalau kita memperlakukan alam dengan baik, maka alam pun akan demikian adanya; bersikap baik dan bersahabat dengan kita. Maka, selalu menjaga alam dengan baik adalah hal yang tak boleh diabaikan oleh para manusia di muka bumi ini.
Gejala alam yang paling mirip dengan Tao dalam pandangan para penganut Taoisme adalah air. Mereka kagum dengan cara air yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mencari tempat-tempat yang terletak paling rendah. Air juga mempunyai kekuatan yang mampu meluluhkan batu karang dan menghanyutkan bukit-bukit. Sifat luwes tak terhingga, tetapi kokoh tanpa bandingan (hlm. 8-9).
Cukup menarik membaca buku “Petuah Sang Guru” yang diterbitkan oleh penerbit Mudra (Jakarta, 2012) ini. Dalam buku ini kita bisa mengambil pesan-pesan berharga atau kebijaksanaan hidup.
Salah satu kebijaksaan hidup yang bisa kita petik misalnya tentang pentingnya mengendalikan diri sendiri. Lao Tzu menulis, “Orang hebat mampu mengendalikan orang lain, tetapi lebih hebat lagi kalau dia mampu mengendalikan dirinya sendiri”.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Review Buku The Comfort Book, Karya Matt Haig Berisi Inspirasi Hidup
-
Ulasan Buku Politik Harapan: Kesesatan Berpikir Tentang Politik Perempuan
-
Ulasan Buku 'Bijak Ala Dalai Lama Berani Ala Nelson Mandela'
-
4 Kerugian yang Bisa Terjadi Jika Kamu Kurang Bijak dalam Bersikap
-
Ulasan Buku The Soul of Samurai, Upaya Mencari Kebijaksanaan Hidup
Ulasan
-
Seru! Belajar Sejarah Sampah di Buku Plastic: Past, Present, and Future
-
Ulasan Novel Dear G: Menebak Apa yang Terjadi di Masa Depan
-
Ulasan Buku Who Are You: Mengungkap Jati Diri Lewat Tes Kokologi ala Jepang
-
Ulasan Novel Look Before You Leap:Romansa Tak Biasa dalam Pesta Bangsawan
-
Woozi SEVENTEEN Ajak Kita Berdamai dengan Takdir di Lagu Bertajuk Destiny
Terkini
-
NCTzen Merapat! Haechan NCT Konfirmasi Debut Solo Bulan September Mendatang
-
Trailer Avatar: Fire and Ash Rilis, Keluarga Sully Hadapi Klan Na'Vi Jahat
-
BRI Super League: Persebaya Makin Pede, Ini Kata Pelatih Eduardo Perez
-
Motor GP25 Tak Sempurna Jadi Alasan Ducati Rekrut Marc Marquez, Benarkah?
-
Gerald Vanenburg Soroti Penggunaan VAR di Final AFF U-23, Mendukung Penuh?