Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Ilustrasi buku Grafiti di Meja Ulangan (Ipusnas)

Membaca novel Lupus ABG: Grafiti di Meja Ulangan karya dari Hilman Hariwijaya dan Boim Lebon, membuat saya kembali bernostalgia ke masa ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu Lupus menjadi salah satu bacaan wajib dan bersyukurnya, saya memiliki orang tua yang selalu memfasilitasi anak-anaknya dengan banyak bacaan bermutu.

Lupus ABG: Grafiti di Meja Ulangan merupakan buku terbitan Gramedia Pustaka Utama dan berisi 10 cerita pendek. Di dalamnya, akan ada kisah-kisah Lupus kecil dan Lulu beserta teman-teman mereka. Saya akan mengulas salah satunya, yaitu Grafiti di Meja Ulangan, yang juga merupakan judul utama buku ini. Simak baik-baik, ya.

Di suatu hari Minggu, Lupus mengajak Pepno ke sekolah mereka. Bukan tanpa alasan, hari Senin adalah hari pertama ulangan umum dan ulangan pertama adalah mata pelajaran Matematika.

Baik Lupus maupun Pepno selalu kesulitan menghafal rumus-rumus. Karena itu, Lupus bermaksud membuat contekan di atas meja ulangannya. Apalagi nomor ujian sudah ditempel. Lupus akan dengan mudah mengetahui di mana ia akan duduk.

Mereka pun kemudian melaksanakan niatnya. Kebetulan pula gerbang sekolah tidak digembok. Saat Pepno berjaga-jaga di depan pintu kelas, dengan segera Lupus menuliskan rumus-rumus di atas mejanya.

Namun, mereka lupa memperhitungkan satu hal. Pak Adung, penjaga sekolah yang tinggal tak jauh dari sekolah, menyadari bahwa dirinya lupa mengunci pagar sekolah. Lelaki itu pun lekas-lekas menuju sekolahan dan mengunci pintunya. Membuat Lupus dan Pepno terjebak di dalam sekolah!

Wah, lalu bagaimana kelanjutan kisah Lupus dan Pepno, ya? Apa akan ada yang datang menolong mereka? Bisakah mereka mengikuti ujian matematika? Nah, kalian harus membaca bukunya untuk mengetahui akhir kisahnya.

Walaupun bukan kanak-kanak lagi, tapi saya masih merasakan keseruan saat membaca buku ini. Humor-humornya masih bisa dinikmati, juga tebak-tebakan kocak ala Lupus, mengembalikan ingatan saya bahwa dahulu saya pun belajar tebak-tebakan dari serial Lupus.

Selain Grafiti di Meja Ulangan yang menjadi judul utama, kalian bisa membaca kisah-kisah lainnya yang tak kalah seru. Ada kisah tentang pencuri buku yang mengaku-ngaku sebagai Lupus.

Ada kisah Lulu yang mengumpulkan sumbangan untuk temannya yang terkena musibah kebakaran. Juga ada kisah Lupus yang cemburu pada tukang bakso dan masih banyak lagi.

Novel Lupus ABG ini juga disisipi oleh aneka tips ngawur dan dikemas dengan bahasa yang kocak. Cukup membuat saya senyum-senyum sendiri saat membacanya.

Jaga kebersihan rambut!

Jangan sampai ada yang buang sampah sembarangan di kepala kita! (hlm 79)

Jangan gonta-ganti merek sampo, contohnya abis pake Sunsilk jangan keramas pakai oli Top One. Bisa merusak kesuburan rambut! (hlm 80)

Bagaimana menurut kalian? Seru sekali, kan? Semoga menjadi bacaan pilihan kalian berikutnya.

Rie Kusuma