Introspeksi adalah sebuah cara yang dapat kita gunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Merenungi kembali apa yang sudah kita kerjakan di masa lalu. Kemudian berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa kini.
Kita mungkin pernah mendengar bahwa salah satu ciri atau tanda orang yang beruntung adalah dia yang perilakunya hari ini lebih baik dari hari-hari yang sudah berlalu. Memang hal ini benar adanya.
Oleh karenanya, mari kita selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari, agar kita dapat tergolong manusia yang mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Meningkatkan amal ibadah merupakan cara yang tepat agar kita mendapatkan keberuntungan. Jangan sampai kita menjadi orang yang lupa diri. Lupa dengan segala karunia nikmat-Nya. Lupa caranya bersyukur. Lupa bahwa tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah.
Ada sebuah buku yang sangat bagus dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita semua. Buku tersebut berjudul ‘Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk’ karya Ahmad Rifa’i Rif’an (terbitan Quanta, Jakarta). Buku edisi revisi ini masuk dalam kategori best seller nasional.
Disadari atau tidak, selama ini di antara kita terlampau sibuk dengan urusan yang bersifat duniawi. Bekerja dan hanya bekerja. Mencari dan menumpuk harta. Sampai melupakan ibadah kepada-Nya. Jangan sampai kita menjadi manusia-manusia yang merasa sok super sibuk, sampai-sampai merasa tidak ada waktu untuk beribadah.
Tuhan kita Mahaadil. Tetapi mengapa kita tak adil kepada-Nya? Ketika ada sms masuk, kita begitu bergegas membaca dan membalasnya, tetapi mengapa ketika Tuhan memanggil-manggil untuk menghadap-Nya kita begitu berani menunda-nundanya? Ketika bos kita memanggil, betapa takutnya kita sehingga dengan cepat kita menghadapnya, namun ketika panggilan Tuhan berkumandang, betapa berani dan lamanya kita untuk menghadap-Nya. Padahal yang memanggil kita adalah Tuhannya bos, Atasannya atasan (hlm. 4).
Banyak orang ingin masuk surga-Nya. Namun, mereka lupa atau mungkin tidak peduli untuk berupaya mencari bekal sebanyak-banyaknya agar bisa meraih surga-Nya. Alih-alih memperbanyak beribadah, justru banyak orang yang menumpuk-numpuk perbuatan dosa.
Ah, setiap orang begitu takut ketika diancam neraka, tetapi kelakuan-kelakuan mereka seolah-olah sedang memohon untuk dimasukkan ke neraka secepatnya. Betapa setiap orang ingin menginjakkan kaki di pelataran surga, tetapi kelakukan-kelakuannya justru menjauhkannya (hlm. 8).
Semoga kita selalu dimampukan oleh Allah untuk meningkatkan ibadah, dan diberi kekuatan agar bisa menjauhi beragam kemaksiatan. Agar kita dapat tergolong manusia yang dimuliakan oleh-Nya dan kelak dapat mereguk nikmat surga-Nya.
Buku ‘Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk’ ini sangat direkomendasikan untuk dibaca. Sebagai sarana merenungi dan meningkatkan kualitas diri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
Ulasan
-
Dari Pop ke Dangdut: Transformasi Epik Anya Geraldine di Film Mendadak Dangdut!
-
Mieber Restaurant and Cafe, Rekomendasi Kuliner Estetik dengan View Gunung di Trawas
-
Dari Panti Asuhan ke Langit Malam, Kisah Haru di Novel The Star Outside My Window
-
Ulasan Novel If the Shoe Fits:Kisah Cinderella Modern dalam Menemukan Cinta
-
Bersantap Pagi dengan Lotek Enak di Lapau Rang Sangka Pekanbaru
Terkini
-
KISS OF LIFE Batal Tampil di KCON LA 2025, Imbas Isu Apropriasi Budaya
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
BRI Liga 1: Madura United Terhindar dari Degradasi, Bali United Gigit Jari
-
Neural Fatigue: Kelelahan Kognitif Akibat Terpapar Stimulus Berulang
-
Resmi Rilis, Oppo Reno 14 Pro Chipset Kencang dan Triple Rear Camera 50 MP