Banyak orang mendambakan kebahagiaan. Baik kebahagiaan hidup ketika di dunia maupun di akhirat kelak. Hal ini dapat dimaklumi, sebab bahagia di dunia saja tidaklah cukup. Idealnya, bahagia memang harus kita upayakan baik di di dunia dan akhirat. Bisa dikatakan, kebahagiaan dunia-akhirat adalah kebahagiaan sejati.
Mencari kebahagiaan dunia dapat dimulai dengan rajin bekerja dan beribadah. Bekerja mencari harta kekayaan bukanlah hal terlarang, asalkan dengan niat atau tujuan sebagai bekal untuk beribadah. Dengan harta tersebut, kita bisa mencukupi segala keperluan di dunia, sekaligus sebagai sarana untuk memperbanyak amal kebaikan, seperti sedekah dan membantu sesama.
Namun faktanya, banyak orang yang terlalu sibuk mencari harta kekayaan sampai membuatnya lalai beribadah. Seolah yang dikejar hanyalah kenikmatan atau kebahagiaan yang sifatnya semu, yakni kenikmatan duniawi belaka.
Dalam buku ‘Rahasia Meraih Nikmat Dunia Akhirat’ dijelaskan bahwa adakalanya kecintaan terhadap kenikmatan dunia membuat kita lupa, lalai, serta terbuai oleh bujuk rayu manisnya kehidupan dunia. Akibatnya, kita bertindak melampaui batas. Kita menabrak sendi nilai-nilai ketentuan agama. Kita lupa bahwa ada kehidupan setelah mati yang menanti kita. Kita lupa dengan suatu janji berupa kenikmatan yang sifatnya lebih kekal, dan nikmat itu berada di sisi Allah Swt.
Jangan sampai rasa cinta kita kepada dunia, justru dapat menjerumuskan kita pada perbuatan tercela. Sikap yang akan merugikan diri kita sendiri. Untuk itu, mumpung kita masih diberi kesempatan, masih diberi umur dan kesehatan, ada baiknya kita tata ulang prinsip yang kita miliki. Terutama prinsip saat hendak menaruh rasa cinta pada beragam kesenangan, yaitu cinta pada kenikmatan dunia (hlm. 19).
Dalam menjalani kehidupan ini, sebisa mungkin kita berusaha untuk menghindari sikap berlebih-lebihan. Hiduplah sewajarnya saja. Tidak terlalu boros, tapi juga tidak pelit kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan kita.
Kehidupan yang berkecukupan adalah kehidupan yang sederhana. Yakni kehidupan yang berada pada posisi tidak kaya dan tidak sampai miskin. Kehidupan seperti ini merupakan contoh dari kehidupan yang pernah diajarkan Rasulullah Saw. (hlm. 53).
Bagi Anda yang mendambakan kehidupan bahagia dunia dan akhirat, saya sarankan untuk membaca buku ‘Rahasia Meraih Nikmat Dunia Akhirat’ karya Aditya Akbar Hakim terbitan Quanta (Jakarta, 2019) ini. Selamat membaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
Artikel Terkait
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
-
Ulasan Novel 1984 karya George Orwell: Kengerian Dunia Totalitarian
Ulasan
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Novel Homicide and Halo-Halo: Misteri Pembunuhan Juri Kontes Kecantikan
-
Ulasan Novel Dunia Sophie: Memahami Filsafat dengan Sederhana
-
Review Film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, dari Ritual Mistis sampai Jumpscare Kejam
Terkini
-
Bikin Gagal Move On! 3 Drama Medis Korea Ini Siap Bikin Kamu Pengen Jadi Dokter!
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?