Film "Ancika: Dia yang Bersamaku 1995" menyuguhkan romansa Indonesia, yang disutradarai oleh Benni Setiawan dan diproduksi oleh MD Pictures serta Enam Sembilan Production. Dibuat berdasarkan novel karya Pidi Baiq. Film ini, tayang pada 11 Januari 2024, dan menghadirkan bintang-bintang seperti: Zee JKT48, Arbani Yasiz, Daffa Wardhana, dan bintang-bintang lainnya.
Kisahnya berada pada tahun 1995, Dilan (Arbani Yasiz), mantan panglima geng motor penuh keberanian, terjerat pesona Ancika Mehrunisa Rabu (Zee JKT 48). Ancika, perempuan tegas yang benci geng motor, juga agak cemburuan, telah menarik perhatian Dilan. Ancika ogah berurusan dengan percintaan, dan jelas nggak tertarik pada Dilan. Perbedaan usia dan latar belakang menciptakan tantangan, sehingga Dilan membutuhkan usaha ekstra, terutama setelah hubungan masa lalu dengan Milea yang kandas.
Ulasan:
Film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, mampu memperlihatkan evolusi karakter yang menarik dari karakter Dilan, yang menandai perjalanan Dilan dari masa SMA ke masa kehidupan kuliah. Meskipun terjadi recast pemain, yang tadinya Iqbaal Ramadhan, digantikan oleh Arbani Yasiz, pendewasaan karakter Dilan muncul dengan baik atas aktingnya yang cukup bisa kuterima. Meskipun aku nggak membaca novelnya, aku menemukan bahwa perkembangan ini menjadi titik kekuatan film. Tentunya, film ini menjadi nostalgia bagi penggemar film maupun novelnya.
Satu aspek yang mencolok dalam film ini adalah penggunaan Bahasa Sunda dalam dialog. Baik dari trailernya maupun setelah menonton secara utuh, aku menemukan bahwa aksen Sunda setiap pemain, berhasil dipertahankan dengan baik, yang mana memberikan kedalaman karakter yang meyakinkan. Meskipun aku bukan orang Sunda, aku merasa bahwa setiap karakter cukup meyakinkan sebagai orang Sunda. Iya, artinya, baik naskah maupun pemain, telah menciptakan nuansa dan atmosfer yang khas.
Pemain pendukung juga memberikan kontribusi dalam pengembangan cerita. Meskipun perhatian utama tertuju pada Dilan dan Ancika, karakter-karakter pendukung berhasil memberikan warna dan mendukung alur cerita secara menyeluruh. Keberhasilan ini menunjukkan upaya pembuat film untuk memberikan kedalaman pada seluruh dunia dalam film.
Meskipun demikian, Zee JKT 48 sebagai Ancika tampak mengalami kesulitan dalam beberapa adegan. Kekakuan dalam ekspresi dan ketidaknyamanan dalam menyampaikan romantisme antara Ancika dan Dilan, agaknya menjadi area yang membutuhkan perhatian.
Oh, iya. Film ini, juga sayangnya, memberikan kesan formulatif, mirip dengan film-film Dilan sebelumnya. Meskipun hal ini mungkin sesuai dengan materi dasar dari novelnya, perasaan déjà vu bisa saja muncul bagi penonton yang sudah akrab dengan seri Dilan. Aku sebenarnya berharap, bisa melihat pendekatan yang lebih segar melalui sudut pandang baru dalam menghadirkan kisah cinta Dilan, tapi, ya, begitu saja.
Perubahan dalam pemeran Milea juga menjadi titik pembahasan. Meskipun berganti pemain juga, yang kali ini diperankan oleh Caitlin Halderman, itu hal lazim yang biasa dilakukan, bila pemeran aslinya menolak untuk memerankan kembali atau sudah nggak bisa dikatakan relevan. Sayangnya kendatipun pergantian Milea ini mengejutkan, sayangnya menurutku agak kurang memancarkan aura Milea yang dulu sudah diperankan dengan sangat baik oleh Vanesha Prescilla.
Terlepas dari kurang dan kelebihannya, film ini tetap mampu menghadirkan momen yang mengundang tawa, senyuman, dan iri terhadap romantisme antara Dilan dan Ancika. Kelebihan film ini terletak pada kemampuannya untuk menyampaikan emosi dan membuat penonton terhubung dengan kisah cinta karakter utama. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, "Ancika: Dia yang Bersamaku 1995" aku kasih skor: 7/10. Kamu yang mau nonton film ini, selamat menonton, ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
Artikel Terkait
-
Review Film Officer Black Belt, Kisah Kim Woo Bin dalam Menangkap Penjahat
-
Review Film We Live in Time, Kisah Romansa yang Dibintangi Andrew Garfield
-
Perayaan Kreativitas: Alternativa Film Awards & Festival 2024 Dibuka Bersama Refleksi Hak-Hak Disabilitas
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Sinopsis Film Death Whisperer 2, Aksi Nadech Kugimiya Memburu Roh Jahat
Ulasan
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Ulasan Buku Period Power, Meningkatkan Produktivitas Saat Datang Bulan
-
Pedasnya Nendang, Icip Kuliner Cabe Ijo yang Bikin Ketagihan di Kota Jambi
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Review Film The Burial, Kisah Nyata Pengacara yang Menemukan Sahabat Sejati
-
Calvin Verdonk Ungkap Pengalaman Berkesan di Indonesia: Semua Orang Mengenalimu