Series A Shop for Killers digaet penulis naskah Ji Ho-jin dan Lee Kwon, serta disutradarai oleh Noh Gyu-seob, yang membuat series-nya menghentak penonton. Series ini diperankan oleh Lee Dong-wook dan Kim Hye-jun. Series ini sudah tayang di Disney+ Hotstar sejak 17 Januari 2024.
Series A Shop for Killers mengisahkan Ji-an (Kim Hye-joon) mahasiswi muda yatim piatu, yang diasuh oleh pamannya, Jeong Ji-man (diperankan oleh Lee Dong-wook). Di balik penampilan laki-laki dewasa biasa, Ji-man rupanya memiliki bisnis rahasia bernama Murder Help, sebuah toko online menjual berbagai jenis selang, tetapi itu hanyalah sebuah kedok, karena aslinya, toko online itu menjual berbagai macam senjata militer.
Tragedi nggak terduga menimpa Ji-an ketika Ji-man meninggal, yang diketahui telah bundir. Kematian sang paman menjadi pukulan berat bagi Ji-an, yang kemudian memutuskan untuk menyelidiki kematian pamannya. Kembali ke rumah masa kecilnya, Ji-an bersama temannya berusaha mengumpulkan petunjuk, tetapi malah diserang oleh sekelompok pembunuh bayaran.
Rumahnya diserbu oleh para penembak jitu dan drone dari berbagai arah, sehingga menciptakan situasi yang mencekam. Ji-an dan temannya, juga bersama sosok perempuan yang berusaha melindungi Ji-an, mereka berusaha saling menyelamatkan dan melindungi diri. Meskipun berhasil menghindar dari berbagai serangan, ancaman pembunuh bayaran terus mengintai. Dalam perburuannya, Ji-an mau nggak mau, harus bertarung dengan pembunuh bayaran untuk melindungi dirinya. Sementara itu, waktu menjadi faktor kritis.
Ulasan:
Series A Shop for Killers memulai debutnya dengan adegan penuh ketegangan yang langsung menarik perhatianku. Episode pertama menggambarkan aksi tembak-menembak di sebuah rumah yang berdekatan dengan kamp militer, yang mana, pengeras suara memberikan pengumuman latihan menembak. Akan tetapi, bersamaan dengan pengumuman itu, Ji-an menjadi target para penembak jitu (pembunuh bayaran).
Pembukaan yang mendebarkan ini nggak melupakan untuk menyuguhkan lapisan-lapisan latar belakang cerita, yang membuka kenangan sebelum pengepungan oleh para penembak jitu yang mengintai Ji-an. Setiap lapisan latar belakang disajikan dengan halus dan tepat, yang memungkinkan diriku bisa memahami kronologi peristiwa secara rinci.
Penyajian perkembangan emosi Ji-an pun terasa autentik. Dari berbagai flashback, yang menggambarkan transformasi Ji-an, dari yang nggak bisa apa-apa (berhubungan dengan bertarung dan bertahan hidup) menjadi seseorang yang terlatih untuk menghadapi tantangan. Karakternya membawa dimensi ke dalam cerita dengan memberikan kontras yang menarik.
Meskipun ada plot twist, tetapi kejutan di akhir episode terasa kurang memuaskan, terutama karena kesannya yang tiba-tiba. Penonton (diriku) masih dibiarkan dengan pertanyaan terkait nasib Ji-man, si paman, yang sebelumnya diperlihatkan meninggal bundir dan dimakamkan, tetapi tiba-tiba muncul dan masih hidup.
Nggak hanya itu, kekecewaanku juga muncul dengan minimnya keterlibatan antagonis utama di akhir episode. Itu jadi meninggalkan kesan kurang greget! Sebagai penonton, tentunya aku ingin melihat sepak terjang antagonis yang sejak awal telah diperlihatkan sangat sinting. Namun, dari berbagai sekuens adegan yang tersaji di akhir episode, tampaknya itu mengindikasikan akan adanya potensi kelanjutan series ini.
Kendatipun demikian, "A Shop for Killers" tetap memberikan hiburan yang solid dan kuakui, ini masuk sebagai salah satu series terbaik tahun 2024, untuk saat ini! Maka, aku hanya bisa kasih skor: 7,5/10.
Ya, terlepas dari kekurangannya, series ini berhasil menyajikan ketegangan dan perkembangan karakter yang kuat. Mungkin dengan mengeksplorasi lebih dalam pada plot twist dan memberikan lebih banyak informasi terkait karakter, series ini dapat memberikan pengalaman menonton yang akan jauh lebih memuaskan bagi penontonnya. Selamat menonton, ya!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Review Film Laut Tengah: Ketika Poligami Jadi Solusi Menggapai Impian
-
Krisis Iman dan Eksorsisme dalam Film Kuasa Gelap
-
Kekacauan Mental dalam Film Joker: Folie Deux yang Gila dan Simbiotik
-
Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Kisah Haru Terinspirasi dari Lagu
Artikel Terkait
-
Review Film Agatha All Along, Ambisi Dapatkan Kembali Kekuatan Sihir
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
Sinopsis 10 PM, Series Horor Indonesia Tentang Teror Siaran Radio Mematikan
-
Tayang 22 November, Ini 4 Pemain Utama Drama Korea When The Phone Rings
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
Ulasan
-
Usai Konser di 'Bukan Main' Vindes, Sukatani Menjadi Band Punk Kian Eksis
-
Review Film Agatha All Along, Ambisi Dapatkan Kembali Kekuatan Sihir
-
Ulasan Novel Hamka, Sebuah Biografi Inspiratif Karya Haidar Musyafa
-
Ulasan Novel Buku-Buku Loak, Bernostalgia Melalui Sastra Lama
-
Ulasan Film The Black Phone: Penculikan Misterius Laki-Laki Bertopeng
Terkini
-
Hasil Box Office Joker 2 Dinilai Mengecewakan, Warner Bros Beri Komentar
-
Tampil Feminin saat Hangout dengan 4 Padu Padan Outfit Rok ala Beby Tsabina
-
Mengulas Romantisme Ibukota Lewat 'Kisah dari Selatan Jakarta' Karya WSATCC
-
Taeyeon Girls' Generation Bahas Ketidaksempurnaan di Lagu Baru 'Hot Mess'
-
Pelatih Striker Timnas Indonesia Minta Pemain Lakukan Ini Jelang Hadapi Jepang