Kita semua dianugerahi waktu 24 jam dalam sehari, namun tidak semua orang mampu memanfaatkan waktu-waktu tersebut dengan bijak.
Pada kenyataannya, terkadang kita tenggelam dalam kebiasaan yang kurang produktif.
Padahal, jika bisa memaksimalkan modal waktu yang kita punya, kita bisa meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu buku yang membahas tentang manajemen waktu adalah karya dari Robert Pagliarini berjudul The Other 8 Hours. Awalnya, saya tidak menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap buku ini.
Namun setelah membacanya, saya menemukan beberapa pembahasan yang rasanya mindblowing. Khususnya bahasan utama tentang bagaimana kita menghabiskan 8 jam terakhir yang kita miliki.
Jika selama ini materi terkait manajemen waktu rasanya sulit sekali diaplikasikan, buku ini justru menyajikan pembahasan yang membuat saya ingin cepat-cepat mengeksekusi setiap arahan yang dipaparkan penulis.
Sederhana, to the point, dan mengerucut pada pembahasan yang spesifik.
Ketika kita membagi 24 jam waktu dalam sehari, 8 jam biasanya dialokasikan untuk tidur/beristirahat, lalu 8 jam untuk bekerja.
Adapun 8 jam terakhir saat kita pulang dari tempat kerja, adalah waktu yang kita gunakan untuk bersantai di rumah dan melakukan apa pun yang diinginkan.
8 jam yang terakhir inilah waktu paling krusial yang menentukan taraf hidup yang akan kita jalani.
Selama ini, saya termasuk jarang meninjau kembali waktu-waktu tersebut karena terlalu pusing mengatur waktu 24 jam.
Padahal sebenarnya bisa disederhanakan menjadi 8 jam saja. Cukup mengerahkan potensi terbaik kita di 8 jam ini.
Sebab, segala jenis keputusan besar hingga quality time bersama orang-orang tercinta dijalani saat berada di paruh 8 jam terakhir. Bukan saat 8 jam bekerja di kantor, atau saat 8 jam tidur.
Bisa dibilang, kehidupan yang sebenarnya bukan dimulai saat terbangun di pagi hari, tapi setelah pukul 5 sore, saat kita sudah pulang ke rumah dan memiliki kehendak bebas atas waktu luang yang tersisa.
Namun pertanyaannya, apakah kita hanya sekadar menghabiskan waktu luang itu dengan santai dan bermalas-malasan?
Atau kita mau berinvestasi dengan menggunakan 8 jam untuk belajar hal baru, mengasah keahlian, mengembangkan passion, menjalani hobi produktif, dan memiliki pekerjaan paruh waktu?
Dengan berfokus pada 8 jam ini, kita bisa mengambil kendali penuh atas hidup yang kita jalani.
Buku The Other 8 Hours ini akan memberikan panduan yang lengkap tentang cara memperoleh waktu luang selama 8 jam sesibuk apa pun kita hari ini, dan bagaimana bisa mengonversi waktu tersebut menjadi sarana untuk meningkatkan taraf hidup.
Nah, panduan yang saya maksud di sini benar-benar berisi petunjuk tentang apa yang harus kita kerjakan dari A hingga Z.
Kita tidak hanya disajikan tentang konsep maupun motivasi belaka, tapi penulis menunjukkan tentang jalan-jalan terang yang bisa kita tempuh untuk menjadi lebih berdaya dengan bermodalkan waktu 8 jam.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Gitahati di Santorini: Memuat Kisah dengan Latar Budaya yang Berbeda
-
Antara Pendidikan yang Menyenangkan atau Mencerdaskan
-
Review Komik Islam, 'Muhammad Al-Fatih #1 Perang Varna', Anti Bosan
-
Jadi Mahasiswa Salah Jurusan? Temukan Harapan dari Buku Unstoppable Hopes!
-
Review Buku Museum Kehilangan: Puisi-puisi yang Menembus Hati dan Jiwa
Ulasan
-
Coban Srikandi Tumpang: Trip Singkat Penuh Petualangan!
-
Garis Merah di Rijswijk: Benang Luka yang Menyambung Rumah
-
5 Tablet Android 1 Jutaan Terbaik 2025: Murah tapi Kualitas Nggak Murahan!
-
'Menuju Pelaminan', Film yang Bikin Sinefil Paham, Nikah Nggak Cukup Cinta
-
Novel Red Bromelia: Cinta yang Tak Lenyap Meski Ingatan Hilang
Terkini
-
Ayah Tiga Anak, Intip OOTD Keren Na Daehoon Walau Sambil Momong Buah Hati
-
Menkeu Purbaya Ancam Mafia Impor Baju Bekas, Thrifting Pasar Senen Gimana?
-
Bergenre Romance, Ini Detail Para Karakter Anime In the Clear Moonlit Dusk
-
5 Tahun Tak Mampu Berikan Gelar, Mengapa Pendukung Timnas Indonesia Inginkan STY Kembali?
-
Effortless Classy! 4 Gaya Outfit Minimalis ala Rei IVE yang Timeless Banget