Hidup hari ini tanpa menggelisahkan hari esok atau menyesali hari kemarin adalah sebuah keadaan yang diidamkan oleh banyak orang. Sebab, menjalani hari dengan kesadaran penuh adalah kunci dari kebahagiaan. Hal inilah yang dibahas oleh Askim Kapismak, penulis asal Turki.
Di dalam bukunya yang berjudul 'Carpe Diem,' penulis memberikan banyak gagasan mengenai cara untuk move on, menghilangkan kecemasan, dan menikmati hidup hari ini.
Sebagaimana frasa 'carpe diem,' dalam bahasa Latin yang berarti 'petiklah hari ini'. Frasa ini seringkali digunakan sebagai motto dan semboyan agar menjalani kehidupan dengan sepenuh-penuhnya.
Menjalani hidup dengan penuh berarti memiliki sikap mindful dalam keadaan saat ini. Tenang, tidak gelisah, dan jauh dari overthinking.
Sebab menurut penulis, mengembara ke masa depan berarti kita sama saja sedang bermimpi, sedangkan mengembara ke masa lalu tidak lebih dari sekedar berefleksi.
Tapi, tentu saja kehidupan yang saat ini kita miliki tidak bisa berjalan mulus setiap saat. Kadangkala kita mengalami musibah yang tidak bisa dihindari.
Maka dari itu, saat menghadapi musibah pun, kita harus tetap menjalaninya dengan ikhlas. Tidak perlu menyesalinya ataupun khawatir akan apa yang terjadi setelahnya.
"Ketika hal buruk terjadi, kita harus ingat bahwa setiap musibah menyembunyikan kebaikan atau berkah. Hanya saja kita tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai hal itu terkuak." (Halaman 77)
Sebab sejatinya, setiap musibah mengandung sebuah pesan. Dan bisa jadi, pesan itulah yang menjadi tujuan dari kenapa musibah itu harus terjadi.
Untuh hadir di sini saat ini, kita juga bisa mempertimbangkan hidup sebagai sebuah sarana. Jika bagian dari hidup seperti makan, minum, tidur, bekerja adalah sarana, maka apa yang sebenarnya menjadi tujuan kita?
Masih banyak tulisan-tulisan lain dari Askim Kapismak yang menjadi implementasi carpe diem dalam buku ini.
Secara umum, saya mendapati bahwa buku ini adalah salah satu buku yang mampu menyemangati sekaligus menyentuh hati.
Ada nasihat, motivasi, cerita pengalaman orang lain, bahkan pengalaman pribadi penulis banyak ditumpahkan di dalam buku ini.
Selain itu, kualitas terjemahannya pun oke. Buku ini sangat nyaman dibaca. Baik dibaca dari halaman pertama, maupun membaca secara acak dari sub judul yang relate dengan kehidupan pembaca.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Mengulik Epik Sejarah, Review Novel 'Last House' Karya Jessica Shattuck
-
Logika Kalimat Judul Berita dalam Buku 'Sejarah Nama Bahasa Indonesia'
-
Kiat Islami Mengatasi Putus Asa dan Depresi dari Buku Soul Healing Therapy
-
Ulasan Buku Tak Masalah Menjadi Orang yang Berbeda, Kisah Inspiratif Para Ibu
-
Tiga Periode Islam dalam 'Dinamika Intelektual Islam pada Abad Kegelapan'
Ulasan
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
4 Alasan Kamu Harus Nonton Drama Sejarah-Politik The Prisoner of Beauty
-
Ulasan Film The Shadow's Edge: Pertarungan 2 Aktor Veteran di Kejahatan Cyber
-
Mengenal Tembang Asmaradhana, Simbol Cinta Mendalam Bagi Masyarakat Jawa
Terkini
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
4 Pelembab Cream Harga Rp50 Ribuan, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Sensitif