Saat masih kecil hingga menginjak fase remaja, terkadang kita ingin cepat-cepat memasuki usia dewasa. Pasalnya, menjadi orang dewasa kelihatannya lebih seru. Bebas mengambil keputusan, menjadi mandiri, punya penghasilan sendiri, hingga bisa menikah dengan orang yang dicintai.
Tapi ternyata, menjadi dewasa tidak semudah itu. Fase pertumbuhan usia dan bertambahnya tanggungjawab saat kita dewasa juga membuat beban yang kita pikul dalam kehidupan ini juga akan semakin bertambah.
Tak jarang, keadaan ini membuat sebagian orang merasakan kemurungan hingga frustasi.
Pada pada suatu titik, jiwa yang tidak mampu menanggung beban yang berat itu akhirnya tumbang.
Hingga muncullah berbagai permasalahan kesehatan mental yang sayangnya baru kita sadari saat kita menginjak usia dewasa.
Hal inilah yang kemudian dibahas oleh Kim Haenam dan Park Jongseok dalam buku berjudul 'Kupikir Segalanya akan Beres Saat Aku Dewasa'.
Buku ini membahas berbagai permasalahan mental yang kerap dirasakan oleh anak muda yang menginjak fase dewasa. Di antaranya adalah depresi, bipolar disorder, serangan panik, burnout syndrome, mythomania, OCD, hingga sindrom kelelahan kronis.
Menurut penulis, akar permasalahan dari penyakit mental di atas tak lepas dari bagaimana buruknya kita memberi penilaian terhadap diri sendiri.
Meskipun terkadang kita menyalahkan orang lain atas hal buruk yang menimpa kita, tapi di banyak kasus rasa bersalah yang kita tanamkan pada diri sendirilah yang seringkali jauh lebih besar.
Misalnya kita selalu membandingkan masa lalu dengan masa sekarang. Atau dihantui rasa penyesalan karena keliru dalam mengambil keputusan.
Padahal, penyesalan itu tidak ada gunanya sekarang. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita menjalani masa kini dan eksekusi atas rencana masa depan dengan terus melakukan pergerakan.
Secara umum, buku ini lumayan padat. Informasi mengenai kesehatan mental disajikan secara gamblang, disertai dengan contoh-contoh kasus yang menjadikan pembahasannya lebih mudah dipahami.
Buku ini bisa dijadikan referensi untuk mengenali kondisi psikologis yang kita alami, terlebih jika merasakan gejala-gejala yang mengarah pada gangguan kesehatan mental.
Namun yang perlu diingat, jangan sampai pembahasan yang dipaparkan oleh penulis membuat pembaca melakukan self-diagnosed terhadap diri sendiri.
Bagi kamu yang ingin membaca buku terkait serba-serbi kesehatan mental, buku ini adalah bacaan yang sangat recommended!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
The Book of Almost, Bergenre Romansa untuk Menghela Napas
-
Ulasan Buku Carpe Diem: Move On, Stop Anxiety-mu, Hiduplah untuk Hari Ini
-
Mengulik Epik Sejarah, Review Novel 'Last House' Karya Jessica Shattuck
-
Logika Kalimat Judul Berita dalam Buku 'Sejarah Nama Bahasa Indonesia'
-
Kiat Islami Mengatasi Putus Asa dan Depresi dari Buku Soul Healing Therapy
Ulasan
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
4 Alasan Kamu Harus Nonton Drama Sejarah-Politik The Prisoner of Beauty
-
Ulasan Film The Shadow's Edge: Pertarungan 2 Aktor Veteran di Kejahatan Cyber
-
Mengenal Tembang Asmaradhana, Simbol Cinta Mendalam Bagi Masyarakat Jawa
Terkini
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
4 Pelembab Cream Harga Rp50 Ribuan, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Sensitif