Ketika ingin mengubah suatu kebiasaan, terkadang ada beberapa upaya yang dilakukan seseorang agar bisa mewujudkannya.
Beberapa hal yang diyakini bisa mendatangkan perubahan di antaranya adalah memiliki tekad yang kuat, punya lingkungan yang mendukung, hingga mengumumkan niat kita kepada orang lain.
Tapi, apakah upaya-upaya di atas memang worth it untuk dilakukan?
Pada kenyataannya, kita kerap menjumpai betapa banyak orang yang gagal diet meskipun ia telah memancangkan tekad yang kuat untuk membatasi makan dan berolahraga ketat.
Ada pula kasus seseorang yang berusaha untuk berhemat sampai melakukan budgeting dengan teliti tapi ujung-ujungnya gaji tetap boncos sebelum akhir bulan.
Nah, ternyata mengubah sebuah kebiasaan itu enggak sesederhana bermodal tekad dan ambisi saja, lho.
Wendy Wood dalam bukunya Good Habits, Bad Habits menggali secara ilmiah, baik dari sains maupun psikologi mengenai alasan dibalik kesuksesan seseorang dalam mengubah kebiasaan.
Menurut kajian maupun studi kasus yang dilakukan oleh penulis, kebiasaan yang kita lakukan itu sebagian besar dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar.
Artinya ketika kita melakukan sesuatu, kebanyakan kita melakukannya dengan usaha seminimal mungkin. Otak kita itu menyukai sesuatu yang familiar.
Jadi jangan heran, kita menjumpai kasus orang yang berubah tapi bertahannya cuma sebentar. Setelahnya, ya balik lagi ke setelan pabrik.
Kenapa? Sebab, dia punya pola yang telah mengakar di pikiran bawah sadarnya.
Meskipun udah memancangkan tekad yang kuat, dan ambisi yang besar, tapi tekad dan ambisi itu masih dalam ranah pikiran sadar yang sulit banget buat bikin kita bergerak dalam keadaan konstan dengan kebiasaan baru.
Secara keseluruhan, buku ini lebih banyak membahas fakta-fakta ilmiah dibanding sekedar motivasi. Menurut penulis, dengan mengetahui cara kerja dari sebuah kebiasaan, hal itu akan membuat kesadaran kita akan lebih terpacu untuk berubah.
Tak heran, pembaca akan menemukan banyak sekali pembahasan tentang penelitian, survei, studi kasus, hingga istilah-istilah ilmiah di dalam buku ini.
Memang akan terasa sedikit membosankan. Tapi hal itu sepadan dengan banyaknya informasi baru yang ditawarkan oleh penulis.
Demikian ulasan singkat mengenai buku Good Habits, Bad Habits. Bagi kamu yang penasaran dengan cara kerja otak dalam membuat pola kebiasaan pada manusia, maka buku ini adalah referensi yang layak untuk dibaca!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
-
Review Buku 'Muhammadku Sayangku 5': Kondisi Nabi yang Bikin Umar Menangis
-
Review Buku The Magic Karya Rhonda Byrne: Mengungkap Kekuatan Kata-Kata
-
Review Novel 'You Are The Reason', tentang Pengorbanan Cinta dan Komitmen
-
Perbaiki Mindset Keuangan yang Mendatangkan Berkah di Buku Money Therapy
-
Ulasan Buku Giant Steps, Perubahan Kecil yang Membuat Perbedaan Besar
Ulasan
-
Ulasan Novel Oregades: Pilihan Pembunuh Bayaran, Bertarung atau Mati
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
Terkini
-
Fenomena "Salam Interaksi": Mengapa Facebook Pro Diminati Banyak Emak-Emak?
-
Healing Berujung Pilu: Aktris Korea Kehilangan Ratusan Juta di Bali dalam 10 Menit
-
Kerja Keras Tapi Gak Kaya-kaya? Mungkin Kamu Kena 7 Jebakan Finansial Ini
-
Main Padel Bareng, Verrel Bramasta dan Ruby Chairani Fix Pacaran?
-
Dari Cute Sampai Cool, 4 Outfit Yuqi I-DLE yang Wajib Kamu Coba!