Penelitian eksperimental farmakolog Richard Griffiths terhadap beberapa responden pada tahun 2016 menjelaskan tentang efek penggunaan senyawa psilosibin dalam jamur halusinogenik terhadap pasien kanker stadium akhir, terbukti menyumbang berkurangnya ketakutan mereka akan kematian.
Semuanya berjalan dengan baik karena saat menjalani eksperimen ini. Sebagian responden mengatakan bisa melihat langsung kematian lewat mati suri yang melegakan perasaan mereka dan sama sekali tidak menyeramkan, sama seperti yang disampaikan oleh Seneca.
Nun jauh di sana sekitar tahun 40-65 Masehi, Lucius Annaeus Seneca berdasarkan filosofi Stoa memahami kebenaran tentang kematian dan menyampaikan petuah bahwa hakikat hidup sebenarnya adalah perjalanan menuju kematian.
Perjalanan tersebut tertuang dalam buku 'How To Die' yang berisi kumpulan surat bertema kematian karya Lucius Annaeus Seneca dan disampaikan kepada sahabatnya, kaum elite Romawi, dan umat manusia pada masa itu seolah dirinya tidak pernah bisa lepas dari pikiran tersebut.
"Barang siapa tidak memahami cara mati yang baik, dia akan menjalani hidupnya dengan buruk," Ihwal Ketenangan Pikiran 11.4, Seneca.
Dalam siklus alami, kematian merupakan akhir dari kehidupan sebagai pembebasan jiwa dari raga. Dalam kasus tertentu merupakan jalan keluar dari rasa sakit, perbudakan yang merendahkan, atau kedzaliman raja dan tirani yang menghancurkan integritas moral.
Penyebutan terakhir merupakan pengalaman yang dirasakan oleh Seneca, filsuf sekaligus politikus yang saat itu menjadi senator muda kekaisaran menyaksikan penganiayaan terhadap orang-orang yang tidak lagi dipercaya oleh pihak istana.
Seneca juga merasakan secara langsung hukuman dalam pengasingan yang kemudian dipanggil kembali ke istana sebagai penasehat kekaisaran. Dengan patuh Seneca melayani pemerintahan sehingga menjadi kaya dan mungkin alasan itulah yang menyebabkan dirinya menjadi bagian dari orang-orang yang tidak disukai.
Dalam atmosfer istana kekaisaran yang mencekam, Seneca menulis panduan moral Stoisisme bagi teman dan kolega senator ketika menghadapi masa-masa sulit dengan inti ajaran mencari kerajaan dalam diri sendiri atau kerajaan akal budi sebagai tempat kesetiaan kepada kebenaran.
Bagi mereka saat itu, harta dan pangkat tidak akan memberikan kebahagiaan dan kesedihan. Seandainya kebebasan terenggut oleh tirani atau kondisi kesehatan, mungkin kematian_bahkan dengan eutanasia_merupakan pilihan terbaik yang bisa diterima.
Seneca menyaksikan kegilaan dan kebengisan kaisar terhadap setiap anggota keluarga_termasuk dirinya_yang dianggap sebagai ancaman. Kaisar Roma selalu memaksa lawan politiknya untuk menghabisi nyawa dengan bunuh diri, jika menolak maka kaisar akan mengeksekusi dan merampas harta mereka.
Seneca dituduh telah bersekongkol dalam percobaan pembunuhan yang gagal sehingga menyulut kemurkaan kaisar dan dia dipaksa untuk menghabisi nyawanya sendiri. Hingga akhirnya Seneca tidak hanya bisa memberikan nasehat kematian kepada penerima surat-suratnya tetapi juga terhadap dirinya melalui praktek eutanasia yang dilakukan pada akhir hayatnya.
Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Kaum Intelektual Kudu Ngerti kalau 'Literasi bukan Sekadar Calistung' Mulu
-
Karakteristik Schadenfreude dalam Psikologi Massa Sound Horeg
-
Tokoh Perempuan di Balik Sukses Ki Hajar Dewantara Pertahankan Taman Siswa
-
Tumbuhkan Jiwa Patriot lewat Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
-
Clue Kemandirian Finansial di Balik Terputusnya 'Galak Gampil'
Artikel Terkait
-
Review Buku Coretanino Bandung: Cerita Perjalanan Seru Melalui Sketsa
-
Kisah Mencekam Pembunuh Berantai Bertangan Dingin di Novel 'The Red Cloak'
-
Ulasan Buku 'Seni Membaca Pikiran Orang Lain Meskipun Kamu Bukan Psikolog'
-
Ulasan Novel SK2H: Kisah Gadis Misterius yang Selalu Mengenakan Kaus Kaki
-
Novel yang Komplit, Rumit, dan Ciamik dalam '1 Kos 3 Cinta 7 Keberuntungan'
Ulasan
-
Novel The Art of a Lie: Misteri Kehidupan Ganda Suami yang Telah Meninggal
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Ulasan Buku Bertemu Denganmu: Mari Bertemu Lagi, untuk Pertama Kalinya
-
Ulasan Novel Lewat Tengah Malam: Teror dan Misteri dari dalam Kulkas Bekas
-
Review Film Merah Putih: One For All, Terlalu Mentah untuk Dinikmati
Terkini
-
Rizky Ridho Dianggap Layak Main di Eropa, Mengapa Tak Langsung Abroad?
-
Diisukan Diincar Schalke 04, Akankah Thom Haye Pilih Karir di Liga Jerman?
-
4 Serum Retinol Harga Murah Rp40 Ribuan, Rahasia Awet Muda Bebas Kerutan!
-
BRI Liga 1: Menang di Markas Persita, Momen Kebangkitan Persebaya Surabaya
-
Sprint Race GP Austria 2025: Merayakan Kemenangan Satu Lusin Marc Marquez