Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Akramunnisa Amir
Sampul Buku The Way of Nagomi (ipusnas)

Jepang adalah salah satu negara yang terkenal akan kentalnya budaya yang menjadi bagian dari filosofi hidup masyarakatnya. Salah satu filosofi hidup yang terkenal adalah Ikigai yang mencakup keselarasan dalam kehidupan.

Selain Ikigai, ada lagi filosofi hidup yang juga menarik untuk disimak. Yakni konsep tentang Nagomi dalam buku berjudul 'The Way of Nagomi' karya Ken Mogi.

Nagomi ini adalah filosofi hidup yang berisi anjuran untuk merangkul segala hal yang terjadi dalam kehidupan agar kita bisa meraih seimbangan. Hampir mirip dengan Ikigai. Namun, Nagomi bersifat menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan.

Lantas, kenapa harus menerapkan Nagomi? Sebab, kita tidak bisa terus mengandalkan kebahagiaan sebagai penggerak kita untuk hidup.

Realitanya, kita butuh dua sisi kehidupan baik kesulitan maupun kemudahan agar hidup bisa menjadi lebih bermakna.

Di sinilah peranan Nagomi sebagai filosofi hidup yang merangkul seluruh keberagaman rasa yang kita miliki sebagai manusia. Kita butuh berolahraga dan beristirahat, kesedihan dan kegembiraan, hingga keberhasilan dan kegagalan.

Di dalam buku ini, penulis merangkum bagaimana contoh-contoh penerapan Nagomi pada masyarakat Jepang.

Hal tersebut dipaparkan dalam 10 bab, yakni Nagomi pada makanan, diri, hubungan, kesehatan, pembelajaran seumur hidup, kreativitas, kehidupan, masyarakat, alam, dan Nagomi secara umum.

Ada beberapa hal menarik yang saya garis bawahi dalam pembahasan tentang Nagomi ini. Di antaranya adalah bagaimana Nagomi berperan dalam membentuk karakter masyarakat Jepang yang punya keinginan yang kuat untuk berkembang, tapi sekaligus menghindari kecenderungan show off atas prestasi yang mereka capai.

Contohnya bisa kita lihat pada anonimitas dari tokoh dibalik Vocaloid hingga profesi Seiyuu (pengisi suara) pada anime Jepang yang kebanyakan hanya tampil di balik layar dan tidak terlalu menyukai kepopuleran.

Mereka rela menghapus ego demi bisa berkarya secara bebas tanpa harus terbebani dengan nama besar dan popularitas.

Contoh lain dari penerapan Nagomi juga bisa kita lihat pada hidangan bento yang terdiri atas berbagai jenis makanan porsi kecil namun tertata rapi. Selain mementingkan gizi, tradisi penyajian makanan ala orang Jepang juga begitu menjunjung harmoni dan keselarasan.

Secara umum, buku ini sangat insightful. Ada banyak sekali kebudayaan Jepang beserta filosofinya yang dijelaskan secara sederhana oleh penulis.

Pada intinya, Nagomi yang diterapkan dalam setiap aspek kehidupan bisa membantu kita untuk merangkul seluruh peristiwa sebagai pembelajaran.

Bagi pembaca yang tertarik untuk mempelajari Nagomi lebih dalam, buku ini bisa menjadi referensi. Selamat membaca!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Akramunnisa Amir