Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Athar Farha
Poster Film Cinta dari Timor (IMDb)

Coba bayangkan, ada film berpotensi menarik banyak jumlah penonton: Film Cinta dari Timor, yang rilis di bioskop sejak 5 September 2024, dengan kisah romansa berlatar sejarah, tapi cuma bisa menggaet jumlah penonton di hari pertama penayangan sebanyak 259. Rasanya gimana? Menyedihkan sekali!

Film Cinta dan Timor pada akhirnya mencatat dirinya sebagai salah satu film dengan performa terburuk untuk film lokal. Salahnya di mana, sih? Yuk, kepoin film yang disutradarai Angger Yudha Setiawan di bawah naungan Clock Work Films. 

Film Cinta dari Timor berfokus pada hubungan Bintang (Adhisty Zara) dan Langit (Jourdy Pranata) yang mengalami guncangan di tengah peristiwa bersejarah—pisahnya Timor Timur. Langit berjanji akan membawa Bintang keluar dari wilayah yang penuh ketidakpastian. Sayangnya, janji Langit nggak kunjung diwujudkan, malah menghilang tanpa jejak. Delapan tahun kemudian, Bintang dan Langit bertemu kembali, dan Bintang menuntut penjelasan dari Langit. 

Ulasan:

Sebelum membahas performa film, kayaknya lebih oke lagi bila membahas bagian penting yang berkontribusi atas performa buruk film ini. Ketika melihat poster resmi Film Cinta dari Timor, apa yang kamu pikirkan? 

Jujurly, Poster film ini memang secara eksplisit menunjukkan ‘latar dan kisah utama’ berkisar pada tema sejarah, sesuatu yang ‘sepertinya’ agak kurang menarik penonton. Entahlah, tapi memang jarang ada film Indonesia berlatar sejarah (bukan nggak ada ya). Bahkan untuk judul: “Cinta dari Timor”, itu sama sekali nggak mencerminkan inti ceritanya. Seandainya ganti judul dengan poster yang mengundang rasa penasaran, sepertinya nggak akan se-jeblok pendapatan di hari penayangan itu. 

Bintang-bintang terkenal yang meramaikan filmnya, Adhisty Zara dan Jourdy Pranata, tampak nggak mampu mendatangkan banyak penonton. Sayang sekali.

Ketika Film Cinta dari Timor mampu menyuguhkan ending yang cukup mengejutkan, tapi lagi-lagi, kekurangan film ini cukup menggelitik. Seperti elemen politiknya, yang ternyata ‘tipis setipis kue lapis’, padahal sebenarnya bisa lebih difokuskan jadi inti cerita, bukannya malah kayak tempelan doang. Jika sudah begini, berarti ada masalah pada naskah. 

Bahkan, aku juga merasakan adanya ‘hole’. Biarpun begitu, ini nggak buruk dan masih sangat layak ditonton. Seperti halnya akting dua lead character, oke dan sesuai porsinya. Nah, kemudian untuk keputusan plotnya di momen akhir yang nggak terprediksi (mungkin karena film sepi penonton jadi aku nggak terlalu berekspektasi) itu bikin agak syok. 

Pada akhirnya, bila sudah begini, mungkin benar, Film Cinta dari Timor merupakan contoh nyata dari sebuah film dengan premis yang menarik dan cast ternama, tapi rupanya nggak selalu menjamin kesuksesan. Sekali lagi, film ini nggak buruk. Skor: 6,5/10. Bila bioskop terdekatmu masih menayangkan film ini, cobalah ditonton. Selamat nonton ya. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Athar Farha