Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Akramunnisa Amir
Potret Natasha Rizky dan Bukunya (Instagram/natasharizkynew)

Beberapa waktu lalu, Natasha Rizky yang merupakan seorang aktris sekaligus pemain film menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul 'Kamu Tidak Istimewa'.

Awalnya saya merasa skeptis dengan isinya. Mengira bahwa penulis hanya 'aji mumpung' memanfaatkan popularitasnya saat diterpa isu badai perceraian dengan ujug-ujug menerbitkan buku.

Tapi setelah membacanya, saya merasa tersentuh. Bagaimana tidak, buku ini terasa begitu jujur dalam mengungkapkan isi hati sang penulis. Tentang kesedihan, keresahan, cinta yang tak berbalas, hingga harapan yang pupus di tengah jalan.

Sebagaimana sepenggal puisi berjudul Ruang Hijau berikut. Sebuah puisi yang barangkali menggambarkan perasaan terluka yang dialami penulis.

Aku melihat ke arahnya dengan pelipis mataku.
Ampun, ini di dalamnya berdarah-darah. Hampir mati.
Dia terlihat biasa saja, ringan. Tubuhku gontai terambau cedera yang jelas

Tardinya aku masih berharap, dia yang akan membangun narasi perjuangan.
Namun kenyataannya, aku hanya memanjangkan angan-angan. (Halaman 17)

Puisi di atas menggambarkan beratnya melepaskan seseorang. Akan tetapi, ternyata sosok yang dilepaskan seolah bersikap santai, tak ada beban. Seolah-olah kita mencintai dan patah hati seseorang diri, dan dia tidak pernah peduli.

Tapi di antara berbagai tema yang kelam tersebut, Natasha Rizky masih menyelipkan pesan-pesan yang berisi harapan. Betapa Allah begitu menyayangi semua makhluk-Nya, tanpa terkecuali.

Kita bukanlah satu-satunya pemeran utama, bahkan dalam hidup kita sendiri
Bukan hanya kamu yang dicintai-Nya
Bukan hanya kamu yang tersusah
Kamu tidak seistimewa itu. (Halaman 77)

Jadi jika kita didera ujian, tak perlu merasa menjadi sosok yang paling menderita di bumi karena kita tidaklah istimewa. Tidak perlu saling adu nasib, atau merasa diri sendirilah yang paling sengsara. Dunia tidak berputar hanya tentang kesedihan kita saja.

Dalam buku puisi ini, Natasha Rizky berkali-kali menekankan tentang betapa saya, kamu, dan siapapun di dunia ini diberi ujian sebagai manifestasi dari bukti cinta dari-Nya. Bukankah setiap cinta akan diuji kesungguhannya? Tapi tenang saja, ujian itu sifatnya sementara. Dan Allah telah merancang skenario yang sempurna atas tiap kehidupan para hamba-Nya. 

Jika kamu tertarik untuk menyelami bagaimana penulis memandang masalah dari sudut pandang yang positif, kumpulan puisi Kamu Tak Istimewa ini berisi kalimat-kalimat dan penghiburan yang mampu menghangatkan hati! Selain itu, buku puisi ini disertai dengan ilustrasi yang sangat eye-catching sehingga tidak membosankan untuk dibaca.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Akramunnisa Amir