Bercerita tentang ibu seolah tak akan ada habisnya. Mengingat selalu saja ada hal yang bisa diceritakan mengenai seorang ibu. Perjalanan hidupnya, perjuangannya, cara didiknya, dan kasih sayangnya yang tak memiliki batasan.
Ibu merupakan sosok yang penting dalam hidup kebanyakan orang. Bukan hanya sebagai seseorang yang melahirkan anak, tetapi juga bisa menjadi seorang sahabat. Tempat pulang ketika dunia bersikap tidak menyenangkan.
I Love You, Mom merupakan buku cerita anak dwibahasa yang di dalamnya terhimpun 10 cerita mengenai ibu. Salah satu kisah di dalamnya bercerita ketika sang anak menjabarkan alasan kenapa ibunya sempurna. Ini salah satu bagian yang saya suka, berjudul "My Mother is Perfect Because...".
Sang anak tetap menceritakan dengan bangga alasan kenapa ibunya sempurna. Walaupun ada kegagalan dan kesalahan yang dilakukan oleh ibunya, ia tetap menghargai dan menganggap sang ibu sempurna. Tentu saja, seorang ibu juga manusia yang tidak mungkin luput dari membuat kesalahan, tetapi kita punya opsi ingin melihatnya dengan sudut pandang seperti apa.
Bukan hanya manis, tetapi juga menyentil. Bagian kisah yang berjudul "What My Mother Gave Me" seolah-olah ingin menyentil bagaimana reaksi anak ketika dihadapkan dengan pilihan dari ibu. Sesuatu yang kita inginkan terkadang tidak dituruti, melainkan beralih dengan mengikuti pilihan ibu yang awalnya terasa menyebalkan namun ternyata berujung dengan meyelamatkan dan mengesankan. Walaupun memang benar, tidak semua pilihan ibu bisa tepat sasaran benar, namun perlu diingat pula bahwa kemungkinan benarnya pun ada.
Dari kisah-kisah di dalam buku ini menunjukkan bagaimana kekuatan dari seorang ibu, bagaimana ibu menjadi yang paling percaya dengan anaknya ketika sang anak sendiri tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup, dalam kesederhanaan keluarga yang membuat anak merindukan ibu walaupun tengah menikmati kemewahan, dan masih ada pesan-pesan lainnya yang dapat diambil dari buku ini.
I Love You, Mom memiliki 10 cerita yang keseluruhannya ditulis oleh Arleen A., namun ilustrasi di dalamnya sendiri memiliki ilustrator yang berbeda-beda untuk setiap ceritanya. Saya menyenangi perubahan-perubahan gaya ilustrasi yang tentu saja kontras perbedaannya. Menakjubkan melihat bagaimana ciri khas para ilustrator terpampang nyata.
Kendati buku ini ditujukan untuk anak-anak, sebagai orang dewasa, saya turut larut ke dalam kisahnya. Mengingat-ingat bagaimana ibu saya sendiri dan dalam diam kembali mengagumi ketangguhannya.
Baca Juga
-
Realita Kehidupan Ketika Dewasa dalam Buku Adulthood is a Myth
-
Krisis Eksistensial dan Kekerasan dalam Buku Awan-Awan di Atas Kepala Kita
-
4 Rekomendasi Buku Nonfiksi Islami yang Cocok Dibaca di Bulan Ramadan
-
Belajar Mengendalikan Rasa Marah Lewat Buku Ketika Alina Marah
-
Review Buku Menunggu Beduk Berbunyi Karya Hamka, Sarat Masalah Adat, Politik, dan Agama
Artikel Terkait
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Siapa Ibu Tristan Gooijer? Fullbek Kanan Ajax Amsterdam Keturunan Maluku Lagi Dirayu PSSI
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
-
Kreatif dan Mandiri: Panduan Praktis Bisnis Keluarga untuk Ibu Rumah Tangga
-
Ulasan Novel Animal Farm karya George Orwell: Revolusi Menjadi Tirani
Ulasan
-
Lezatnya Bakso Lava Aisyah, Pilihan Tepat untuk Pencinta Kuliner Pekanbaru
-
Review Qodrat 2: Lebih Religius dan Lebih Berani Menebar Teror!
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya
-
Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh
Terkini
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Gelar Konferensi Pers, Drama Kim Soo-hyun 'Knock-Off' Terancam Tak Tayang
-
Film Muslihat: Tipu Daya Iblis di Panti Asuhan, Siapa yang Akan Tersesat?
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca