Film Uang Panai 2 yang tayang pada 8 Agustus 2024, kembali menyajikan komedi dengan Sutradara Ihdar Nur, yang membawa penonton ke ‘kehidupan masyarakat Makassar’. Namun, di sekuelnya, karakter Anca (Ikram Noer) dan Risna (Nurfadhillah) dua protagonis film pertama, di sini cuma nongol sebentar (screen time-nya sedikit). Nggak masalah sih.
Sinopsis Film Uang Panai 2
Film Uang Panai 2 akan membawa kamu mengikuti perjalanan Iccang (Rendi Yusa Ali), sosok pria yang berusaha untuk menikahi Icha (Diny Arishandy) sang pujaan hati. Namun, halangan datang dari ibu Icha, yang menginginkan anaknya menikahi pria yang "selevel".
Dalam usahanya memenuhi harapan orang tua dan mengumpulkan uang panai yang mahal, Iccang meminta bantuan dari Pattumbu—perusahaan jasa konseling—didirikan oleh Anca (Ikram Noer) dan Risna (Nurfadhillah). Dengan berbagai cara yang konyol dan absurd, Iccang mencoba mengumpulkan uang sambil menghadapi berbagai tantangan yang membuat penonton tertawa sekaligus merenung.
Review Film Uang Panai 2
Rendi Yusa Ali menurutku mampu beradaptasi dengan baik dalam situasi konyolnya sebagai Iccang. Termasuk Diny Arishandy tampil natural dan mampu menyampaikan perasaannya dengan kuat sebagai Icha. Malah aku lebih suka Tumming dan Abu yang ceria dan ceroboh, eh. Interaksi di antara mereka seriusan menghibur.
Saat film menghadirkan momen-momen absurd yang menjadi ciri khas film komedi, itu nggak garing sih. Misalnya, interaksi konyol antara Iccang dan teman-temannya saat merencanakan cara mengumpulkan uang panai, memperlihatkan situasi yang bikin aku nggak bisa nahan tawa, dan kuyakin kamu juga bakal begitu.
Nggak cuma bikin ketawa ya. Dalam perjalanan Iccang, ada lapisan drama yang memancing emosi, terutama ketika melihat tekanan yang dialami Icha dari ibunya. Penonton bisa merasakan amarah dan frustrasi yang dialami Icha, ketika dirinya terjebak antara keinginan untuk bahagia atau melakukan kewajiban untuk memenuhi harapan orang tua.
Meski Film Uang Panai 2 ada banyak momen lucu, film ini tetap nggak lepas dari kekurangan. Struktur narasinya terkadang terasa janggal, dengan beberapa peristiwa yang nggak sepenuhnya relevan atau (mungkin) terpaksa disisipkan. Yang jelas, ada scene yang seharusnya nggak perlu ada tapi dibuat ada.
Se-nggaknya, minimal Film Uang Panai 2 jauh lebih baik. Banyak kelemahan dari pendahulunya diperbaiki di sini. Seperti visual yang jauh lebih baik. Jadi kalau kamu mau nonton, jangan ragu ya.
Baca Juga
-
Untamed di Netflix: Luka Lama dan Rahasia Kelam di Taman Nasional
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
-
Review Film Smurfs: Petualangan Baru dan Sihir yang Nggak Lekang Oleh Zaman
-
Review Film Sentimental Value: Ladang Luka Lama yang Belum Sembuh
-
Review Series One Night in Idaho: Dokumenter True Crime Menolak Eksploitasi
Artikel Terkait
-
Sinopsis dan Ulasan Film Blink Twice, Debut Epik Zoe Kravitz sebagai Sutradara
-
Film At The End of The Tunnel: Kecerdikan Pria Lumpuh dalam Merampok Bank
-
7 Rekomendasi Film yang Menggugah Perasaan tentang Kesendirian
-
Ulasan Film Pearl Harbor: Kisah Tentang Perang, Cinta, dan Persahabatan
-
Rahasia Gelap Sang Ayah Ideal dalam Film Trap
Ulasan
-
Untamed di Netflix: Luka Lama dan Rahasia Kelam di Taman Nasional
-
Ulasan Novel Brothers: Saat Kebaikan Saudara Tak Selalu Berbuah Manis
-
Ulasan Novel Kokokan Mencari Arumbawangi: Suara Perempuan untuk Lingkungan
-
3 Rekomendasi Novel Korea yang Mengangkat Realitas Sosial Perempuan
-
Ulasan Buku Sepupu Misterius, Rahasia Sang Penulis Cilik
Terkini
-
Toxic Positivity: Ketika Bahagia Jadi Kewajiban, Bukan Pilihan
-
4 Pelembab Korea Berbahan Cica untuk Kulit Sensitif dan Jaga Skin Barrier!
-
Dari Film Sore dan Pelajaran untuk Berhenti Memaksa Orang Berubah
-
5 Manga Terbaik dengan Vibe Mirip Dandadan, Kisah Sadis Berbalut Humor
-
Malut United Datangkan Riyan Ardiansyah, Aroma PSIS Semarang Makin Kental