Novel 'Hate First, Love You Later' berkisah tentang Gwen, seorang karyawati kantoran dan juga Bara, bos yang sukanya nyuruh-nyuruh ini itu.
Tak heran bila Gwen kesel abis sama Bara. Namun semua perintah Bara tetap ia lakukan karena ia merasa masih butuh gaji.
Namun semua hal menyebalkan ini berubah sejak Gwen dekat dengan Reno, anaknya Bara. Bosnya itu mendadak sudah tidak lagi suka nyuruh-nyuruh. Sebaliknya, Gwen justru jadi perhatian.
Seperti saat Bara yang nyamperin Gwen saat sedang menunggu ojek online dan menawarkan tumpangan. Namun ternyata, keadaan ini membuat Gwen pun bingung dan canggung. Ia pun berusaha menjauh.
Namun tidak tinggal diam, Bara justru memberinya tugas yang mengharuskan mereka bertemu.
Seiring berjalannya waktu, ternyata ada maksud di balik semua siksaan Bara. Sosok Gwen mirip dengan seseorang dari masa lalunya. Konflik makin seru saat Gwen merasa ragu akan cintanya dan ia mengira Bara belum bisa move on.
Bagi penyuka novel dengan alur office romance, 'Hate First, Love You Later' ini menarik karena adegan dan konfliknya relevan dengan kehidupan nyata. Jadi cerita ini terasa beda dari kebanyakan novel bergenre dan bertema serupa.
Semua karakternya juga logis dan manusiawi. Nggak ada yang terlalu baik atau terlalu jahat. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi porsinya pas dan terasa nyata. Suasana kantornya juga terasa hidup dan nggak sekedar tempelan.
Lalu chemistry di antara Gwen, Bara, dan sahabat-sahabat gokilnya seru untuk diikutin. Dialognya juga terasa hidup dan tidak terasa kosong. Perkembangan karakternya buat nggak bisa berenti baca sampai akhir.
Rasanya mengena di hati, bikin senyum, tapi kadang juga geleng-geleng.
Secara keseluruhan, saya suka dengan novel 'Hate First, Love You Later' ini. Perjuangan tokohnya dijelaskan secara logis dan ada alasan di baliknya. Sebab akibatnya terasa jelas dan nggak asal-asalan.
Alurnya terkesan nggak berlebihan. Jadi Saya merekomendasikan buku ini bagi penyuka bacaan office romance, tapi dengan kisah unik dan nggak pasaran.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Bedah Skema Judi Online di Balik Film China "No More Bets"
-
Bedah Lagu SuperM Better Days: Ada Hari Menyenangkan setelah Masa Sulit
-
Semuanya Akan Baik-baik Saja, Ini 'Obat' di Balik Lagu EXO 'Just As Usual'
-
Mengenal Fangirling Sebagai Coping Mechanism untuk Bertahan Hidup
-
Isu Diskriminatif di Balik Film Jepang 'Sweet Bean'
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Novel The One and Only Ivan, Kisah Emosional Gorilla di Dalam Jeruji
-
Menemukan Bintang di Langit Jiwa: Sebuah Renungan atas Novel Lucida Sidera
Ulasan
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Review Serena: Story Berat, Art Cakep, dengan Tension yang Menembus Layar
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
Terkini
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
3 Karakter Kuat akan Dikalahkan Bonney dengan Mudah di Duel Anime One Piece
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa