Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Rie Kusuma
Cover buku Cermin Ajaib (Gramedia)

Siapa yang tak mengenal Enid Blyton? Beliau adalah penulis cerita anak berkebangsaan Inggris yang karya-karyanya telah mendunia dan banyak dialihbahasakan ke berbagai bahasa.

Salah satu bukunya yang sarat akan pesan moral dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Cermin Ajaib dan Kisah-Kisah Lainnya. Buku ini diterbitkan pertama kali oleh Gramedia Pustaka Utama di tahun 1986.

Buku setebal 192 halaman ini memuat 7 cerita, yaitu: Cermin Ajaib, Boneka Paling Agung, Anjing yang Tahu Membalas Budi, Gadis Berupa Buruk, Anak Kambing yang Lincah, Lucy Periang dan Dicky yang Membosankan, dan Pak Licik.

Dalam cerita pertama dan merupakan judul utama di buku ini, Cermin Ajaib, dikisahkan tentang Sammy yang punya kebiasaan memberengut. Ibunya kerap berkata bahwa wajah seseorang terbentuk sejak masih kecil. Jika Sammy terus cemberut, pasti kelak ia akan menjadi orang berwajah jelek dan pemarah. (Hal. 9)

Sammy tak percaya dan berpikir ibunya hanya mengada-ada. Sampai suatu hari ia bertemu Kakek Mata Biru. Sammy menyukai si kakek karena selalu riang gembira.

Kakek Mata Biru menegur Sammy yang masih gemar memberengut. Kata kakek, saat tua nanti wajah Sammy bisa buruk jika sering cemberut. Ia lalu mengajak Sammy ke rumahnya dan meminta Sammy berkaca di cermin ajaib miliknya.

Sammy lalu menyaksikan pantulan wajahnya di cermin ajaib kala remaja dan saat tua. Garis-garis wajahnya membuat ia kelihatan jelek, garang, dan tampak tidak bahagia.

Sammy ketakutan. Ia tak ingin jika tua nanti wajahnya menjadi buruk. Sejak itu Sammy berjanji untuk tak pernah lagi memberengut. Ia kemudian menjadi anak yang ramah, selalu tersenyum, dan tertawa. Teman-temannya pun bertambah banyak.

Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Sammy adalah memperbanyak senyum niscaya membuat kita disenangi banyak orang dan otomatis teman kita pun bertambah. Selain itu, saat tua nanti wajah kita tetap terlihat awet muda dan menyenangkan.

Cerita lain yang sama menariknya dan menjadi favorit saya berjudul Pak Licik. Ia seseorang yang pelit dan hanya mau memberikan sesuatu jika ada imbalannya.

Suatu hari ia memberikan telur-telur busuk miliknya kepada Pak Hidung Kecil. Tentu saja ia berharap akan diberikan madu lebah piaraan Pak Hidung Kecil untuk membalas kebaikannya.

Namun, apakah keinginan Pak Licik terwujud jika ia memberikan sesuatu yang buruk, tapi berharap mendapatkan balasan yang baik?

Tentu saja tidak! Pak Licik justru mempermalukan dirinya di hadapan Pak Hidung Kecil dengan perbuatan tak terpujinya tersebut.

Secara keseluruhan cerita dalam buku Cermin Ajaib sarat akan pesan moral. Anak-anak diajarkan menjadi pribadi yang menyenangkan, menuruti nasihat orang tua, mampu melihat sisi baik dari setiap orang, dan lain sebagainya, tanpa terkesan menggurui.

Buku Cermin Ajaib selain menggunakan bahasa sederhana, juga dilengkapi gambar ilustrasi yang semakin memudahkan anak-anak untuk memahami ceritanya.

Orang tua juga diharapkan mendampingi putra dan putrinya dalam kegiatan membaca, agar dapat membimbing dan mencontohkan secara langsung, jika anak-anak masih memiliki pertanyaan seputar buku yang mereka baca.

Buku ini saya rekomendasikan untuk para orang tua yang tengah mencari bacaan bermutu, yang sarat akan pesan moral untuk putra-putrinya. Semoga dapat menumbuhkan minat baca anak-anak dan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rie Kusuma