'Menjala Kunang-Kunang' adalah kumpulan puisi karya Ibe S. Palogai. Buku yang terbit pada tahun 2019 ini adalah buku keempat dari seri buku puisi Selfie(sh) hasil kolaborasi antara beberapa penulis.
Bisa dibilang, buku ini adalah jenis buku yang bisa dibaca sekali duduk karena hanya terdiri atas 30 halaman.
Meskipun singkat, tapi kesan yang ditinggalkan setelah membaca buku puisi ini rasanya mampu bertahan dalam ingatan. Pasalnya, buku puisi karya penulis yang akrab disapa Ibe ini sungguh indah.
Dengan kecerdasannya, Ibe mampu menuliskan sebuah puisi berlarik panjang dan penuh dengan diksi yang memikat. Sebagaimana kutipan puisi yang tak berjudul berikut.
Aku kembali memberikan diriku jatuh dalam tangkapan jalamu
Tetapi hanya kasta kunang-kunang yang kaulerai
Lalu mengibarkannya setelah cahaya derasnya berkelip
Kautegakkan kembali bayangan ketapang yang tertebang
Adalah kau tahu, kelip cahaya kunang-kunang itu,
Denyut yang menjaga lukaku tetap bernama cinta
(Halaman 8)
Dari keseluruhan puisi yang ada dalam buku ini, saya menangkap kesan bahwa penulis sedang menyampaikan perasaan seseorang yang sedang patah hati.
Di lain puisi, ada pula yang menceritakan perasaan orang yang dicampakkan oleh kekasihnya. Meskipun barangkali di tengah hubungan romansa yang dijalani, saya menduga bahwa tokoh dalam puisi tersebut telah berkorban dan sanggup memberikan apa saja untuk sang kekasih. Namun ujung-ujungnya tetap dicampakkan. Sebagaimana kutipan puisi berikut.
Hadiah terbaik yang bisa aku berikan kepada diri sendiri
Hanya kesendirian yang tak diintimidasi waktu
Oleh kau yang meminta setiap detiknya
(Halaman 19)
Secara umum, puisi-puisi dari Ibe S. Palogai ini begitu menggugah. Ia mampu merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang indah.
Hanya saja, sebagai pembaca awam, saya harus berhenti sejenak tiap kali membaca puisi dari Ibe untuk meresapi makna sesungguhnya yang hendak disampaikan penulis. Sebab, tipe puisi Ibe ini cenderung memainkan banyak metafora dan jarang menggunakan kalimat langsung yang mudah dipahami.
Tapi meskipun rumit, buku puisi ini mampu menciptakan makna yang mendalam. Terlebih bagi pembaca yang suka dengan puisi-puisi yang sarat akan refleksi diri.
Bagi orang-orang yang sedang ingin merayakan patah hati lewat sebuah puisi, Menjala Kunang-Kunang ini adalah salah satu rekomendasi buku puisi yang bisa menjadi pilihan bacaan!
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
-
Polemik Bu Ana, Brave Pink, dan Simbol yang Mengalahkan Substansi
Artikel Terkait
Ulasan
-
Film Rest Area yang Terlalu Ambisius dan Lupa Caranya Memikat Penonton
-
Bukan Tentang Siapa yang Selamat, Memahami Lebih Dalam Film Tukar Takdir
-
Review Film One Battle After Another: Sebuah Cerminan Masyarakat Modern!
-
Review Film The Strangers: Chapter 2, Pembunuh Bertopeng Kembali Meneror!
-
Review Film Maria: Kisah Pilu Diva yang Kehilangan Suaranya!
Terkini
-
Ketika Gandrung Menari di Irama Tarian Penghancur Raya oleh .Feast
-
Kalahkan Palangka Raya, SMKN 1 Balikpapan Juarai AXIS Nation Cup
-
4 Sunscreen Berbahan Aloe Vera Efektif Melembapkan dan Menyejukkan Kulit
-
Woro Widowati Kembali Hadir dengan Patgulipat, Lagu tentang Cinta dan Dilema Hati
-
Perwakilan Syahrini Minta Maaf, Akui Asal Comot Foto Siomay Chef Davina?