Lagu 'Masing-Masing' oleh Ade Govinda dan Ernie Zakri seperti secarik surat yang penuh emosi, ditulis oleh seseorang yang telah lelah berjuang dalam hubungan yang tidak lagi sehat. Liriknya mengungkap kisah patah hati dengan cara yang begitu jujur, membuat pendengarnya merasa terhubung dengan setiap kata.
Dari bait pertama, lagu ini membawa kita menyelami perjalanan cinta yang penuh warna—dari indahnya kebersamaan hingga pahitnya perpisahan. Baris "Pernah sesayang itu, pernah secinta itu, tapi itu dulu," menjadi pengingat bahwa cinta, omongan apa pun, tidak selalu bertahan selamanya. Sentimen ini begitu sederhana namun menggugah, membangkitkan kenangan tentang hubungan yang begitu berarti, namun kini hanya menjadi cerita masa lalu.
Keputusan untuk melepaskan terungkap jelas dalam lirik, "Tapi aku letih juga, lebih baik kita masing-masing". Ini bukan sekedar pernyataan, tapi sebuah wujud dari keberanian untuk memilih diri sendiri di atas cinta yang tidak lagi sehat. Lagu ini menyuarakan perasaan banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa terkadang, berhenti adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri.
Lagu ini juga mengangkat tema tentang rasa tidak dianggap, seperti dalam lirik, "Aku tak kau anggap pada cerita, aku tak kau anggap pada derita". Frasa ini menggambarkan hubungan yang timpang, di mana salah satu pihak merasa tidak dihargai meskipun telah memberikan segalanya. Bagi banyak pendengar, lirik ini bisa menjadi cermin dari pengalaman pribadi yang sering sulit untuk diungkapkan.
Namun, yang membuat lagu ini begitu kuat adalah kejujurannya dalam menggambarkan rasa sakit. "Walau rasaku ini sakit tak berdarah," adalah metafora yang sempurna untuk luka emosional yang tak terlihat namun terasa begitu nyata. Ini adalah jenis rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan, tetapi dirasakan oleh mereka yang pernah terluka oleh cinta.
Secara musikal, lagu ini sangat cocok dengan tema emosionalnya. Aransemen sederhana, mungkin dengan piano atau gitar akustik, memberikan ruang bagi lirik untuk bersinar. Nada yang melankolis memperkuat rasa kehilangan, tetapi sekaligus memberikan ketenangan, seolah-olah menyiratkan bahwa setelah semua rasa sakit, akan ada kedamaian.
Lagu ini bukan hanya tentang patah hati, tapi juga tentang menemukan kekuatan dalam kelelahan. Bagi pendengar, ini mengingatkan bahwa tidak apa-apa untuk berhenti, untuk memilih jalan yang lebih baik, dan untuk akhirnya melepaskan. "Tapi aku letih juga" bukan hanya lirik, tetapi juga merupakan perwujudan keberanian yang menginspirasi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gen Z Lebih Pilih Sehat Mental Dibanding IPK Cumlaude, Salahkah?
-
Gen Alpha Beda dari Kita! Pola Asuh Zilenial Ubah Segalanya
-
Hormat Bukan Berarti Setuju! Gen Z dan Keberanian Berdialog
-
Ketika Karnaval Jadi Derita! Sound Horeg dan Dampak Nyata untuk Kesehatan
-
AXIS Nation Cup! Tempat Mimpi-Mimpi Liar Pemuda Indonesia Meledak
Artikel Terkait
-
Lagu Klasik On Bended Knee Karya Boyz II Men, Balada Cinta yang Abadi di Era Digital
-
HAN SKZ Curhat tentang Keberanian Hadapi Ketidakpastian Hidup lewat Lagu Maybe
-
Manis Banget! SEVENTEEN Ungkap Cinta Abadi di Lagu 'Shohikigen'
-
Viral TikTok! Esensi Romantis Dibalik Lagu Trot MYTRO 'Bomb Bomb Bomb'
-
Lirik Lagu Batak 'Natalia' Nagabe Trio
Ulasan
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Ulasan Buku My Olive Tree: Menguak Makna Pohon Zaitun bagi Rakyat Palestina
-
Review Film Death Whisperer 3: Hadir dengan Jumpscare Tanpa Ampun!
Terkini
-
Tubuh Tak Pernah Lupa: Bagaimana Trauma Tinggalkan Luka Biologis
-
Penangkapan WFT: Akankah Ini Akhir dari Misteri Bjorka?
-
4 Toner Rp20 Ribuan yang Ampuh Redakan Bruntusan, Mengandung Salicylic Acid
-
Sontek 4 Ide Outfit ala Kim Young Kwang, Bikin GayaMakin Macho Maksimal!
-
Skandal Pengaturan Skor Mencuat, Atlet Bulu Tangkis PB Djarum Terseret