Saat menjalin sebuah hubungan romansa, seseorang akan melewati beberapa fase dalam hubungan tersebut. Mulai dari fase jatuh cinta hingga patah hati.
Namun, tentu tidak semua hubungan akan berakhir buruk dan menyebabkan seseorang patah hati.
Ada yang malah bisa melanjutkan hubungan tersebut pada tingkat yang lebih serius dan akhirnya berani berkomitmen untuk melangkah ke jenjang pernikahan.
Meskipun tidak semua hubungan berakhir dengan patah hati, tapi terkadang perasaan kecewa pada pasangan menjadi sesuatu yang tak terelakkan.
Bahkan pasangan yang menikah bertahun-tahun pun juga sewaktu-waktu merasa kecewa dengan pasangannya.
Ada pasang surut dalam sebuah hubungan yang mau tidak mau akan dirasakan. Lantas, bagaimana caranya agar kita bisa melewati setiap fase tersebut dengan cara yang bijak?
Nah, pertanyaan tersebut dikupas tuntas dalam buku berjudul 'Cinta di Segala Musim' yang ditulis oleh Tim Cinta Setara. Tim Cinta Setara ini terdiri atas sepuluh psikolog yang telah berpengalaman mendampingi sejumlah permasalahan terkait hubungan romansa.
Sebagaimana judulnya, Cinta di Segala Musim membahas berbagai 'musim' percintaan yang dialami oleh kaum remaja dan dewasa awal saat menjalin sebuah hubungan sebelum lanjut ke fase pernikahan.
Ada 5 musim yang dibahas dalam buku ini. Pertama adalah musim gugur saat sebuah hubungan terlihat mesra, tapi sebenarnya menyiksa.
Kedua adalah musim dingin, saat terpaksa harus putus dan cara terbaik menyikapi hal tersebut.
Ketiga adalah musim hujan, saat menjadi single bukan waktunya untuk galau, tapi justru menjadi sahabat terbaik untuk diri sendiri.
Keempat adalah musim semi, saat jatuh cinta dan semuanya terasa berbunga-bunga. Dan terakhir adalah musim panas, tentang bagaimana mempertahankan hubungan di kala 'panas' menyerang.
Ketika menghadapi setiap fase di atas, tentu kita harus menyikapinya dengan cara yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Tim penulis yang merupakan para psikolog memberikan panduan yang aplikatif tentang kiat menjalani hubungan yang sehat di setiap musimnya.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan berbagai teori ilmiah tentang kesehatan mental saat menjalin sebuah relasi dengan seseorang.
Hal tersebut memungkinkan pembaca punya panduan yang ilmiah untuk merefleksikan hubungan romansa dengan cara yang lebih objektif. Sehingga setelah membaca buku ini, diharapkan tidak lagi terjebak dalam toxic relationship.
Secara umum, buku ini lumayan lengkap dan sangat informatif. Penjelasannya disampaikan dengan gaya bahasa yang mengalir sehingga enak dibaca.
Materi yang dibahas juga hal-hal yang up to date yang seringkali menjadi topik keresahan berbagai pasangan dengan problematikanya masing-masing.
Hal tersebut membuat buku ini sangat recommended bagi para pembaca yang ingin mencari referensi tentang cara menjalani hubungan romansa yang sehat bersama pasangan!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Tamalatea, Tentang Cinta yang Tak Kunjung Layu
-
LSPR Institute Luncurkan Buku The Power of Internal Communication, Sebuah Kajian Komunikasi Internal di BUMN
-
Menyikapi Ujian Hidup: Buku Jangan Bersedih, Karena Allah Selalu Bersamamu
-
Ulasan Novel Arunika: Kisah Cinta yang Rumit dan Penuh Dilema
-
Resign sebab Tak Ada Waktu Baca Buku dalam Makelar Politik Karya Puthut EA
Ulasan
-
Mercusuar Cafe & Resto: Spot Foto Magical ala Negeri Dongeng di Bandung!
-
Cinta Tulus di Penghujung Ajal, Film Sampai Titik Terakhirmu Sedih Banget!
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
Terkini
-
Respons Nurra Datau soal Label Nepo Baby: Bukan Hal Negatif
-
Arogansi Politik vs Sains: Ahli Gizi Dibungkam di Forum MBG
-
Mengenal Rully Anggi Akbar, Dosen dan Praktisi F&B yang Menikahi Boiyen
-
Perjalanan 15 Tahun Mengabdi di SD Negeri Dayuharjo
-
Jadi Groomsmen Boiyen, Andre Taulany Titip Doa Manis untuk Kedua Pengantin!