Film terbaru buatan Dyan Sunu Prastowo, Utusan Iblis, sudah rilis sejak 2 Januari 2025 yang diproduksi DLK Pictures. Menariknya, film ini dibintangi Shareefa Daanish sebagai Olivia, Cindy Nirmala sebagai Cantika, dan Dimas Aditya pun turut hadir sebagai Rendy. Dengan durasi 90 menit, apakah Film Utusan Iblis bakal secemerlang para bintangnya? Yuk, bahas lebih detail lagi!
Sinopsis Film Utusan Iblis
Olivia adalah psikiater yang bekerja di rumah sakit jiwa dan memiliki spesialisasi dalam menangani trauma. Suatu ketika Olivia didatangi Rendy, polisi yang meminta bantuannya untuk mengungkap motif di balik pembantaian yang dilakukan oleh Cantika terhadap anak dan suaminya.
Namun, sesi terapi yang dilakukan Olivia membawa dirinya ke dalam spiral kehancuran pribadi. Kondisi psikologisnya semakin memburuk, pasien lain yang ditangani tewas mengenaskan, dan dia mulai diganggu ingatan masa lalunya yang gelap. Di sisi lain, Cantika rupanya dirasuki entitas jahat yang telah lama menghantuinya dan menjadikan dirinya sebagai "utusan iblis."
Ketidaktepatan Narasi dan Eksplorasi Karakter
Masalah terbesar dari Film Utusan Iblis adalah ketidakjelasan narasi. Premisnya oke sih—menggabungkan horor psikologis dengan elemen investigasi polisi—film ini seharusnya mampu menawarkan cerita yang kompleks dan menggugah. Sayangnya, fokus cerita terasa mentah dan hanya berputar pada konflik Olivia dan Cantika tanpa ngasih solusi atau perkembangan karakter pada keduanya.
Konflik Olivia yang Kurang Terbangun
Olivia, karakter yang seharusnya jadi poros utama cerita, alih-alih menggali lebih dalam bagaimana trauma masa lalunya berkaitan dengan kasus Cantika, film ini malah cuma memberi kilasan samar tanpa kejelasan yang signifikan. Trauma Olivia seakan-akan cuma "tempelan" semata, bukan elemen yang benar-benar mendorong cerita. Sangat disayanginya sekali!
Potensi Cantika yang Nggak Dimanfaatkan
Sebagai karakter yang jadi pusat misteri, Cantika sebenarnya memiliki potensi besar. Dia dirasuki entitas jahat, yang sebenarnya bisa membuka peluang untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait asal-usul entitas itu, atau bagaimana entitas itu memengaruhi Cantika secara psikologis. Namun, filmnya malah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan membangun hubungan yang lemah antara Olivia dan Rendy, sehingga latar belakang Cantika terasa seperti diceritakan setengah hati. Asli, gaje banget!
Hubungan Olivia dan Rendy yang Hambar
Rendy, sebagai seorang polisi, di film malah hanya berfungsi sebagai "pembawa kasus" tanpa memberikan kontribusi berarti. Ya, dia nggak memanfaatkan keahliannya sebagai polisi untuk mendalami kasus ini, melainkan sepenuhnya bergantung pada Olivia. Berasa kayak riset karakternya nggak sungguh-sungguh, atau memang naskahnya nggak mau ribet ‘bikin penonton percaya dengan karakternya’. Huh! Hubungan keduanya terasa hambar!
Narasi yang Kehilangan Fokus
Alih-alih menggali eksposisi mengenai entitas jahat yang jadi akar masalah, film justru malah sibuk merangkai cerita Olivia yang terus-menerus diterpa trauma. Ini membuat film terasa monoton, tanpa arah, dan membuat penonton kehilangan minat. Pokoknya hambar bin basi! Padahal, dengan membangun mitologi entitas tersebut, film ini bisa menciptakan nuansa horor yang lebih kuat dan solid.
Potensi yang Terbuang Sia-sia
Film ini sebenarnya memiliki banyak elemen menarik—trauma psikologis, kasus kriminal, dan pengaruh entitas jahat. Namun, semuanya terasa seperti puzzle yang nggak tersusun dengan baik. Seandainya, narasinya lebih fokus, pengembangan karakter lebih dalam, dan eksposisinya tepat, barangkali Film Utusan Iblis bisa jadi film horor psikologis yang berkesan. Sayangnya, kelemahan-kelemahan itu membuat film terasa membosankan dan sulit dinikmati hingga akhir.
Skor: 1/5
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Menyelami Emosi dan Etika Penggunaan AI dalam Film Mothernet
-
Nostalgia Multisemesta dan Aksi Brutal dalam Film Deadpool and Wolverine
-
Franchise Fatigue, Ketika Waralaba Hilang Arah dalam Film Despicable Me 4
-
Momen Tak Terlupakan dari Squid Game Season 2, Siap Dibawa Emosi!
-
Bagaimana Film It Ends with Us Menyuarakan Kritik Sosial tentang KDRT?
Artikel Terkait
-
Ulasan Film Horor 'Temurun', Ketika Sekte Sesat Jadi Warisan Keluarga
-
3 Rekomendasi Film Korea Mendatang yang Pantang Buat Kamu Lewatkan
-
Nostalgia Multisemesta dan Aksi Brutal dalam Film Deadpool and Wolverine
-
Ulasan Dirty Angels: Aksi Heroik Tentara Wanita dalam Misi Penyelamatan
-
Franchise Fatigue, Ketika Waralaba Hilang Arah dalam Film Despicable Me 4
Ulasan
-
Taman Buah Mekarsari, Tempat Wisata untuk Liburan Bersama Keluarga di Bogor
-
Tsuka Ramen: Rasa Autentik Ramen Khas Jepang dengan Harga Ramah di Kantong
-
Ulasan Buku Lentera Buku, Menghidupkan Kembali Semangat Baca di Era Digital
-
Letting Go, Buku Self Improvement tentang Kekuatan Pasrah
-
Trik Kelola Keuangan Rumah Tangga ala Tasaro GK dalam Buku Belahan Jiwa
Terkini
-
Realita di Balik Kerja Work From Anywhere: Enak atau Malah Ribet?
-
3 Drama Korea Baru Moon Ga Young yang akan Tayang Tahun Ini, Layak Dinantikan!
-
Tampil Tajam di AMEC 2024, 3 Penyerang Ini Layak Direkrut oleh Klub Liga 1
-
Aktris China Zhao Lusi Ungkap Depresi dan Dugaan Kekerasan yang Dialaminya
-
Jo Yu Ri Pertimbangkan Tawaran Drama Thriller Variety Usai Squid Game 2